Belum Tentukan Dukungan Capres, Partai Berkarya: Tak Mau Memilih karena Pragmatisme
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tiga pasangan calon presiden dan calon presiden (capres-cawapres) Pilpres 2024 telah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Mereka adalah Ganjar Pranowo-Mahfud MD, kemudian Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin), dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Menanggapi hal itu, Sekjen Partai Berkarya Fauzan Rachmansyah mengaku partai yang dipimpin Muchdi Purwoprandjono ini belum mengambil sikap dukungan kepada pasangan capres dan cawapres yang akan bertarung di Pilpres 2024.
“Nanti nanti ya, bacapres dan bacawapres kan baru daftar, belum ditetapkan,” ujarnya ketika ditemui saat diskusi dengan pemuda dan seniman, Kamis (26/10/2023)
Fauzan menjelaskan, partainya tidak ingin memilih pasangan capres dan cawapres karena fanatisme. Melainkan kebutuhan cita-cita Indonesia Emas dan iklim demokrasi yang baik ke depannya.
“Partai masih menimbang dukungan yang akan diberikan. Jadi sabar saja, kan ditetapkan sama KPU baru bulan November, mungkin masih banyak drama lagi, ojo grusa-grusu,” imbuhnya.
Fauzan melanjutkan, dalam menentukan arah dukungan, Partai Berkarya mengafirmasi sebagai swing voters, berpikir secara rasional dan logis bukan karena fanatisme, pragmatisme, survey yang tinggi atau sekedar ikut-ikutan.
“Kami mendalami kebimbangan perasaan swing voters, yang akan menentukan di akhir. Kita tidak butuh coattail effect, karena tiduk ikut pemilu legislatif. Kita cuma ingin yang terbaik untuk rakyat Indonesia,” tuturnya.
Menanggapi hal itu, Sekjen Partai Berkarya Fauzan Rachmansyah mengaku partai yang dipimpin Muchdi Purwoprandjono ini belum mengambil sikap dukungan kepada pasangan capres dan cawapres yang akan bertarung di Pilpres 2024.
“Nanti nanti ya, bacapres dan bacawapres kan baru daftar, belum ditetapkan,” ujarnya ketika ditemui saat diskusi dengan pemuda dan seniman, Kamis (26/10/2023)
Fauzan menjelaskan, partainya tidak ingin memilih pasangan capres dan cawapres karena fanatisme. Melainkan kebutuhan cita-cita Indonesia Emas dan iklim demokrasi yang baik ke depannya.
“Partai masih menimbang dukungan yang akan diberikan. Jadi sabar saja, kan ditetapkan sama KPU baru bulan November, mungkin masih banyak drama lagi, ojo grusa-grusu,” imbuhnya.
Fauzan melanjutkan, dalam menentukan arah dukungan, Partai Berkarya mengafirmasi sebagai swing voters, berpikir secara rasional dan logis bukan karena fanatisme, pragmatisme, survey yang tinggi atau sekedar ikut-ikutan.
“Kami mendalami kebimbangan perasaan swing voters, yang akan menentukan di akhir. Kita tidak butuh coattail effect, karena tiduk ikut pemilu legislatif. Kita cuma ingin yang terbaik untuk rakyat Indonesia,” tuturnya.
(cip)