Mengungkap 7 Sub Kesatuan Pasopati yang Bertugas Menculik Para Jenderal Hidup atau Mati
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pada pukul 2.30 WIB pagi dini hari tanggal 1 Oktober 1965, Letnan Satu Dul Arief selaku pimpinan Kesatuan Pasopati dari Gerakan 30 September memeriksa barisannya di Lubang Buaya, pada sebidang lapangan di pinggiran Pangkalan Udara Halim, sebelah tenggara Jakarta.
Seperti dikutip dalam buku Tragedi Nasional Percobaan KUP G30S/PKI di Indonesia, Jumat (29/9/2023), Kesatuan Pasopati dibagi dalam tujuh Sub Kesatuan.
Setiap Sub Kesatuan bertanggung jawab untuk menculik serta membawa ke pangkalan Lubang Buaya masing-masing satu jenderal dalam daftar yang dibuat.
Kesatuan-kesatuan tersebut diatur sebagai berikut:
1. Sub Kesatuan yang bertanggung jawab menculik Jenderal Abdul Haris Nasution di bawah komando Pembantu Letnan Dua, Djahurub dari Resimen Tjakrabirawa, yang terdiri dari satu regu Batalyon I Resimen Tjakrabirawa, satu peleton masing-masing dari Batalyon Pasukan Para 454 dan 530, Kesatuan Pasukan Para Angkatan Udara, dan satu peleton sukarelawan dan Pemuda Rakyat.
2. Sub Kesatuan yang diserahi menculik Letnan Jenderal Achmad Yani di bawah komando Pembantu Letnan Satu, Mukidjan dari Brigade 1, terdiri dari masing-masing satu peleton dari Brigade Infanteri 1, Batalyon Pasukan Para 454, dan 530, satu regu dari Tjakrabirawa dan dari Kesatuan Pasukan Para Angkatan Udara, serta dua regu dari Pemuda Rakyat.
3. Sub Kesatuan yang ditugasi menculik Mayor Jendetal Suprapto di bawah komando Sersan Kepala Sulaiman dari Tjakrabirawa, yang terdiri dari dua regu Resimen Tjakrabirawa.
4. Sub Kesatuan yang mendapat tugas menculik Mayor Jenderal S Parman di bawah komando Sersan Kepala Sulaiman dari Tjakrabirawa, yang terdiri dari satu regu Resimen Tjakrabirawa dan satu peleton dari Batalyon 530.
5. Sub Kesatuan yang bertanggung jawab menculik Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomihardjo di bawah komando Sersan Mayor Surono dari Tjakrabirawa, yang terdiri dari tiga regu Resimen Tjakrabirawa.
6. Sub Kesatuan yang bertugas menculik Mayor Jenderal MT Haryono di bawah komando Sersan Kepala
Bungkus dari Tjakrabirawa, terdiri dari tiga regu yang berasal dari resimen bentukan sendiri.
7. Sub Kesatuan yang bertugas menculik Brigadir Jenderal DI Pandjaitan di bawah komando Sersan Mayor Sukardjo dari Batalyon Kesatuan Para 454, yang terdiri dari masing-masing satu regu Brigade Infanteri 454 dan Brigade Infanteri 1.
Dalam briefingnya, Letnan Dul Arief masih tetap mengemukakan cerita mengenai adanya komplotan "Dewan Jenderal" dan memberitahukan kepada para komandan Sub Kesatuan.
"Bahwa para jenderal yang segera akan mereka culik adalah orang-orang yang merencanakan suatu perebutan kekuasaan. Oleh karena itu mereka harus ditangkap dan dibawa ke pangkalan Lubang Buaya, tidak peduli dalam keadaan hidup atau mati," seperti dikutip dalam buku tersebut.
Kemudian sekira pukul 3.30 WIB pagi, tujuh Sub Kesatuan tersebut meninggalkan Lubang Buaya untuk menjalankan tugas mereka masing-masing.
Seperti dikutip dalam buku Tragedi Nasional Percobaan KUP G30S/PKI di Indonesia, Jumat (29/9/2023), Kesatuan Pasopati dibagi dalam tujuh Sub Kesatuan.
Setiap Sub Kesatuan bertanggung jawab untuk menculik serta membawa ke pangkalan Lubang Buaya masing-masing satu jenderal dalam daftar yang dibuat.
Kesatuan-kesatuan tersebut diatur sebagai berikut:
1. Sub Kesatuan yang bertanggung jawab menculik Jenderal Abdul Haris Nasution di bawah komando Pembantu Letnan Dua, Djahurub dari Resimen Tjakrabirawa, yang terdiri dari satu regu Batalyon I Resimen Tjakrabirawa, satu peleton masing-masing dari Batalyon Pasukan Para 454 dan 530, Kesatuan Pasukan Para Angkatan Udara, dan satu peleton sukarelawan dan Pemuda Rakyat.
2. Sub Kesatuan yang diserahi menculik Letnan Jenderal Achmad Yani di bawah komando Pembantu Letnan Satu, Mukidjan dari Brigade 1, terdiri dari masing-masing satu peleton dari Brigade Infanteri 1, Batalyon Pasukan Para 454, dan 530, satu regu dari Tjakrabirawa dan dari Kesatuan Pasukan Para Angkatan Udara, serta dua regu dari Pemuda Rakyat.
3. Sub Kesatuan yang ditugasi menculik Mayor Jendetal Suprapto di bawah komando Sersan Kepala Sulaiman dari Tjakrabirawa, yang terdiri dari dua regu Resimen Tjakrabirawa.
4. Sub Kesatuan yang mendapat tugas menculik Mayor Jenderal S Parman di bawah komando Sersan Kepala Sulaiman dari Tjakrabirawa, yang terdiri dari satu regu Resimen Tjakrabirawa dan satu peleton dari Batalyon 530.
5. Sub Kesatuan yang bertanggung jawab menculik Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomihardjo di bawah komando Sersan Mayor Surono dari Tjakrabirawa, yang terdiri dari tiga regu Resimen Tjakrabirawa.
6. Sub Kesatuan yang bertugas menculik Mayor Jenderal MT Haryono di bawah komando Sersan Kepala
Bungkus dari Tjakrabirawa, terdiri dari tiga regu yang berasal dari resimen bentukan sendiri.
7. Sub Kesatuan yang bertugas menculik Brigadir Jenderal DI Pandjaitan di bawah komando Sersan Mayor Sukardjo dari Batalyon Kesatuan Para 454, yang terdiri dari masing-masing satu regu Brigade Infanteri 454 dan Brigade Infanteri 1.
Dalam briefingnya, Letnan Dul Arief masih tetap mengemukakan cerita mengenai adanya komplotan "Dewan Jenderal" dan memberitahukan kepada para komandan Sub Kesatuan.
"Bahwa para jenderal yang segera akan mereka culik adalah orang-orang yang merencanakan suatu perebutan kekuasaan. Oleh karena itu mereka harus ditangkap dan dibawa ke pangkalan Lubang Buaya, tidak peduli dalam keadaan hidup atau mati," seperti dikutip dalam buku tersebut.
Kemudian sekira pukul 3.30 WIB pagi, tujuh Sub Kesatuan tersebut meninggalkan Lubang Buaya untuk menjalankan tugas mereka masing-masing.
(maf)