Stafsus Presiden Apresiasi Inovasi BRIN terkait Ramah Lingkungan

Sabtu, 12 November 2022 - 07:31 WIB
Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono mengapresiasi inovasi peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terkait ramah lingkungan. Foto/Istimewa
JAKARTA - Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono mengapresiasi inovasi peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional ( BRIN ) terkait ramah lingkungan. Diaz mengunjungi Sentra Teknologi Polimer di Kawasan Pusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (10/11/2022).

Dalam kesempatan itu, Diaz meninjau salah satu inovasi peneliti BRIN berupa piring dari bahan pelepah pinang yang bersifat mudah terurai oleh tanah (biodegradable) dan kuat. "Ini menarik karena jika dilihat dari carbon footprint-nya, produk furnitur dengan bahan papan dari Pak Ghozali menghasilkan carbon footprint yang lebih kecil dari furnitur pada umumnya," katanya.

Diaz mengatakan, kunjungan ini sengaja dilakukan dalam rangka meninjau bagaimana peran para peneliti berinovasi menanggulangi permasalahan sampah di Indonesia sekaligus mendukung komitmen Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang disampaikan di COP-26 untuk menurunkan emisi gas rumah kaca di Indonesia sebesar 29-41% pada 2030 dan Net Zero Emission pada 2060.





Diaz Hendropriyono juga mengajak para pelaku industri consumer goods untuk beralih menggunakan produk-produk plastik yang ramah lingkungan.

Kepada Diaz, Peneliti Pusat Riset Kimia Maju Muhammad Ghozali menjelaskan piring berbahan pelepah pinang tersebut juga dapat diurai menjadi serat-serat dan diolah menjadi papan untuk keperluan furnitur ramah lingkungan. "Saya dan para peneliti kimia molekuler sudah merasakan riset kami digunakan industri, diberi royalti dan lisensi. Walaupun nilainya tidak seberapa, lisensi dan royalti menjadi kebanggaan untuk kami, berarti penelitian kami sudah diakui industri," ujar Ghozali yang didampingi Kepala Pusat Kimia Maju Yenny Meliana.

Ghozali mengatakan, hasil penelitiannya itu juga telah diproduksi massal oleh PT Greenie Indonesia untuk dijual bekerja sama dengan perusahaan furnitur asal Swedia. Hasil produksinya, kata Ghozali, juga bermanfaat untuk tunjangan peneliti.

Menurutnya, presiasi terhadap riset dan produk inovasi dari para peneliti di Indonesia saat ini sudah lebih baik dengan adanya royalti dan lisensi yang diterimanya dari produk inovasi. Sementara itu, Periset Ahli Madya Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan BRIN Nadhirah menyambut baik kunjungan tersebut guna mendukung target Presiden Jokowi.

"Perlu dibiasakan adanya breakthrough pemutus sekat baik antar institusi maupun semua pihak termasuk industri untuk mencapai target net zero emission dari Presiden," ucapnya.

Tak ketinggalan, Kepala Pusat Riset Agroindustri Mulyana Hadipernata juga memperlihatkan karya inovasi lainnya untuk menggantikan plastik atau styrofoam yang tidak mudah terurai oleh tanah, seperti wadah makanan yang terbuat dari ampas singkong, sedotan dari sagu, alas kaki dari sekam padi hingga plastik dari pati aren.

“Produk-produk seperti plastik dari bahan yang ramah lingkungan seperti ini harus kita gunakan secara massal pada industri consumer goods. Kita harus cari cara untuk melakukan link and match dengan industri, jangan hanya menjadi produk inovasi yang berhenti di BRIN. Kan nanti peneliti bisa dapat royalti lagi,” seloroh Diaz.

Turut mendampingi selama kunjungan perekayasa-perekayasa BRIN yang selama ini telah hadir dengan berbagai hasil riset yakni Ernie Soekotjo, Arief Ariyanto, dan Hardaning Pranamuda.
(rca)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More