SBY-Demokrat Ibarat Dua Sisi Mata Uang, Klaim KLB Darmizal Cs Diragukan
Rabu, 03 Maret 2021 - 10:00 WIB
JAKARTA - Desakan mantan kader dan petinggi Partai Demokrat untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) terus dihembuskan. KLB disuarakan sejumlah kader partai yang telah diberhentikan dengan tidak hormat alias dipecat karena mereka dianggap melanggar AD/ART partai dan etika partai.
Dosen Ilmu Politik UIN Jakarta Bakir Ihsan menilai, desakan Darmizal Cs untuk digelarnya KLB sulit terealisasi. Mengingat, ada beberapa persyaratan dan alasan kuat yang mendasarinya, bukan dalih politis untuk menggugat kepemimpinan partai.
(Baca: KLB Terus Berembus, Partai Demokrat di Ambang Dualisme Kepengurusan)
Terlebih, kata Bakir, masih ada figur Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Selain menjabat sebagai ketua Majelis Tinggi Partai, SBY juga memiliki saham politik di partai berlambang bintang mercy tersebut.
"KLB sulit (dilakukan) karena Demokrat dengan SBY seperti 2 (dua) sisi mata uang, seperti halnya Mega (Megawati Soekarnoputri) dan PDIP-nya," ungkapnya saat dihubungi, Rabu (3/3/2021).
Lebih jauh, Bakir memandang bahwa isu KLB bagi Demokrat nampak menguntungkan. Dia melihat, Partai yang saat ini dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono bisa memanfaatkan isu KLB ini untuk memicu dan memacu konsolidasi internal partai, dengan syarat mampu dikelola dengan baik.
(Baca: Masih Sebut Ibas Calon Ketum di KLB April, Darmizal: Moeldoko Tetap Harapan Mayoritas)
Sebaliknya, kata Bakir, klaim kubu kader yang telah dipecat bahwa KLB tinggal pelaksanaan masih sulit dibuktikan. Karena hal ini menyangkut seberapa kuat dukungan dari pemilik suara sah.
"Namanya klaim belum ada bukti. Tinggal dihitung berapa orang pengurus pusat dan DPD-DPC yang kecewa dengan SBY dan AHY," ujar dosen sosiologi politik itu. (Rakhmatulloh)
Dosen Ilmu Politik UIN Jakarta Bakir Ihsan menilai, desakan Darmizal Cs untuk digelarnya KLB sulit terealisasi. Mengingat, ada beberapa persyaratan dan alasan kuat yang mendasarinya, bukan dalih politis untuk menggugat kepemimpinan partai.
(Baca: KLB Terus Berembus, Partai Demokrat di Ambang Dualisme Kepengurusan)
Terlebih, kata Bakir, masih ada figur Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Selain menjabat sebagai ketua Majelis Tinggi Partai, SBY juga memiliki saham politik di partai berlambang bintang mercy tersebut.
"KLB sulit (dilakukan) karena Demokrat dengan SBY seperti 2 (dua) sisi mata uang, seperti halnya Mega (Megawati Soekarnoputri) dan PDIP-nya," ungkapnya saat dihubungi, Rabu (3/3/2021).
Lebih jauh, Bakir memandang bahwa isu KLB bagi Demokrat nampak menguntungkan. Dia melihat, Partai yang saat ini dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono bisa memanfaatkan isu KLB ini untuk memicu dan memacu konsolidasi internal partai, dengan syarat mampu dikelola dengan baik.
(Baca: Masih Sebut Ibas Calon Ketum di KLB April, Darmizal: Moeldoko Tetap Harapan Mayoritas)
Sebaliknya, kata Bakir, klaim kubu kader yang telah dipecat bahwa KLB tinggal pelaksanaan masih sulit dibuktikan. Karena hal ini menyangkut seberapa kuat dukungan dari pemilik suara sah.
"Namanya klaim belum ada bukti. Tinggal dihitung berapa orang pengurus pusat dan DPD-DPC yang kecewa dengan SBY dan AHY," ujar dosen sosiologi politik itu. (Rakhmatulloh)
(muh)
tulis komentar anda