Potensi Banjir Rob di Pesisir Meningkat, Begini Penjelasan BMKG
Rabu, 08 Desember 2021 - 15:07 WIB
JAKARTA - Masyarakat di kawasan pesisir perlu waspada. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) mengingatkan potensi peningkatan banjir pesisir atau rob di wilayah Indonesia.
Apalagi, terpantau saat ini beberapa wilayah Indonesia juga terdampak banjir rob. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pun menjelaskan seperti yang sebelumnya sudah diprediksi oleh BMKG, pada bulan-bulan ini terutama Desember dan menjelang Januari-Februari intensitas cuaca ekstrem semakin meningkat.
Hal tersebut, kata dia, karena dipengaruhi oleh beberapa hal terutama kondisi cuaca yang saat ini di musim hujan dan juga ada pengaruh La Nina. “Kemudian mengakibatkan juga ada pengaruh dari monsun Asia yang mengakibatkan curah hujan ekstrem semakin meningkat,” katanya saat konferensi pers secara virtual, Rabu (8/12/2021).
Selain itu, lanjut dia, cuaca ekstrem ini diperparah dengan terdeteksinya adanya pola sirkulasi siklonik dan seruakan dingin yang aktif di Laut Cina Selatan yang memberikan dampak signifikan pada peningkatan tinggi gelombang bisa mencapai 4 - 6 meter di wilayah Perairan Natuna.
“Selain itu, kondisi kecepatan angin signifikan berkisar 25 hingga 30 knot/km itu dikalikan 1,8 sehingga berkisar antara 40-an ya, 40 km per jam hingga berkisar antara 50-an km per jam,” kata Dwikorita.
Kondisi tersebut, ujar dia, menyebabkan gelombang tinggi hingga mencapai 4 sampai 6 meter serta kecepatan angin yang signifikan terpantau di Samudra Pasifik Timur Filipina juga memberikan dampak terhadap peningkatan tinggi gelombang di wilayah utara Indonesia bagian Timur. “Jadi tinggi gelombang yang mencapai 4 hingga 6 meter terutama di wilayah utara Indonesia bagian timur. Misalnya di Utara Papua, baik Utara Papua, maupun Papua Barat,” katanya.
Dwikorita mengatakan hal ini terjadi selain kondisi cuaca tadi terkait dengan gelombang dan angin, juga bersamaan dengan fase bulan baru dan kondisi Parigi yaitu kondisi dimana posisi bulan itu berada pada jarak terdekat dengan planet Bumi. “Sehingga, gravitasi bulan terhadap permukaan air di samudra, di laut menjadi semakin meningkat yang berpotensi menyebabkan terjadinya peningkatan ketinggian air laut yaitu pasang air laut maksimum yang dapat berpotensi besar mengakibatkan banjir pesisir atau rob,” pungkasnya.
Apalagi, terpantau saat ini beberapa wilayah Indonesia juga terdampak banjir rob. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pun menjelaskan seperti yang sebelumnya sudah diprediksi oleh BMKG, pada bulan-bulan ini terutama Desember dan menjelang Januari-Februari intensitas cuaca ekstrem semakin meningkat.
Hal tersebut, kata dia, karena dipengaruhi oleh beberapa hal terutama kondisi cuaca yang saat ini di musim hujan dan juga ada pengaruh La Nina. “Kemudian mengakibatkan juga ada pengaruh dari monsun Asia yang mengakibatkan curah hujan ekstrem semakin meningkat,” katanya saat konferensi pers secara virtual, Rabu (8/12/2021).
Selain itu, lanjut dia, cuaca ekstrem ini diperparah dengan terdeteksinya adanya pola sirkulasi siklonik dan seruakan dingin yang aktif di Laut Cina Selatan yang memberikan dampak signifikan pada peningkatan tinggi gelombang bisa mencapai 4 - 6 meter di wilayah Perairan Natuna.
“Selain itu, kondisi kecepatan angin signifikan berkisar 25 hingga 30 knot/km itu dikalikan 1,8 sehingga berkisar antara 40-an ya, 40 km per jam hingga berkisar antara 50-an km per jam,” kata Dwikorita.
Kondisi tersebut, ujar dia, menyebabkan gelombang tinggi hingga mencapai 4 sampai 6 meter serta kecepatan angin yang signifikan terpantau di Samudra Pasifik Timur Filipina juga memberikan dampak terhadap peningkatan tinggi gelombang di wilayah utara Indonesia bagian Timur. “Jadi tinggi gelombang yang mencapai 4 hingga 6 meter terutama di wilayah utara Indonesia bagian timur. Misalnya di Utara Papua, baik Utara Papua, maupun Papua Barat,” katanya.
Dwikorita mengatakan hal ini terjadi selain kondisi cuaca tadi terkait dengan gelombang dan angin, juga bersamaan dengan fase bulan baru dan kondisi Parigi yaitu kondisi dimana posisi bulan itu berada pada jarak terdekat dengan planet Bumi. “Sehingga, gravitasi bulan terhadap permukaan air di samudra, di laut menjadi semakin meningkat yang berpotensi menyebabkan terjadinya peningkatan ketinggian air laut yaitu pasang air laut maksimum yang dapat berpotensi besar mengakibatkan banjir pesisir atau rob,” pungkasnya.
(rca)
tulis komentar anda