Pangdam Brawijaya Serahkan Buku ke Panglima TNI, Isinya Mengungkap Hal Ini

Rabu, 14 Juni 2023 - 17:18 WIB
loading...
Pangdam Brawijaya Serahkan Buku ke Panglima TNI, Isinya Mengungkap Hal Ini
Panglima Kodam V Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf menyerahkan langsung buku tulisannya kepada Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, Selasa 13 Juni 2023. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Panglima Kodam (Pangdam) V Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf menyerahkan langsung buku tulisannya kepada Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono. Mayjen Farid menyerahkan dua buku berjudul Tadulako dan Poso tersebut, di Bandar Udara Juanda, di Surabaya, Jawa Timur, Selasa 13 Juni 2023.

"Suatu kehormatan bagi saya, buku tulisan kami Tadulako dan Poso diterima oleh Panglima TNI di Lanudal, Juanda pada Selasa, 13 Juni 2023," kata Mayjen Farid Makruf dalam keterangannya, Rabu (14/6/2023).

Pangdam Brawijaya mengatakan, buku Tadulako ini menceritakan tentang leluhur Sulawesi Tengah, Tadulako, dari mitos ke realitas.

"Saya sangat mencintai budaya-budaya yang ada di Indonesia. Sehingga setiap saya bertugas di suatu daerah. Saya akan mencari tahu dulu seperti apa budaya itu," ucap Farid.



Setiap kali melakukan kunjungan ke daerah, Mayjen Farid selalu menanamkan dan memberikan contoh kepada anggotanya agar mencintai budaya daerah setempat, karena budaya setempat itulah ciri dan identitas dan kekuatan kita.

"Saya sampaikan ke Panglima TNI langsung sewaktu saya menyerahkan buku ini, bahwa budaya itu melambangkan kekuatan dan kelemahan sebuah bangsa dan itu saya tuangkan dalam buku Tadulako," ucap Pangdam.

Saat kuliah di Inggris, Pangdam pernah mempelajari yang namanya strategic culture. Strategic culture itu menggambarkan bagaimana budaya itu dipakai oleh suatu bangsa untuk berperang dan bagaimana pula mereka mempelajari kelemahan dan kelebihan sebuah bangsa dari budayanya itu dicari kelemahan dan kekuatannya.

"Strategic culture itu sudah dilakukan oleh Jack Snyder pada tahun 1950 dan diterapkan pada saat perang dunia ke II dan perang dingin. Makanya saya sangat stuju menanamkan kepada anggota TNI di setiap daerah agar mencintai budaya setempat. Karena budaya setempat itulah ciri identitas dan kekuatan kita," jelasnya.

Saat itu juga Panglima Laksamana Yudo bertanya ke Pangdam Farid Makruf. "Wah di waktu sibuk seperti ini kamu masih sempat nulis?" tanya Panglima Yudo.

"Siap Pak Panglima. Saya masih sempat menulis buku. Karena di sela-sela kesibukan saya, saya selalu mencatat apa yang saya lakukan dalam perjalanan dinas saya," jawab Pangdam Farid ke Panglima TNI.

Panglima TNI pun menerima buku itu dengan senang hati sembari mengucapkan terima kasih. Sedangkan buku Poso, lanjut Farid menjelaskan dihadapan Panglima Yudo, buku Poso ini adalah bukti sinergitas yang tidak hanya pada live service.

"Buku ini menceritakan sinergitas antara Pak Rahman Baso mantan Kapolda Sulteng dengan saya yang sewaktu itu Danrem Sulteng,” tuturnya.

Menurut Pangdam, persoalan Poso itu selesai karena sinergitas. "Kedua buku itu menceritakan kisah nyata," ucapnya.

Mendengar penjelasan Pangdam, Panglima Yudo pun memujinya. "Tidak banyak Jenderal yang mau menulis kayak kamu. Nanti saya akan baca dua buku ini. Terima kasih ya," tutup Panglima TNI.

Pangdam mengakui, setiap Panglima Yudo melakukan kunjungan kerja ke wilayahnya yaitu Kodam V Brawijaya, banyak hal positif yang didapatkannya.

"Saya tidak muji Panglima TNI Laksamana Yudo, tapi kenyataannya memang Panglima Yudo adalah orang baik. Auaranya selalu memancarkan hal positif bagi saya," ujarnya.

Pangdam mengatakan, hal pertama yang disukainya dari Panglima Yudo itu adalah selalu memperhatikan aspirasi bawahannya.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1367 seconds (0.1#10.140)