Cerita Prabowo Tak Bisa Kabur saat Bersama Tokoh Kopassus Ini di Proklamathon

Selasa, 17 Agustus 2021 - 06:30 WIB
Menteri Pertahanan (Menhan) Letjen TNI Purn Prabowo Subianto. Foto/Ist
JAKARTA - Nama Letjen TNI Purn. Prabowo Subianto di dunia militer sudah tidak asing lagi. Mengawali karir militernya di Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang merupakan pasukan elite TNI AD, mantan Danjen Kopassus ini kenyang dengan pengalaman tempur di berbagai palagan.

Kemampuan dan keberhasilan Prabowo di medan operasi tak lepas dari para senior dan komandannya di lapangan. Salah satunya, Letjen TNI (Purn) Yunus Yosfiah. Ya, Prabowo yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) ini memiliki kenangan tersendiri kepada komandannya tersebut saat perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus.

Prabowo dalam buku biografinya berjudul “Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto” menceritakan sosok Letjen TNI Purn Yunus Yosfiah, senior sekaligus pemimpin yang sangat dihormatinya. Saat itu, Prabowo diajak oleh Yunus Yosfiah yang kala itu masih berpangkat Kolonel untuk ikut lari maraton di Jakarta dalam rangka merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia. “Ada senior saya, seorang Kolonel. Wo, ikut aku,” kata Prabowo.

Prabowo yang ketika itu masih berpangkat Kapten kemudian menerima ajakan tersebut. ”Jadi ikutlah saya waktu itu. Saya ikuti Kolonel ini lari 41 Km. Dulu setiap 17 Agustus ada kejuaran maraton namanya Proklamathon. Dan dulu Kopassus wajib ikut. Semua anggota, perwira Kopassus harus ikut,” kata Prabowo.

Prabowo menuturkan, ketika itu dirinya berlari mendampingi Yunus Yosfiah mulai dari Senayan kemudian ke Jalan Soedirman, Thamrin terus Harmoni. ”Pada saat sampai Harmoni, ada teman saya perwira yang meminta izin dengan alasan akan buang air kecil. Tapi ternyata tidak kembali lagi. Saya juga sebenarnya mau kabur juga. Tapi bagaimana saya mau “menghilang” sementara Pak Yunus lari terus sampai finish. Itulah Pak Yunus,” kenang Prabowo.



Mantan Danjen Kopassus ini menyebut, rute yang dilalui mulai dari Senayan, turun ke Soedirman, Thamrin melewati Harmoni, terus ke Kota, Stasiun Kota, kembali ke Gunung Sahari naik sampai ke Jatinegara, naik ke Kalibata, naik sampai kembali di Senayan. ”Saya pertama kali mengenal Pak Yunus Yosfiah dalam sebuah operasi di Timor Timur. Dalam operasi tersebut, Pak Yunus dengan pangkat Mayor menjabat sebagai Komandan Tim Khusus dengan nama sandi Nanggala 10,” ujarnya.



Dalam kepemimpinannya, kata Prabowo, Yunus Yosfiah selalu memberikan contoh. Filosofi ing ngarsa sung tulada atau memimpin dari depan benar-benar berlaku. Beban dalam ransel yang dibawa oleh beliau sama beratnya dengan anak buah. Untuk keperluan logistik selama 14 hari misalnya, masing-masing prajurit membawa 28 kaleng ransum T2, berat per 1 kaleng 300 gram sehingga semuanya sekitar 13 Kg. Belum termasuk peluru, pakaian cadangan dan lain-lain sehingga beban dalam ransel itu sekitar 18-20 Kg.

”Tindakan Pak Yunus ini nilainya lebih dari satu jam santiaji atau ceramah. Pemimpin kalau menanggung beban berat yang sama dengan anak buah, anak buah akan patuh dan setia. Jadi pemimpin tidak perlu bicara panjang lebar. Cukup memberikan teladan maka akan berdampak besar terhadap anak buah. Kesan yang saya rasakan dari kepemimpinan beliau juga adalah selalu tenang, tidak pernah panik, tidak pernah gugup,” ucapnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More