Ketua DPD RI Ajak Pemuda Asia-Afrika Siapkan Peta Jalan Sambut Perubahan Global
Jum'at, 17 Desember 2021 - 15:01 WIB
JAKARTA - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengajak para pemuda Asia-Afrika menyiapkan peta jalan untuk menyambut perubahan global. Ajakan itu disampaikan LaNyalla saat memberi sambutan secara virtual di Second World Congress Asian African Youth Government 2021 di Bandung, Jawa Barat, Jumat (17/12/2021) pagi.
"Saya berharap para pemuda Asia dan Afrika, melalui Kongres ke-2 ini mampu menyiapkan peta jalan untuk menyambut perubahan global yang hampir pasti terjadi. Termasuk, menyiapkan diri sebagai calon-calon pemimpin masa depan di era disrupsi akibat percepatan perkembangan teknologi," kata LaNyalla pada acara yang mengambil tema 'Asian African Youth Collaboration Against Covid-19 & Beyond'.
Senator asal Jawa Timur itu melanjutkan, pandemi Covid-19 tidak hanya melanda Indonesia, tetapi seluruh negara di dunia, termasuk negara-negara di Asia dan Afrika. Dia menambahkan, badai ini bukan saja menghantam ketahanan sektor kesehatan sebuah negara, tetapi juga memberi dampak kepada sektor ketahanan ekonomi dan sosial.
"Karena itu, saya berharap Kongres ke-2 Pemuda Asia Afrika kali ini dapat menyatukan semangat kita untuk berbuat yang lebih konkret dalam menghadapi pandemi ini, terutama melakukan recovery terhadap dampak yang ditimbulkan," harapnya.
LaNyalla mengatakan, pelambatan ekonomi dan penurunan daya beli masyarakat dunia akibat Covid-19 juga memicu sejumlah krisis dan resesi di dunia, termasuk di Asia dan Afrika.
"Siklus demand, supply, dan produksi juga terganggu akibat belanja masyarakat yang menurun, terutama disebabkan oleh dua hal. Yaitu daya beli yang merosot karena naiknya tingkat kemiskinan dan rencana belanja serta investasi yang ditunda kelas menengah dan atas. Masyarakat lebih memilih prioritas kebutuhan basic, yaitu memastikan kebutuhan pangan terpenuhi, daripada kebutuhan-kebutuhan lainnya," papar dia.
Untuk itu, LaNyalla berharap momentum ini dapat dimanfaatkan bagi penduduk dunia, khususnya pemuda Asia dan Afrika. "Ini momentum bagi pemuda Asia dan Afrika untuk menjalin kerja sama yang lebih intens dan saling bahu-membahu, serta membantu pemerintah di masing-masing negara untuk menemukan peta jalan yang terbaik dalam menghadapi dampak Covid-19 dan ancaman pemanasan global," katanya.
"Saya berharap para pemuda Asia dan Afrika, melalui Kongres ke-2 ini mampu menyiapkan peta jalan untuk menyambut perubahan global yang hampir pasti terjadi. Termasuk, menyiapkan diri sebagai calon-calon pemimpin masa depan di era disrupsi akibat percepatan perkembangan teknologi," kata LaNyalla pada acara yang mengambil tema 'Asian African Youth Collaboration Against Covid-19 & Beyond'.
Senator asal Jawa Timur itu melanjutkan, pandemi Covid-19 tidak hanya melanda Indonesia, tetapi seluruh negara di dunia, termasuk negara-negara di Asia dan Afrika. Dia menambahkan, badai ini bukan saja menghantam ketahanan sektor kesehatan sebuah negara, tetapi juga memberi dampak kepada sektor ketahanan ekonomi dan sosial.
"Karena itu, saya berharap Kongres ke-2 Pemuda Asia Afrika kali ini dapat menyatukan semangat kita untuk berbuat yang lebih konkret dalam menghadapi pandemi ini, terutama melakukan recovery terhadap dampak yang ditimbulkan," harapnya.
LaNyalla mengatakan, pelambatan ekonomi dan penurunan daya beli masyarakat dunia akibat Covid-19 juga memicu sejumlah krisis dan resesi di dunia, termasuk di Asia dan Afrika.
"Siklus demand, supply, dan produksi juga terganggu akibat belanja masyarakat yang menurun, terutama disebabkan oleh dua hal. Yaitu daya beli yang merosot karena naiknya tingkat kemiskinan dan rencana belanja serta investasi yang ditunda kelas menengah dan atas. Masyarakat lebih memilih prioritas kebutuhan basic, yaitu memastikan kebutuhan pangan terpenuhi, daripada kebutuhan-kebutuhan lainnya," papar dia.
Untuk itu, LaNyalla berharap momentum ini dapat dimanfaatkan bagi penduduk dunia, khususnya pemuda Asia dan Afrika. "Ini momentum bagi pemuda Asia dan Afrika untuk menjalin kerja sama yang lebih intens dan saling bahu-membahu, serta membantu pemerintah di masing-masing negara untuk menemukan peta jalan yang terbaik dalam menghadapi dampak Covid-19 dan ancaman pemanasan global," katanya.
Baca Juga
tulis komentar anda