Kisah Soegeng Soetarto, Jenderal Polisi yang Nyaris Divonis Mati di Zaman Soeharto
Rabu, 31 Agustus 2022 - 12:30 WIB
JAKARTA - Soegeng Soetarto, nama yang cukup asing di telinga sebagian masyarakat Indonesia. Dalam riwayatnya, Soetarto sendiri menjadi salah satu orang yang kariernya tamat setelah peristiwa 30 September 1965 .
Dirangkum dari berbagai sumber, pada sepak terjangnya, Brigadir Jenderal Soegeng Soetarto dikenal sebagai salah satu loyalis Presiden Soekarno . Dia sendiri pernah menjabat sebagai Kepala Badan Pusat Intelijen (BPI).
Baca juga : Kondisi Mencekam Sebelum Percobaan Perebutan Kekuasaan, Peristiwa G30S/PKI
Setelah terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965, karier Soegeng Soetarto di instansi kepolisian terpaksa tamat. Dia menjadi salah satu sosok yang diduga terlibat dalam aksi kudeta yang gagal tersebut.
Pada perkembangannya, Soetarto ditangkap dan dipenjara sebelum akhirnya resmi diadili di Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub). Dalam proses persidangan yang berlangsung, sesuai dugaan dia dijatuhi hukuman mati.
Akan tetapi, vonis tersebut berubah pada tahun 1980 saat era Presiden Soeharto berkuasa. Adapun hukuman mati yang semula diberikan kepada Soegeng Soetarto diubah menjadi hukuman seumur hidup.
Baca juga : Pangkostrad: Foto-Foto Peristiwa 1965 Tersimpan Baik Agar Tak Lupa Pemberontakan PKI
Dalam hal ini, Soetarto tidaklah sendirian, mantan Kepala Staf Angkatan Udara Omar Dhani dan mantan atasannya Soebandrio juga turut diubah jenis hukumannya. Sama halnya dengan Soetarto, sebelumnya mereka juga mendapat vonis mati dan pada akhirnya diubah menjadi hukuman seumur hidup.
Pada tahun 1995, Presiden Soeharto memberikan grasi kepada Soegeng Soetarto beserta dengan dua tahanan politik lainnya, yaitu Omar Dhani dan Soebandrio. Tak lama berselang, mereka pun resmi bebas dari belenggu jeruji besi.
Kendati demikian, mereka tidak sepenuhnya bebas. Adapun alasannya karena Soetarto dan kedua tahanan politik yang baru dibebaskan tetap diawasi dan dipantau oleh pihak yang berwenang.
Dirangkum dari berbagai sumber, pada sepak terjangnya, Brigadir Jenderal Soegeng Soetarto dikenal sebagai salah satu loyalis Presiden Soekarno . Dia sendiri pernah menjabat sebagai Kepala Badan Pusat Intelijen (BPI).
Baca juga : Kondisi Mencekam Sebelum Percobaan Perebutan Kekuasaan, Peristiwa G30S/PKI
Setelah terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965, karier Soegeng Soetarto di instansi kepolisian terpaksa tamat. Dia menjadi salah satu sosok yang diduga terlibat dalam aksi kudeta yang gagal tersebut.
Pada perkembangannya, Soetarto ditangkap dan dipenjara sebelum akhirnya resmi diadili di Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub). Dalam proses persidangan yang berlangsung, sesuai dugaan dia dijatuhi hukuman mati.
Akan tetapi, vonis tersebut berubah pada tahun 1980 saat era Presiden Soeharto berkuasa. Adapun hukuman mati yang semula diberikan kepada Soegeng Soetarto diubah menjadi hukuman seumur hidup.
Baca juga : Pangkostrad: Foto-Foto Peristiwa 1965 Tersimpan Baik Agar Tak Lupa Pemberontakan PKI
Dalam hal ini, Soetarto tidaklah sendirian, mantan Kepala Staf Angkatan Udara Omar Dhani dan mantan atasannya Soebandrio juga turut diubah jenis hukumannya. Sama halnya dengan Soetarto, sebelumnya mereka juga mendapat vonis mati dan pada akhirnya diubah menjadi hukuman seumur hidup.
Pada tahun 1995, Presiden Soeharto memberikan grasi kepada Soegeng Soetarto beserta dengan dua tahanan politik lainnya, yaitu Omar Dhani dan Soebandrio. Tak lama berselang, mereka pun resmi bebas dari belenggu jeruji besi.
Kendati demikian, mereka tidak sepenuhnya bebas. Adapun alasannya karena Soetarto dan kedua tahanan politik yang baru dibebaskan tetap diawasi dan dipantau oleh pihak yang berwenang.
(bim)
tulis komentar anda