Ketika Banjir Bandang Tewaskan 252 Warga di Lereng Semeru, Ini Perintah Soeharto
Senin, 06 Desember 2021 - 14:12 WIB
JAKARTA - Lereng Gunung Semeru memang salah satu kawasan rawan bencana. Posisinya yang dekat dengan kawah salah satu gunung berapi paling aktif ini membuatnya warga di desa-desa kawasan ini sangat rentan menjadi korban letusan hingga banjir bandang, seperti pernah terjadi pada medio 1981.
Tepatnya pada 14 Mei 1981, kawasan lereng Gunung Semeru pernah diterjang banjir bandang dahsyat. Hujan lebat yang berlangsung cukup lama kala itu menyebabkankan kawah Gunung Semeru meluber dan menyemburkan lumpur. Luapan aur berlumpur tersebut meluncur hebat menerjang apa saja yang dilalui.
Operasi SAR banji bandang Semeru 1981. Foto/photojournalist.wordpress.com
Lima hari setelah kejadian, pemerintah daerah mencatat banjir bandang berdampak pada 26 desa di enam kecamatan wilayah lereng Gunung Semeru.
Desa-desa itu adalah Purorejo dan Kaliuling (Kecamatan Pronojiwo); Desa Penanggal, Sumbermujur, Tambakrejo, Kelapasawit, Jugosari (Kecamatan Candipuro); Desa Pandanwangi, Rampini, Tempeh Tengah, Jatisari dan Gesang (Kecamatan Tempeh); Desa Badek, Nguter, Madurejo, Somowu, Selok Awar-Awar, Gondoraso dan Bogo (Kecamatan Pasirian); Desa Jatimulyo (Kecamatan Kuniran); serta Desa Pasrujambe, Tosari, Seduro, Karikemuning, Purworejo dan Anganom (Kecamatan Senduro).
Catatan resmi terakhir pemerintah menyebutkan 252 orang tewas, 152 orang luka-luka dan 120 lainnya hilang dalam musibah tersebut. Bagaimana reaksi pemerintah?
Baca juga: 27 Warga Lumajang Masih Hilang Pasca Erupsi Semeru, BPBD Kesulitan Mencari
Dikutip dari buku Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita terbitan Antara Pustaka Utama, 2008, Presiden Soeharto menginstruksikan agar sungai-sungai di Lumajang dinormalisasi. Perintah itu disampaikan Soeharto kepada Menteri Pekerjaan Umum Purnomosidi.
”Presiden juga minta supaya jalan-jalan secepatnya dibersihkan supaya kehidupan rakyat setempat dapat pulih kembali serta melancarkan usaha-usaha pertolongan. Selain itu, agar diusahakan penyelamatan terhadap produksi padi rakyat,” kata Purnomosidi kepada wartawan seusai bertemu Soeharto di Bina Graha pada Selasa (14/5/1981).
Tepatnya pada 14 Mei 1981, kawasan lereng Gunung Semeru pernah diterjang banjir bandang dahsyat. Hujan lebat yang berlangsung cukup lama kala itu menyebabkankan kawah Gunung Semeru meluber dan menyemburkan lumpur. Luapan aur berlumpur tersebut meluncur hebat menerjang apa saja yang dilalui.
Operasi SAR banji bandang Semeru 1981. Foto/photojournalist.wordpress.com
Lima hari setelah kejadian, pemerintah daerah mencatat banjir bandang berdampak pada 26 desa di enam kecamatan wilayah lereng Gunung Semeru.
Desa-desa itu adalah Purorejo dan Kaliuling (Kecamatan Pronojiwo); Desa Penanggal, Sumbermujur, Tambakrejo, Kelapasawit, Jugosari (Kecamatan Candipuro); Desa Pandanwangi, Rampini, Tempeh Tengah, Jatisari dan Gesang (Kecamatan Tempeh); Desa Badek, Nguter, Madurejo, Somowu, Selok Awar-Awar, Gondoraso dan Bogo (Kecamatan Pasirian); Desa Jatimulyo (Kecamatan Kuniran); serta Desa Pasrujambe, Tosari, Seduro, Karikemuning, Purworejo dan Anganom (Kecamatan Senduro).
Catatan resmi terakhir pemerintah menyebutkan 252 orang tewas, 152 orang luka-luka dan 120 lainnya hilang dalam musibah tersebut. Bagaimana reaksi pemerintah?
Baca juga: 27 Warga Lumajang Masih Hilang Pasca Erupsi Semeru, BPBD Kesulitan Mencari
Dikutip dari buku Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita terbitan Antara Pustaka Utama, 2008, Presiden Soeharto menginstruksikan agar sungai-sungai di Lumajang dinormalisasi. Perintah itu disampaikan Soeharto kepada Menteri Pekerjaan Umum Purnomosidi.
”Presiden juga minta supaya jalan-jalan secepatnya dibersihkan supaya kehidupan rakyat setempat dapat pulih kembali serta melancarkan usaha-usaha pertolongan. Selain itu, agar diusahakan penyelamatan terhadap produksi padi rakyat,” kata Purnomosidi kepada wartawan seusai bertemu Soeharto di Bina Graha pada Selasa (14/5/1981).
(muh)
Lihat Juga :
tulis komentar anda