BMKG: Wilayah Ini Terdampak Gelombang Tinggi Ekstrem hingga 3 Hari Kedepan
Selasa, 07 Desember 2021 - 03:11 WIB
JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) menyebutkan ada 7 daerah yang akan terdampak gelombang tinggi ekstrem dan pasang maksimum di pesisir pada 6-9 Desember 2021.
Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo mengatakan, berdasarkan pantauan kondisi atmosfer terkini, adanya pola sirkulasi siklonik dan seruakan dingin aktif di Laut Cina Selatan memberikan dampak yang signifikan pada peningkatan tinggi gelombang di wilayah Perairan Natuna.
"Selain itu, kondisi kecepatan angin signifikan berkisar 25-30 knot terpantau di Samudra Pasifik timur Filipina juga memberikan dampak terhadap peningkatan tinggi gelombang di wilayah utara Indonesia bagian timur," ujar Eko, Senin 6 Desember 2021.
Dia menjelaskan hal ini juga bersamaan dengan fase bulan baru dan kondisi Perigee (jarak terdekat bulan ke bumi) yang berpotensi menyebabkan terjadinya peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum yang lebih signifikan dan potensi banjir pesisir.
"Beberapa wilayah yang terdampak antara lain Kepulauan Natuna, Sulawesi Utara, Gorontalo, Ternate, Halmahera, Papua Barat (bagian utara), dan Papua (bagian utara)," ungkap Eko.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, kondisi ini secara umum dapat mengganggu aktivitas keseharian masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di permukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam, dan perikanan darat.
"Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari Gelombang Tinggi dan Pasang Maksimum Air Laut serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG. Demikian informasi untuk dapat diantisipasi," pungkas Eko.
Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo mengatakan, berdasarkan pantauan kondisi atmosfer terkini, adanya pola sirkulasi siklonik dan seruakan dingin aktif di Laut Cina Selatan memberikan dampak yang signifikan pada peningkatan tinggi gelombang di wilayah Perairan Natuna.
"Selain itu, kondisi kecepatan angin signifikan berkisar 25-30 knot terpantau di Samudra Pasifik timur Filipina juga memberikan dampak terhadap peningkatan tinggi gelombang di wilayah utara Indonesia bagian timur," ujar Eko, Senin 6 Desember 2021.
Dia menjelaskan hal ini juga bersamaan dengan fase bulan baru dan kondisi Perigee (jarak terdekat bulan ke bumi) yang berpotensi menyebabkan terjadinya peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum yang lebih signifikan dan potensi banjir pesisir.
"Beberapa wilayah yang terdampak antara lain Kepulauan Natuna, Sulawesi Utara, Gorontalo, Ternate, Halmahera, Papua Barat (bagian utara), dan Papua (bagian utara)," ungkap Eko.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, kondisi ini secara umum dapat mengganggu aktivitas keseharian masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di permukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam, dan perikanan darat.
"Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari Gelombang Tinggi dan Pasang Maksimum Air Laut serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG. Demikian informasi untuk dapat diantisipasi," pungkas Eko.
Baca Juga
(mhd)
tulis komentar anda