Musim Pancaroba, Hujan Es hingga Puting Beliung Berpotensi Terjadi dari Maret hingga Mei

Senin, 20 Februari 2023 - 12:52 WIB
loading...
Musim Pancaroba, Hujan Es hingga Puting Beliung Berpotensi Terjadi dari Maret hingga Mei
BMKG melihat adnya potensi cuaca ekstrem dan bencana hidrometereologi pada musim pancaroba. Peralihan musim hujan ke musim kemarai ini akan terjado pada Maret, April, dan Mei 2023. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) melihat adnya potensi cuaca ekstrem dan bencana hidrometereologi pada musim pancaroba . Peralihan musim hujan ke musim kemarai ini akan terjado pada Maret, April, dan Mei 2023.

"Kita lihat potensi cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi pada saat pancaroba. Kita lihat, jika pada saat pancaroba pertama dari musim hujan ke musim kemarau nanti, Maret, April, Mei itu terjadi puting beliung, hujan es, kemudian bisa disertai petir," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dikutip dari kanal Youtube BMKG, Senin (20/2/2023).

Guswanto menjelaskan, pancaroba merupakan peralihan dari musim kemarau ke musim hujan dan musim hujan ke musim kemarau. Potensi cuaca ekstrem seperti hujan es, angin puting beliung, juga hujan disertai petir juga berpotensi terjadi pada peralihan musim kemarau ke musim hujan pada September, Oktober, dan November 2023.



"Dan kemudian kalau kita lihat juga, pada musim pancaroba yang dari kering dari kemarau menuju musim hujan, biasanya kita lihat di September, Oktober, November yang terjadi puting beliung sama, kemudian ada hujan disertai petir dan hujan es," katanya.

Penyebab potensi cuaca ekstrem pada saat musim pancaroba dipengaruhi beberapa faktor, antara lain adanya kondisi atmosfer yang tidak stabil, seperti adanya belokan dan perlambatan angin, tekanan rendah, dan munculnya siklon. Selain itu, kata Guswanto, di wilayah iklim tropis seperti Indonesia, perubahan cuaca juga tergantung pada posisi matahari. Wilayah tropis memiliki gerak semu matahari, sehingga membuat Indonesia punya dua musim.

"Kemudian kita kita lihat kondisi atmosfer yang tidak stabil tadi itu disebabkan karena kita lihat cepat singkatnya perubahan cuaca ini juga tergantung dari pada posisi matahari ya," kata Guswanto.

Baca juga: Ancaman Krisis Air Dampak Perubahan Iklim, BMKG: Harus Jadi Perhatian Bersama
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2236 seconds (0.1#10.140)