KTT ASEAN di Labuan Bajo Momentum Kenalkan Potensi NTT ke Dunia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi ( KTT) ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) dinilai menjadi momentum untuk mengenalkan semua potensi yang dimiliki NTT kepada dunia. Dari mulai pariwisata hingga potensi lain di sektor maritim.
Pengamat maritim Ikatan Alumni Lemhannas Strategic Center (IKAL SC), Capt Marcellus Hakeng Jayawibawa mengatakan, sebagai putra daerah, ia mengapresiasi keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memilih Labuan Bajo sebagai tempat penyelenggaraan KTT ASEAN 2023. Presiden pun mengakui perhelatan ini merupakan momentum yang baik untuk memasarkan Labuan Bajo agar lebih dikenal dunia.
"Presiden sangat konsen dengan Labuan Bajo yang merupakan daerah wisata lautnya. Ini juga menunjukkan Presiden Jokowi berkomitmen dengan pencanangan program Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia," kata Hakeng dalam keterangan tertulisnya, Selasa (9/5/2023).
Tak hanya pemandangan indah, pemimpin negara dan para delegasi KTT ASEAN juga disuguhkan aneka hidangan laut yang merupakan salah satu sumber daya alam NTT. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memasukkan wilayah perikanan NTT dalam Zona 3, yakni WPPNRI 715 dan 718 yang terdiri Laut Aru, Laut Arafuru, dan Laut Timor bagian Timur. Kuota penangkapan di zona tersebut hampir 3 juta ton dengan nilai ekonominya sekitar Rp85 triliun.
"Jadi momen KTT ASEAN ini bisa pula dipakai sebagai ajang untuk menggaet investor di sektor perikanan," ujar tokoh muda NTT ini.
Potensi sumber daya perikanan tangkap di NTT berdasarkan data KKP terbilang besar tapi yang dikelola masih tergolong rendah, baru sekitar 40% dari potensi lestari sebesar 388,7 ton per tahun. Tangkapan utama berupa ikan pelagis, yaitu ikan tuna, cakalang, tenggiri, selar, kembung dan ikan demersal yaitu berupa ikan kerapu, kakap, lobster, cumi, kerang, dan lain-lain.
Provinsi NTT juga memiliki spot-spot pariwisata bahari yang tidak kalah menarik dari provinsi Indonesia lain. Labuan Bajo menyimpan keindahan alam keragaman hayati bawah laut. Menurut Hakeng, potensi pariwisata bahari di NTT tentu sangat menjanjikan. Wisatawan dapat melakukan diving, surfing, snorkeling, ataupun fishing, karena wilayah lautnya yang luas.
"Gelombang laut yang menarik untuk peselancar dapat ditemukan di Nemberala Rote. Kemudian Alor yang memiliki taman laut yang sangat indah," kata Hakeng.
KTT ASEAN bertema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth, kata Hakeng, menunjukkan kemampuan kawasan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia di masa depan seperti disebutkan Presiden Jokowi. Momentum ini sangat tepat untuk membangkitkan semangat masyarakat NTT, khususnya para pemuda agar mencintai sektor kemaritiman.
Pertemuan pimpinan negara-negara di Asia Tengga ini dapat dijadikan sebagai ajang diplomasi maritim antara pemerintah Indonesia dengan Vietnam terkait batas laut serta penetapan batas Zona Ekonomi Eksklusif dan juga dengan beberapa negara anggota ASEAN lainnya seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. Selain itu juga diharapkan Indonesia dapat menjadi motor penggerak dalam meningkatkan kerja sama di sektor kemaritiman bersama anggota ASEAN.
Hakeng meyakini Indonesia mampu menjadi motor penggerak dalam meningkatkan kerja sama dan kekuatan di sektor kemaritiman. Sebab, Indonesia terdiri dari 17.504 pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Rote. Total wilayah Indonesia sekitar 7,81 juta kilometer persegi. Seluas 5.80 km2 atau 67% wilayah Indonesia adalah perairan.
"ASEAN dapat bermitra untuk mengatasi isu-isu keamanan di lautan Samudera Pasifik dan Hindia serta untuk dapat bersama-sama mengatasi polusi di laut, khususnya sampah, di mana Indonesia berkomitmen mengurangi sampah plastik di lautan sebesar 70% pada 2025," katanya.
Pengamat maritim Ikatan Alumni Lemhannas Strategic Center (IKAL SC), Capt Marcellus Hakeng Jayawibawa mengatakan, sebagai putra daerah, ia mengapresiasi keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memilih Labuan Bajo sebagai tempat penyelenggaraan KTT ASEAN 2023. Presiden pun mengakui perhelatan ini merupakan momentum yang baik untuk memasarkan Labuan Bajo agar lebih dikenal dunia.
"Presiden sangat konsen dengan Labuan Bajo yang merupakan daerah wisata lautnya. Ini juga menunjukkan Presiden Jokowi berkomitmen dengan pencanangan program Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia," kata Hakeng dalam keterangan tertulisnya, Selasa (9/5/2023).
Tak hanya pemandangan indah, pemimpin negara dan para delegasi KTT ASEAN juga disuguhkan aneka hidangan laut yang merupakan salah satu sumber daya alam NTT. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memasukkan wilayah perikanan NTT dalam Zona 3, yakni WPPNRI 715 dan 718 yang terdiri Laut Aru, Laut Arafuru, dan Laut Timor bagian Timur. Kuota penangkapan di zona tersebut hampir 3 juta ton dengan nilai ekonominya sekitar Rp85 triliun.
"Jadi momen KTT ASEAN ini bisa pula dipakai sebagai ajang untuk menggaet investor di sektor perikanan," ujar tokoh muda NTT ini.
Potensi sumber daya perikanan tangkap di NTT berdasarkan data KKP terbilang besar tapi yang dikelola masih tergolong rendah, baru sekitar 40% dari potensi lestari sebesar 388,7 ton per tahun. Tangkapan utama berupa ikan pelagis, yaitu ikan tuna, cakalang, tenggiri, selar, kembung dan ikan demersal yaitu berupa ikan kerapu, kakap, lobster, cumi, kerang, dan lain-lain.
Baca Juga
Provinsi NTT juga memiliki spot-spot pariwisata bahari yang tidak kalah menarik dari provinsi Indonesia lain. Labuan Bajo menyimpan keindahan alam keragaman hayati bawah laut. Menurut Hakeng, potensi pariwisata bahari di NTT tentu sangat menjanjikan. Wisatawan dapat melakukan diving, surfing, snorkeling, ataupun fishing, karena wilayah lautnya yang luas.
"Gelombang laut yang menarik untuk peselancar dapat ditemukan di Nemberala Rote. Kemudian Alor yang memiliki taman laut yang sangat indah," kata Hakeng.
KTT ASEAN bertema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth, kata Hakeng, menunjukkan kemampuan kawasan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia di masa depan seperti disebutkan Presiden Jokowi. Momentum ini sangat tepat untuk membangkitkan semangat masyarakat NTT, khususnya para pemuda agar mencintai sektor kemaritiman.
Pertemuan pimpinan negara-negara di Asia Tengga ini dapat dijadikan sebagai ajang diplomasi maritim antara pemerintah Indonesia dengan Vietnam terkait batas laut serta penetapan batas Zona Ekonomi Eksklusif dan juga dengan beberapa negara anggota ASEAN lainnya seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. Selain itu juga diharapkan Indonesia dapat menjadi motor penggerak dalam meningkatkan kerja sama di sektor kemaritiman bersama anggota ASEAN.
Hakeng meyakini Indonesia mampu menjadi motor penggerak dalam meningkatkan kerja sama dan kekuatan di sektor kemaritiman. Sebab, Indonesia terdiri dari 17.504 pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Rote. Total wilayah Indonesia sekitar 7,81 juta kilometer persegi. Seluas 5.80 km2 atau 67% wilayah Indonesia adalah perairan.
"ASEAN dapat bermitra untuk mengatasi isu-isu keamanan di lautan Samudera Pasifik dan Hindia serta untuk dapat bersama-sama mengatasi polusi di laut, khususnya sampah, di mana Indonesia berkomitmen mengurangi sampah plastik di lautan sebesar 70% pada 2025," katanya.
(abd)