Djarot PDIP Sebut TGB Masuk Bursa Cawapres Ganjar

JAKARTA - Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Djarot Syaiful Hidayat menyebut Ketua Harian Nasional Partai Perindo Tuan Guru Bajang ( TGB) Zainul Majdi masuk dalam daftar tokoh yang diinvestarisasi menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo. TGB dinilai sosok sarat pengalaman dan seorang intelektual.

"Ini kan banyak sekali ya tokoh-tokohnya (termasuk TGB). Ini akan kita inventarisasi kemudian dikaji satu per satu," kata Djarot di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (13/6/2023).

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu menyebut sosok TGB bagus menjadi kandidat cawapres Ganjar. Apalagi TGB memiliki pengalaman memimpin daerah sebagai Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) dua periode.



"Pak TGB juga punya pengalaman, beliau memimpin NTB cukup bagus, beliau juga seorang intelek, dan komunikasinya bagus," katanya.

Tak hanya TGB, Djarot menyebut ada sederet tokoh perempuan nasional yang masuk ke dalam daftar cawapres yang dimungkinkan berduet dengan Ganjar. Nama-nama itu mulai dari Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid hingga Khofifah Indar Parawansa.

"Itu semuanya akan dipetain, dievaluasi, baru setelah dievaluasi yang terbaik yang mana untuk bisa memastikan percepatan apa yang sudah diletakkan Pak Jokowi selama 10 tahun," katanya.

Perwakilan Indonesia Timur

Sementara itu, peneliti senior PolcoMM Institute Afdhal Makkuraga menilai duet Ganjar Pranowo dan TGB Muhammad Zainul Majdi merupakan pasangan capres dan cawapres ideal. Keduanya bisa saling melengkapi, baik dari sisi elektoral maupun ketika memimpin Indonesia jika terpilih nanti.

"Sangat ideal, sebab TGB dapat menutupi celah pada Ganjar," kata Afdhal dalam keterangannya yang dikutip, Selasa (13/6/2023).



Menurutnya, TGB adalah sosok religius dan berasal dari Indonesia Timur. TGB pernah menjabat sebagai Gubernur NTB selama dua periode. Afdhal menilai, Indonesia Timur memiliki kekuatan besar. Hal itu sudah dibuktikan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla (JK) pada Pilpres 2004 dan duet Joko Widodo (JOkowi)-JK pada Pilpres 2014. SBY-JK dan Jokowi-JK sama-sama memenangkan kontestasi pilpres.

"Dari nama-nama cawapres yang disodorkan, tak terlihat nama tokoh Indonesia Timur selain TGB. Maka PDIP layak memprioritaskan TGB bersama Ganjar," ujar Afdhal.

Di sisi lain, koalisi PDIP-Perindo merupakan koalisi Merah Putih. PDIP direpresentasikan sebagai warna merah dan Partai Perindo identik dengan warna putih.Hal itu bukan suatu simbolisasi belaka, melainkan merepresentasikan kerja sama politik Merah-Putih.

"Ini bukan hanya simbolisasi, tapi riil Merah-Putih adalah Indonesia," kata Afdhal.