Percepat Muktamar NU, KH Miftachul Akhyar: Ini Masa Kritis Selamatkan PBNU
Senin, 29 November 2021 - 21:04 WIB
JAKARTA - Rais Aam Syuriyah PBNU KH Miftachul Akhyar menyatakan siap bertanggung jawab atas terbitnya surat perintah penyelenggaran muktamar yang dipercepat menjadi 17 Desember 2021. Pilihan untuk mempercepat muktamar semata-mata mempertimbangkan keselamatan PBNU dan semua pengurusnya.
Soal keputusannya itu, dia merasa muktamar tahun ini tidak dapat diundur lagi karena berdasarkan hasil Konferensi Besar (Konbes) NU beberapa waktu lalu telah menetapkan muktamar di bulan Desember 2021.
"Kalau lepas sampai tanggal 25, kita sudah habis masa khidmatnya dan tidak ada pengurus PBNU dan harus diputuskan dalam waktu yang secepatnya," tutur diasaat menerima 27 PWNU di Kantor PBNU Pusat, Jakarta, Senin (29/11/2021).
Miftachul mengungkapkan rapat menentukan jadwal muktamar dilaksanakan pada Rabu (24/11/2021) dan berlanjut hingga Kamis (25/11/2021). Namun saat KH Miftahul datang, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj dan Sekjen Helmy Faishal serta panitia muktamar tidak hadir.
"Dijanjikan dilanjut, Kamis saya datang ternyata Ketum, Sekjen, panitia dipanggil tidak datang. Bahkan saya dengar katanya minta seminggu lagi sudah mepet begini. Saya rasa masa-masa yang cepat, kritis mengambil keputusan untuk menyelamatkan semuanya pengurus PBNU ini," ujar dia
Surat perintah tersebut, diakuiMiftachul memang dinisiasinya. Sebab berdasarkan AD/ART NU, Rais Aam diberikan kewenangan untuk memutuskan sesuatu yang bersifat umum.
"Syuriah punya hak tapi sebelumnya dari AD/ART kita wewenang Rais Aam sudah cukup merumuskan keputusan umum tidak harus mengajak orang lain. Makanya saya sendiri yang membuat surat itu karena saya melaksanakan hak wewenang saya sebagai Rais Aam atau PJ Rais Aam," ucapnya.
"Mungkin kalau dianggap salah atau memang salah, saya mohon maaf mohon diluruskan mumpung belum jauh-jauh waktunya," kata Miftachul.
Kendati sudah mendapatkan dukungan dari 27 PWNU untuk melaksanakan muktamar pada 17 Desember, Miftachul menyatakan tetap berkoordinasi dengan Tanfidziyah dan Syuriah. Selain itu juga mengupayakan agar Muktamar Ke-34 berjalan dengan sejuk, damai, menghasilkan maslahat dan manfaat.
"Itu tanggung jawab saya, saya siap bertanggung jawab apapun kalau memang salah. Saya siap bertanggung jawab dengan surat perintah teman-teman panitia," kata dia.
Soal keputusannya itu, dia merasa muktamar tahun ini tidak dapat diundur lagi karena berdasarkan hasil Konferensi Besar (Konbes) NU beberapa waktu lalu telah menetapkan muktamar di bulan Desember 2021.
"Kalau lepas sampai tanggal 25, kita sudah habis masa khidmatnya dan tidak ada pengurus PBNU dan harus diputuskan dalam waktu yang secepatnya," tutur diasaat menerima 27 PWNU di Kantor PBNU Pusat, Jakarta, Senin (29/11/2021).
Miftachul mengungkapkan rapat menentukan jadwal muktamar dilaksanakan pada Rabu (24/11/2021) dan berlanjut hingga Kamis (25/11/2021). Namun saat KH Miftahul datang, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj dan Sekjen Helmy Faishal serta panitia muktamar tidak hadir.
"Dijanjikan dilanjut, Kamis saya datang ternyata Ketum, Sekjen, panitia dipanggil tidak datang. Bahkan saya dengar katanya minta seminggu lagi sudah mepet begini. Saya rasa masa-masa yang cepat, kritis mengambil keputusan untuk menyelamatkan semuanya pengurus PBNU ini," ujar dia
Surat perintah tersebut, diakuiMiftachul memang dinisiasinya. Sebab berdasarkan AD/ART NU, Rais Aam diberikan kewenangan untuk memutuskan sesuatu yang bersifat umum.
"Syuriah punya hak tapi sebelumnya dari AD/ART kita wewenang Rais Aam sudah cukup merumuskan keputusan umum tidak harus mengajak orang lain. Makanya saya sendiri yang membuat surat itu karena saya melaksanakan hak wewenang saya sebagai Rais Aam atau PJ Rais Aam," ucapnya.
"Mungkin kalau dianggap salah atau memang salah, saya mohon maaf mohon diluruskan mumpung belum jauh-jauh waktunya," kata Miftachul.
Kendati sudah mendapatkan dukungan dari 27 PWNU untuk melaksanakan muktamar pada 17 Desember, Miftachul menyatakan tetap berkoordinasi dengan Tanfidziyah dan Syuriah. Selain itu juga mengupayakan agar Muktamar Ke-34 berjalan dengan sejuk, damai, menghasilkan maslahat dan manfaat.
"Itu tanggung jawab saya, saya siap bertanggung jawab apapun kalau memang salah. Saya siap bertanggung jawab dengan surat perintah teman-teman panitia," kata dia.
(muh)
tulis komentar anda