AHY Tanggapi Isu Penundaan Pemilu: Kenapa Tidak Sekalian Presiden Seumur Hidup?
Senin, 18 April 2022 - 06:26 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyinggung keinginan kelompok untuk menunda Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Menurut AHY, hal itu sama saja mengkhianati konstitusi.
"Kalau kotak pandora itu sudah dibuka, karena berikutnya apa kalau penundaan pemilu sudah digolkan, lalu presiden tiga periode, lalu empat periode, kenapa tidak seumur hidup sekalian?" kata dia dalam acara Malam Silaturahmi dan Kontemplasi Partai Demokrat di Hotel Sultan, Minggu (17/4/2022).
"Itulah kenapa sejak awal kami partai Demokrat sejak awal menolak wacana penundaan pemilu, wacana pelanggengan kekuasaan. Itu semua permufakatan jahat yang dilakukan segelintir elite tertentu, melanggengkan kekuasaan dengan berbagai cara," ungkapnya.
Meski pemerintah telah memutuskan untuk melaksanakan Pemilu 2024 sesuai konstitusi pada 14 Februari 2024, namun AHY menyayangkan pernyataan itu ditegaskan saat gelombang suara rakyat mulai terbakar.
"Kita apresiasi, tetapi disayangkan kenapa klarifikasi baru muncul setelah timbul kegelisahan, kemarahan, dan kekisruhan rakyat dj sana sini. Sekali lagi, ini seharusnya tidak perlu terjadi, sangat tidak produktif ketika seharusnya energi bangsa difokuskan kepada upaya pemulihan ekonomi pascacovid," pungkasnya.
"Kalau kotak pandora itu sudah dibuka, karena berikutnya apa kalau penundaan pemilu sudah digolkan, lalu presiden tiga periode, lalu empat periode, kenapa tidak seumur hidup sekalian?" kata dia dalam acara Malam Silaturahmi dan Kontemplasi Partai Demokrat di Hotel Sultan, Minggu (17/4/2022).
"Itulah kenapa sejak awal kami partai Demokrat sejak awal menolak wacana penundaan pemilu, wacana pelanggengan kekuasaan. Itu semua permufakatan jahat yang dilakukan segelintir elite tertentu, melanggengkan kekuasaan dengan berbagai cara," ungkapnya.
Meski pemerintah telah memutuskan untuk melaksanakan Pemilu 2024 sesuai konstitusi pada 14 Februari 2024, namun AHY menyayangkan pernyataan itu ditegaskan saat gelombang suara rakyat mulai terbakar.
"Kita apresiasi, tetapi disayangkan kenapa klarifikasi baru muncul setelah timbul kegelisahan, kemarahan, dan kekisruhan rakyat dj sana sini. Sekali lagi, ini seharusnya tidak perlu terjadi, sangat tidak produktif ketika seharusnya energi bangsa difokuskan kepada upaya pemulihan ekonomi pascacovid," pungkasnya.
(muh)
tulis komentar anda