Video Jaksa Ngaku Terima Suap di Kasus Rizieq Shihab Hoaks

Minggu, 21 Maret 2021 - 04:03 WIB
Terdakwa pelanggaran kekarantinaan kesehatan Habib Rizieq Shihab terlibat kisruh dengan pihak Kejaksaan di Rutan Bareskrim Polri. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Kejaksaan Agung ( Kejagung ) memberikan klarifikasi soal beredarnya video di media sosial (medsos) yang menggambarkan adanya seorang jaksa menerima suap di kasus terdakwa Habib Rizieq Shihab .

Kapuspenkum Kejagung Leonard Eben Ezer Simajuntak menyebut bahwa video yang viral tersebut adalah hoaks. Menurutnya, hal itu adalah penjelasan Yulianto, selaku Kepala Sub Direktorat Tindak Pidana Korupsi pada Direktur Penyidikan pada Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus kepada media pada 2016.

"Bahwa video penangkapan seorang oknum Jaksa oleh Tim Saber Pungli Kejaksaan Agung adalah peristiwa yang terjadi pada bulan November tahun 2016 yang lalu dan bukan merupakan pengakuan Jaksa yang menerima suap kasus sidang Habib Rizieq Sihab," kata Leonard dalam keterangannya, Jakarta, Minggu (21/3/2021).

Baca juga: Siapkan Eksepsi, Kuasa Hukum Habib Rizieq: Mengetuk Pintu Langit, Menolak Kezaliman





Ia memastikan, penangkapan oknum Jaksa AF di Jawa Timur tersebut terkait dengan pemberian suap dalam penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi Penjualan Tanah Kas Desa di Desa Kali Mok, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep Jawa Timur.

"Bahwa pejabat yang menjelaskan penangkapan oknum Jaksa AF pada video tersebut, adalah Bapak Yulianto, yang saat ini sudah menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur (NTT)," ujarnya.

Ia menekankan, video penangkapan oknum Jaksa AF tidak ada sama sekali kaitan dan hubungannya dengan proses sidang Muhammad Rizieq alias Habib Rizieq Sihab di Pengadilan Negeri Jakarta Timur yang saat ini sedang disidangkan.

Baca juga: Habib Rizieq Dinilai Menghina Peradilan, Mahfud Bicara Kewenangan Hakim



"Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaaan Agung menegaskan bahwa informasi dalam video tersebut adalah tidak benar atau hoaks," tuturnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(abd)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More