Harga BBM di Indonesia Lebih Murah dari Negara Lain, Jokowi: Karena Kita Tahan Terus
Selasa, 24 Mei 2022 - 19:08 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku telah menahan agar harga Bahan Bakar Minyak ( BBM ), khususnya pertalite dan pertamax, tidak naik besar-besaran. Jokowi membandingkan harga BBM di negara-negara lain yang mengalami kenaikan.
"Bensin coba dilihat kenaikannya sangat tinggi sekali di negara-negara selain kita. Singapura sekarang harga BBM sudah Rp32.000, Jerman sudah diangka Rp31.000, Thailand Rp20.000. Kita ini, kita pertalite masih Rp7.650, pertamax Rp12.500, yang lain sudah jauh sekali. Kenapa harga kita masih seperti ini? ya karena kita tahan terus. Tapi subsidi ini kan membesar-membesar," kata Jokowi saat memberikan pengarahan terkait Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia di JCC, Jakarta, Selasa (24/5/2022).
"Sampai kapan kita bisa menahan ini, ini pekerjaan kita bersama-sama sehingga saya minta kementerian lembaga pemerintah daerah, sekali lagi, memiliki sense yang sama, berat nahan harga seperti itu, berat," katanya.
Jokowi juga membandingkan harga beras di Indonesia dengan negara-negara lain yang sudah mengalami kenaikan hingga 60%. "Beras di kita masih Rp10.700 di negara lain sudah naik segitu tingginya ada yang naik 30% ada yang sudah 40%, ada yang sudah di atas 60%," jelasnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta menyebut jika dirinya tidak menahan kenaikan BBM hingga pangan, maka akan terjadi inflasi di Indonesia. Sama seperti dengan negara-negara lainnya termasuk Amerika dan Turki yang tengah mengalami inflasi. "Dan inflasi larinya kalau sudah naik barang, naik, naik, naik, naik, artinya kenaikan inflasi pasti terjadi," katanya.
"Di Amerika itu gak pernah lebih dari 1% sekarang coba dilihat Amerika sudah di angka berapa 8,3%, berapa kali lipat? Turki bahkan sudah mencapai hampir 70%, bayangkan. Kita alhamdulillah masih di 3,5%, patut kita syukuri tapi karena kita nahan pertalite, nahan gas, nahan listrik, itu kita ikutkan ke harga ekonomian ya pasti inflasi kita akan mengikuti naik," katanya.
Baca juga: Ungkap Penyalahgunaan BBM Bersubsidi di Pati, Kabareskrim: Kasus Terbesar Sepanjang 2022
"Bensin coba dilihat kenaikannya sangat tinggi sekali di negara-negara selain kita. Singapura sekarang harga BBM sudah Rp32.000, Jerman sudah diangka Rp31.000, Thailand Rp20.000. Kita ini, kita pertalite masih Rp7.650, pertamax Rp12.500, yang lain sudah jauh sekali. Kenapa harga kita masih seperti ini? ya karena kita tahan terus. Tapi subsidi ini kan membesar-membesar," kata Jokowi saat memberikan pengarahan terkait Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia di JCC, Jakarta, Selasa (24/5/2022).
"Sampai kapan kita bisa menahan ini, ini pekerjaan kita bersama-sama sehingga saya minta kementerian lembaga pemerintah daerah, sekali lagi, memiliki sense yang sama, berat nahan harga seperti itu, berat," katanya.
Jokowi juga membandingkan harga beras di Indonesia dengan negara-negara lain yang sudah mengalami kenaikan hingga 60%. "Beras di kita masih Rp10.700 di negara lain sudah naik segitu tingginya ada yang naik 30% ada yang sudah 40%, ada yang sudah di atas 60%," jelasnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta menyebut jika dirinya tidak menahan kenaikan BBM hingga pangan, maka akan terjadi inflasi di Indonesia. Sama seperti dengan negara-negara lainnya termasuk Amerika dan Turki yang tengah mengalami inflasi. "Dan inflasi larinya kalau sudah naik barang, naik, naik, naik, naik, artinya kenaikan inflasi pasti terjadi," katanya.
"Di Amerika itu gak pernah lebih dari 1% sekarang coba dilihat Amerika sudah di angka berapa 8,3%, berapa kali lipat? Turki bahkan sudah mencapai hampir 70%, bayangkan. Kita alhamdulillah masih di 3,5%, patut kita syukuri tapi karena kita nahan pertalite, nahan gas, nahan listrik, itu kita ikutkan ke harga ekonomian ya pasti inflasi kita akan mengikuti naik," katanya.
Baca juga: Ungkap Penyalahgunaan BBM Bersubsidi di Pati, Kabareskrim: Kasus Terbesar Sepanjang 2022
(abd)
tulis komentar anda