Istana Didorong Evaluasi Posisi dan Status Stafsus Milenial
Jum'at, 24 April 2020 - 13:22 WIB
JAKARTA - Mundurnya Adamas Belva Syah Devara dan Andi Taufan Garuda Putra dari Staf Khusus Presiden Jokowi harus diikuti evaluasi posisi, peran, dan status staf khusus milenial.
Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat mengatakan, selama ini publik tahunya para stafsus milenial tetap menjabat di perusahaan sebelumnya, tidak full time di Istana, dan bergaji besar.
"Ketika mereka menjadi pejabat publik bisa berbenturan dengan kebijakan yang hendak dibuat, terkait dengan kepemilikan atau perusahaan mereka. Saya enggak tahu kenapa Istana demikian enggak tegas," ucapnya saat dihubungi SINDOnews, Jumat (24/4/2020).
Dia menduga posisi stafsus 'milenial' ini diadakan karena Jokowi keburu berjanji memberikan jabatan menteri pada orang yang berusia 30 tahunan. Namun, 'politik bagi kekuasaan' membuat hal itu sulit terlaksana. ( ).
Diketahui, hingga hari ini sudah dua orang mundur dari Stafsus Presiden Joko Widodo. Keduanya adalah Adamas Belva Syah Devara dan Andi Taufan Garuda Putra. ( ).
Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat mengatakan, selama ini publik tahunya para stafsus milenial tetap menjabat di perusahaan sebelumnya, tidak full time di Istana, dan bergaji besar.
"Ketika mereka menjadi pejabat publik bisa berbenturan dengan kebijakan yang hendak dibuat, terkait dengan kepemilikan atau perusahaan mereka. Saya enggak tahu kenapa Istana demikian enggak tegas," ucapnya saat dihubungi SINDOnews, Jumat (24/4/2020).
Dia menduga posisi stafsus 'milenial' ini diadakan karena Jokowi keburu berjanji memberikan jabatan menteri pada orang yang berusia 30 tahunan. Namun, 'politik bagi kekuasaan' membuat hal itu sulit terlaksana. ( ).
Diketahui, hingga hari ini sudah dua orang mundur dari Stafsus Presiden Joko Widodo. Keduanya adalah Adamas Belva Syah Devara dan Andi Taufan Garuda Putra. ( ).
(zik)
tulis komentar anda