Satukan Islam-Nasionalis, Prabowo Disebut Figur Solusi Indonesia 2024
Selasa, 15 November 2022 - 14:51 WIB
Andrea Rosiade menceritakan bagaimana sikap Prabowo Subianto kepada para pendukungnya pada Pilpres 2019. Foto: MPI/Achmad Al Fiqri
JAKARTA - Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan Prabowo Subianto merupakan figur pemersatu. Pada Pemilu 2019, Prabowo dianggap mempersatukan kelompok Islam dan nasionalis.
"Bang Fahri bilang Mas Ganjar dan Pak Anies itu dua kutub berbeda. Satu gambarkan kemarahan kubu Islam, satu gambarkan kemarahan nasionalis. Ini bahaya bagi Indonesia ke depan. Nah di sinilah figur Prabowo sebagai figur pemersatu," kata Andre dalam sebuah webinar, Selasa (15/11/2022).
Andre pun memberi contoh sikap Prabowo di Pemilu 2019. Saat itu, kata Andre, terjadi situasi kacau di depan Kantor Bawaslu, Jakarta Pusat pada pertengan Mei 2019. Dia menyebut Prabowo mendatangi Kantor Bawaslu untuk melihat pendukungnya berdemonstrasi. Prabowo tertegun saat melihat ada yang mengalami luka.
Baca juga:
"Bahkan lagi jalan ada salah satu pendukungnya umur 16 atau 17 tahun teriak, 'Pak Prabowo saya siap mati untuk bapak.' Pak Prabowo turun mobil, datangi duduk jongkok dia lihat yang bersangkutan luka-luka, berdarah-darah terus berkata 'kamu masih muda, kamu tidak boleh mati untuk saya, tetapi kamu harus hidup untuk mengisi kehidupan bangsa ini," kata Andre menirukan ucapan Prabowo.
Atas dasar itu, Andre merasa, Prabowo mengedepankan kepentingan bangsa dan negara. "Sehingga apa yang dilakukan Pak Prabowo, beliau memilih bergabung dengan Pak Jokowi meskipun dicaci sebagian masyarakat," ujar Andre.
Andre juga merasa terdapat dampak positif saat Prabowo gabung ke Kabinet Indonesia Maju. Ia merasa kondusifitas politik menjadi stabil. Apalagi, saat pandemi Covid-19 menghantam dunia.
"Indonesia dianggap salah satu negara unggul si seluruh dunia dalam hadapi pandemi. Karena apa? Pak Prabowo bersama Pak Jokowi," ucap Andre.
"Nah masa kita ulangi lagi kemarahan Islam dan kemaraham nasionalis yang membayahayakan. Indonesia butuh figur pemersatu, yaitu Prabowo Subianto. Jadi Pak Prabowo Solusi Indonesia di 2024," tandas Andre.
"Bang Fahri bilang Mas Ganjar dan Pak Anies itu dua kutub berbeda. Satu gambarkan kemarahan kubu Islam, satu gambarkan kemarahan nasionalis. Ini bahaya bagi Indonesia ke depan. Nah di sinilah figur Prabowo sebagai figur pemersatu," kata Andre dalam sebuah webinar, Selasa (15/11/2022).
Andre pun memberi contoh sikap Prabowo di Pemilu 2019. Saat itu, kata Andre, terjadi situasi kacau di depan Kantor Bawaslu, Jakarta Pusat pada pertengan Mei 2019. Dia menyebut Prabowo mendatangi Kantor Bawaslu untuk melihat pendukungnya berdemonstrasi. Prabowo tertegun saat melihat ada yang mengalami luka.
Baca juga:
"Bahkan lagi jalan ada salah satu pendukungnya umur 16 atau 17 tahun teriak, 'Pak Prabowo saya siap mati untuk bapak.' Pak Prabowo turun mobil, datangi duduk jongkok dia lihat yang bersangkutan luka-luka, berdarah-darah terus berkata 'kamu masih muda, kamu tidak boleh mati untuk saya, tetapi kamu harus hidup untuk mengisi kehidupan bangsa ini," kata Andre menirukan ucapan Prabowo.
Atas dasar itu, Andre merasa, Prabowo mengedepankan kepentingan bangsa dan negara. "Sehingga apa yang dilakukan Pak Prabowo, beliau memilih bergabung dengan Pak Jokowi meskipun dicaci sebagian masyarakat," ujar Andre.
Andre juga merasa terdapat dampak positif saat Prabowo gabung ke Kabinet Indonesia Maju. Ia merasa kondusifitas politik menjadi stabil. Apalagi, saat pandemi Covid-19 menghantam dunia.
"Indonesia dianggap salah satu negara unggul si seluruh dunia dalam hadapi pandemi. Karena apa? Pak Prabowo bersama Pak Jokowi," ucap Andre.
"Nah masa kita ulangi lagi kemarahan Islam dan kemaraham nasionalis yang membayahayakan. Indonesia butuh figur pemersatu, yaitu Prabowo Subianto. Jadi Pak Prabowo Solusi Indonesia di 2024," tandas Andre.
(muh)
tulis komentar anda