PAN Ngaku Dapat Jatah Menteri Lewat Reshuffle Kabinet, PKB: Boleh Saja Ge Er

Selasa, 14 Juni 2022 - 19:48 WIB
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengatakan, PAN sebagai parpol yang tergabung dalam koalisi pendukung pemerintah boleh bersikap gede rasa bakal mendapatkan jatah menteri di kabinet pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin. Foto/Dok.SINDOnews
JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) mengaku bakal mendapatkan satu kursi menteri lewat reshuffle kabinet yang kabarnya akan digelar pada Rabu (15/6/2022). Klaim PAN itu pun ditanggapi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengatakan, PAN sebagai parpol yang tergabung dalam koalisi pendukung pemerintah boleh bersikap gede rasa bakal mendapatkan jatah menteri di kabinet pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin. “Ya boleh saja ge er (gede rasa, red), apa boleh. Apalagi, PAN ada di koalisi, merasa mendapat jatah,” kata Jazilul kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (14/6/2022).

Namun, Jazilul menegaskan, reshuffle kabinet yang bakal dilakukan dalam waktu dekat bukan langkah akomodasi politik. Tapi lantaran Indonesia tengah dalam tekanan ekonomi merupakan faktor yang membuat pemerintah melakukan reshuffle kabinet.





“Tapi, seperti yang saya sebutkan tadi, reshuffle hari ini tidak murni mengakomodasi karena ada faktor lain, namanya tekanan ekonomi,” ujarnya.

Menurut Wakil Ketua MPR ini, reshuffle kabinet dalam waktu dekat dilakukan sepekan setelah dunia mengumumkan krisis ekonomi global. Reshuffle kabinet dalam waktu dekat harus seiring dengan kebutuhan menghadapi tekanan ekonomi dunia yang kurang baik.

“Yang tahu sebenarnya presiden, tapi situasi cuaca di luar saya lihat bahwa hari ini ekonomi kurang baik, mampukah perangkat ini memunculkan para pengganti menteri yang diharapkan dan bisa mengungkit,” terang Jazilul.

Namun, Jazilul menambahkan, Jokowi tidak mungkin mencopot Sri Mulyani dari jabatan Menteri Keuangan. Pasalnya, menurutnya, Indonesia sedang menghadapi kondisi ekonomi yang berat saat ini.

“Yang jelas enggak mungkin Sri Mulyani berani diganti karena menghadapi krisis, hadapi ekonomi yang berat,” pungkasnya.
(rca)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More