Jokowi: Indonesia Ingin G20 Jadi Contoh Atasi Perubahan Iklim Dunia
Senin, 01 November 2021 - 01:03 WIB
JAKARTA - Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo ( Jokowi ) meminta adanya penanganan perubahan iklim dan lingkungan hidup , dengan bekerja sama dalam tindakan nyata. Bukan saling menyalahkan.
"Indonesia ingin G20 memberikan contoh, Indonesia ingin G20 memimpin dunia, dalam bekerja sama mengatasi perubahan iklim dan mengelola lingkungan secara berkelanjutan dengan tindakan nyata,” kata Jokowi saat berbicara dalam KTT G20 sesi II dengan topik perubahan iklim, energy, dan lingkungan hidup di La Nuvola, Roma, Italia, Minggu 31 Oktober 2021.
Lebih lanjut, Jokowi menyampaikan, G20 harus menjadi katalisator pemulihan hijau dan memastikan tidak ada satu pihak pun yang tertinggal.
“Penanganan perubahan iklim harus diletakkan dalam kerangka besar pembangunan berkelanjutan,” ucapnya.
Bahkan menurutnya, penanganan perubahan iklim harus bergerak maju seiring dengan penanganan berbagai tantangan global lainnya seperti pengentasan kemiskinan dan pencapaian target SDGs.
“Saya paham, sebagai salah satu pemilik hutan tropis terbesar di dunia, Indonesia memiliki arti strategis dalam menangani perubahan iklim. Posisi strategis tersebut kami gunakan untuk berkontribusi," kata Jokowi.
"Deforestasi di Indonesia dapat ditekan ke titik terendah dalam 20 tahun terakhir. Indonesia telah melakukan rehabilitasi 3 juta hektar critical land pada2010-2019,” sambungnya lagi.
Pada kesempatan tersebut, Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia telah menargetkan Net Sink Carbon untuk sektor lahan dan hutan selambat-lambatnya tahun 2030 dan 'Net Zero' di tahun 2060 atau lebih cepat.
Adapun yang dimaksud kawasan Net Zero mulai dikembangkan termasuk pembangunan Green Industrial Park di Kalimantan Utara seluas13.200hektar, yang menggunakan energi baru terbarukan dan menghasilkan green product.
"Indonesia ingin G20 memberikan contoh, Indonesia ingin G20 memimpin dunia, dalam bekerja sama mengatasi perubahan iklim dan mengelola lingkungan secara berkelanjutan dengan tindakan nyata,” kata Jokowi saat berbicara dalam KTT G20 sesi II dengan topik perubahan iklim, energy, dan lingkungan hidup di La Nuvola, Roma, Italia, Minggu 31 Oktober 2021.
Lebih lanjut, Jokowi menyampaikan, G20 harus menjadi katalisator pemulihan hijau dan memastikan tidak ada satu pihak pun yang tertinggal.
“Penanganan perubahan iklim harus diletakkan dalam kerangka besar pembangunan berkelanjutan,” ucapnya.
Bahkan menurutnya, penanganan perubahan iklim harus bergerak maju seiring dengan penanganan berbagai tantangan global lainnya seperti pengentasan kemiskinan dan pencapaian target SDGs.
“Saya paham, sebagai salah satu pemilik hutan tropis terbesar di dunia, Indonesia memiliki arti strategis dalam menangani perubahan iklim. Posisi strategis tersebut kami gunakan untuk berkontribusi," kata Jokowi.
"Deforestasi di Indonesia dapat ditekan ke titik terendah dalam 20 tahun terakhir. Indonesia telah melakukan rehabilitasi 3 juta hektar critical land pada2010-2019,” sambungnya lagi.
Pada kesempatan tersebut, Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia telah menargetkan Net Sink Carbon untuk sektor lahan dan hutan selambat-lambatnya tahun 2030 dan 'Net Zero' di tahun 2060 atau lebih cepat.
Adapun yang dimaksud kawasan Net Zero mulai dikembangkan termasuk pembangunan Green Industrial Park di Kalimantan Utara seluas13.200hektar, yang menggunakan energi baru terbarukan dan menghasilkan green product.
tulis komentar anda