Diburu Pasukan Elite Hidup atau Mati, Nyawa Jenderal Kopassus Ini Dihargai 500 Gulden
Sabtu, 27 November 2021 - 05:31 WIB
JAKARTA - Jenderal (Purn) Leonardus Leonardus Benyamin (LB) Moerdani atau dikenal Benny Moerdani merupakan tokoh militer yang kenyang dengan pengalaman tempur. Hampir tak ada palagan penting di negeri ini yang tidak diikuti Benny Moerdani.
Sudah ikut berperang sejak usia 13 tahun, Benny Moerdani selalu berada di garis depan pertempuran mulai dari perang melawan penjajah di masa Revolusi Kemerdekaan hingga penumpasan pemberontakan bersenjata di berbagai daerah seperti, PRRI/Permesta, DI/TII, pembebasan Irian Barat, Ganyang Malaysia di pedalaman Kalimantan, hingga penumpasan G30/S/PKI.
Dikutip dari buku berjudul “Belajar Uji Nyali dari Benny Moerdani, Dia Tidak Bisa Dibeli dengan Uang” saat masih berusia belasan tahun, Benny Moerdani sudah berani menyabung nyawa dengan menyusup ke Markas Belanda untuk mencari tahu rencana-rencana tentara Belanda. Meski taruhannya sangat berat karena jika tertangkap nyawa bisa melayang, namun Benny yang fasih berbahasa Belanda tak gentar, dia menjalankan tugasnya dengan baik sebagai mata-mata.
Saat berpangkat Letnan Satu, Benny yang kala itu menjabat sebagai Komandan Kompi A Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) kini bernama Kopassus mendapat tugas berat yakni, merebut Pekanbaru, Riau dari tangan PRRI. Benny akan diterjunkan dengan pesawat khusus C-47 Dakota.
Masalah muncul karena Benny belum pernah berlatih terjun payung. Sementara anak buahnya sudah memiliki wing terjung di dadanya. Meski begitu, Benny tetap nekat terjun. Setelah mendapat arahan singkat dari Letda Soeweno sesaat sebelum terjun, Benny akhirnya berhasil melakukan penerjunan dengan selamat. “Wedhus (kambing) saja dipakein parasut, ditendang terjun bisa selamat, apalagi manusia?” ucap Benny kala itu.
Benny kembali membuktikan keberaniannya sebagai prajurit sejati ketika diperintahkan Letkol Udara Wiriadinata untuk masuk ke pusat kota Pekanbaru. Saat itu, pusat kota masih dikuasai musuh dengan persenjataan lengkap dan modern. Tanpa pikir panjang, dengan mengendarai Jeep Willy 44 hasil rampasan, Benny bersama 4 kawannya langsung ke pusat kota. Dalam waktu singkat, Benny berhasil melumpuhkan kekuatan musuh tanpa ada korban jiwa dipihak Benny.
Sudah ikut berperang sejak usia 13 tahun, Benny Moerdani selalu berada di garis depan pertempuran mulai dari perang melawan penjajah di masa Revolusi Kemerdekaan hingga penumpasan pemberontakan bersenjata di berbagai daerah seperti, PRRI/Permesta, DI/TII, pembebasan Irian Barat, Ganyang Malaysia di pedalaman Kalimantan, hingga penumpasan G30/S/PKI.
Dikutip dari buku berjudul “Belajar Uji Nyali dari Benny Moerdani, Dia Tidak Bisa Dibeli dengan Uang” saat masih berusia belasan tahun, Benny Moerdani sudah berani menyabung nyawa dengan menyusup ke Markas Belanda untuk mencari tahu rencana-rencana tentara Belanda. Meski taruhannya sangat berat karena jika tertangkap nyawa bisa melayang, namun Benny yang fasih berbahasa Belanda tak gentar, dia menjalankan tugasnya dengan baik sebagai mata-mata.
Baca Juga
Saat berpangkat Letnan Satu, Benny yang kala itu menjabat sebagai Komandan Kompi A Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) kini bernama Kopassus mendapat tugas berat yakni, merebut Pekanbaru, Riau dari tangan PRRI. Benny akan diterjunkan dengan pesawat khusus C-47 Dakota.
Masalah muncul karena Benny belum pernah berlatih terjun payung. Sementara anak buahnya sudah memiliki wing terjung di dadanya. Meski begitu, Benny tetap nekat terjun. Setelah mendapat arahan singkat dari Letda Soeweno sesaat sebelum terjun, Benny akhirnya berhasil melakukan penerjunan dengan selamat. “Wedhus (kambing) saja dipakein parasut, ditendang terjun bisa selamat, apalagi manusia?” ucap Benny kala itu.
Benny kembali membuktikan keberaniannya sebagai prajurit sejati ketika diperintahkan Letkol Udara Wiriadinata untuk masuk ke pusat kota Pekanbaru. Saat itu, pusat kota masih dikuasai musuh dengan persenjataan lengkap dan modern. Tanpa pikir panjang, dengan mengendarai Jeep Willy 44 hasil rampasan, Benny bersama 4 kawannya langsung ke pusat kota. Dalam waktu singkat, Benny berhasil melumpuhkan kekuatan musuh tanpa ada korban jiwa dipihak Benny.
Lihat Juga :
tulis komentar anda