Sempat Temani KH Alie Yafie saat Terakhirnya, JK: Beliau Ulama yang Lemah Lembut

JAKARTA - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnyanya ulama sekaligus Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Periode 1990-2000 KH Ali Yafie . JK mengaku memiliki kenangan tersendiri dengan Almarhum

JK menuturkan telah mengenal KH Ali Yafie ketika masih muda. Sosok Almarhum merupakan teman dari mendiang ayahnya, Haji Kalla. Mereka bersahabat dan pernah bersama sama membesarkan NU di daerah asalnya.

“Ali Yafie, adalah teman dari ayah saya Haji Kalla, pernah sama-sama membesarkan NU di Sulsel,” ujar JK dalam keterangan yang diterima SINDOnews, Minggu (26/2/2023).

Kedekatan itu juga yang membuat keluarga KH Ali Yafie meminta JK untuk datang kembali ke RS Bintaro untuk melihat kondisi Almarhum yang terus menurun pada hari Sabtu 25 Februari 2023. Satu minggu sebelumnya JK juga telah membesuk Almarhum dan masih sempat berkomunikasi dan mendoakan KH Ali Yafie.

Wapres RI ke-10 dan 12 ini menyebut KH Ali Yafie adalah seorang ahli tafsir yang rendah hati, serta memiliki perangai yang lemah lembut. Dia menilai sosok KKH Ali Yafie sebagai ulama panutan.

“Beliau seorang ahli tafsir yang rendah hati, saat berbicara suaranya pelan dan halus. Sebagai seorang ulama yang pernah memimpin MUI adalah sosok teladan seorang ulama panutan,” kenang JK.

Sebelumnya diberitakan, mantan Ketua Umum MUI KH Ali Yafie meninggal dunia pada pukul 22.13 WIB, Sabtu (25/2/2023). Rais Aam PBNU 1991-1992 ini sempat dirawat di Rumah Sakit Bintaro, Tangerang Selatan.

KH Ali Yafie meninggal dunia pada usia 96 tahun setelah sempat dirawat selama beberapa saat. Jenazah Almarhum disemayamkan di rumah duka Jalan Menteng V FC 5/12 Perumahan Menteng Residence, Bintaro Sektor 7, Tangerang Selatan. Rencananya akan dimakamkan pada hari ini, Minggu 26 Februari 2023 setelah salat zuhur di Pemakaman Umum Tanah Kusir Jaksel.

Almarhum KH Ali Yafie merupakan seorang ulama dari Sulawesi Selatan, pernah menjadi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) 1998-2000 dan Rais Aam PBNU 1991-1992.