Ormas Muslimah dan Lembaga Perempuan Tolak Perampasan Tepi Barat
Selasa, 23 Juni 2020 - 19:11 WIB
DEPOK - Adara Relief International bersama Asia Pacific Women’s Coalition for Al Quds and Palestina (ApWCQP) menggelar webinar bertajuk Tolak Perampasan Tepi Barat .
Seminar yang digelar zoom meeting dan dihadiri oleh 400 peserta, termasuk pimpinan dari 10 ormas muslimah dan dua lembaga perempuan Indonesia.
“Tepi Barat sesungguhnya merupakan benteng Al Quds. Membiarkan perampasan Tepi Barat sama saja dengan menyerahkan Masjid Al Aqsa ke dalam penguasaan zionis,” ujar Ketua Bidang Sosialisasi dan Edukasi Komite Nasional untuk Rakyat Palestina, Muhammad Syarif, Selasa (23/6/2020).
Dia mengatakan, perampasan Tepi Barat yang dilakukan Israel untuk menguasai Masjid Suci Al Aqsa, menghapus agenda Palestina berdaulat sesuai Tapal 1967, mengusir bangsa Palestina dari Tepi Barat dan melenyapkan otoritas Palestina untuk merealisasikan Deal of Century dan sebagai perwujudan dari janji kampanye Banyamin Netanyahu yang akan mencaplok Tepi Barat dan Lembah Yordania.
( )
Wakil Ketua Global Woman Coalition for al Quds and Palestine (GWCQP), Sajidah menjelaskan, yang terjadi di Palestina saat ini bukan hanya perampasan wilayah, tetapi juga terusirnya penduduk dari negerinya sendiri.
“Perampasan wilayah Tepi Barat melalui permukiman ilegal zionis tidak hanya merampas hak tinggal penduduk Palestina, menggusur dan menelantarkan anak-anak, wanita, dan manula, merusak pusat perdagangan, lahan pertanian, fasilitas sosial dan pendidikan, bahkan juga merusak tempat-tempat suci dan situs-situs sejarah Palestina,” katanya.
Dia menjelaskan, gerakan Tepi Barat Milik Kita untuk menyampaikan pesan bahwa Palestina tidak sendiri. “Ini adalah nilai kesetiaan kita sebagai bangsa yang berdaulat kepada bangsa lain yang masih terjajah,” ujarnya.
Acara ditutup dengan pidato dan pembacaan Pernyataan Sikap ApWCQP oleh Presiden ApWCQP dan sekaligus Ketua Adara Relief International, Nurjanah Hulwani.
Dia mengimbau agar semua pihak terus melakukan dukungan dan pembelaan terhadap anak dan perempuan Palestina. “Semua pihak terus melakukan dukungan dan pembelaan terhadap anak dan perempuan Palestina, pihak yang paling rentan menjadi korban penjajahan Israel,” ujarnya.
Seminar yang digelar zoom meeting dan dihadiri oleh 400 peserta, termasuk pimpinan dari 10 ormas muslimah dan dua lembaga perempuan Indonesia.
“Tepi Barat sesungguhnya merupakan benteng Al Quds. Membiarkan perampasan Tepi Barat sama saja dengan menyerahkan Masjid Al Aqsa ke dalam penguasaan zionis,” ujar Ketua Bidang Sosialisasi dan Edukasi Komite Nasional untuk Rakyat Palestina, Muhammad Syarif, Selasa (23/6/2020).
Dia mengatakan, perampasan Tepi Barat yang dilakukan Israel untuk menguasai Masjid Suci Al Aqsa, menghapus agenda Palestina berdaulat sesuai Tapal 1967, mengusir bangsa Palestina dari Tepi Barat dan melenyapkan otoritas Palestina untuk merealisasikan Deal of Century dan sebagai perwujudan dari janji kampanye Banyamin Netanyahu yang akan mencaplok Tepi Barat dan Lembah Yordania.
( )
Wakil Ketua Global Woman Coalition for al Quds and Palestine (GWCQP), Sajidah menjelaskan, yang terjadi di Palestina saat ini bukan hanya perampasan wilayah, tetapi juga terusirnya penduduk dari negerinya sendiri.
“Perampasan wilayah Tepi Barat melalui permukiman ilegal zionis tidak hanya merampas hak tinggal penduduk Palestina, menggusur dan menelantarkan anak-anak, wanita, dan manula, merusak pusat perdagangan, lahan pertanian, fasilitas sosial dan pendidikan, bahkan juga merusak tempat-tempat suci dan situs-situs sejarah Palestina,” katanya.
Dia menjelaskan, gerakan Tepi Barat Milik Kita untuk menyampaikan pesan bahwa Palestina tidak sendiri. “Ini adalah nilai kesetiaan kita sebagai bangsa yang berdaulat kepada bangsa lain yang masih terjajah,” ujarnya.
Acara ditutup dengan pidato dan pembacaan Pernyataan Sikap ApWCQP oleh Presiden ApWCQP dan sekaligus Ketua Adara Relief International, Nurjanah Hulwani.
Dia mengimbau agar semua pihak terus melakukan dukungan dan pembelaan terhadap anak dan perempuan Palestina. “Semua pihak terus melakukan dukungan dan pembelaan terhadap anak dan perempuan Palestina, pihak yang paling rentan menjadi korban penjajahan Israel,” ujarnya.
(dam)
tulis komentar anda