Musim Hujan Diprediksi Baru Berakhir Pada Mei Mendatang
Senin, 22 Februari 2021 - 06:43 WIB
JAKARTA - Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal menjelaskan, musim hujan 2020-2021 dipengaruhi fenomena iklim global La Nina yang dapat meningkatkan curah hujan hingga 40%. La Nina diperkirakan masih akan berlangsung setidaknya hingga Mei 2021.
"Saat ini hampir sebagian besar wilayah Indonesia yaitu 96% dari Zona Musim telah memasuki musim hujan ," kata Herizal di Jakarta, Minggu (21/2/2021).
Diprakirakan pada Maret-April 2021 curah hujan di sebagian besar Wilayah Indonesia masih berpotensi menengah hingga tinggi (200-500 mm/bulan). Adapun sebagian besar Papua dan sebagian Sulawesi berpotensi mendapatkan curah hujan bulanan kategori tinggi-sangat tinggi atau lebih dari 500 mm/bulan.
Baca juga: BMKG Beberkan Penyebab Cuaca Ekstrem di Wilayah Jabodetabek
"Sementara Mei memasuki masa transisi dari musim hujan ke kemarau dan pada Juni-Agustus sebagian besar wilayah seperti Riau, Jambi, Sumsel, Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan dan Papua diprakirakan mendapatkan curah hujan kategori menengah-rendah (20-150 mm/bulan)," katanya.
September diprediksikan juga masih kemarau, sementara Oktober memasuki transisi musim kemarau ke musim hujan dan diprakirakan November kembali memasuki musim hujan.
Herizal menambahkan, musim kemarau diperkirakan lebih basah dibandingkan normalnya karena itu tetap perlu diwaspadai potensi bencana hidrometeorologi hingga April 2021.
Baca juga: Peringatan Dini BMKG, Cuaca Ekstrem Berpotensi Melanda 23 Wilayah Ini
"Musim kemarau tahun ini tidak sekering musim kemarau pada biasanya atau juga dibandingkan musim kemarau 2019," katanya.
Karena itu masih perlu diwaspadai potensi banjir yang berpeluang terjadi pada Maret-April 2021. Potensi curah hujan kategori menengah dan tinggi pada Maret dan April juga perlu dimanfaatkan untuk mengisi waduk, bendungan dan embung sebagai cadangan air untuk mengantisipasi musim kemarau.
"Saat ini hampir sebagian besar wilayah Indonesia yaitu 96% dari Zona Musim telah memasuki musim hujan ," kata Herizal di Jakarta, Minggu (21/2/2021).
Diprakirakan pada Maret-April 2021 curah hujan di sebagian besar Wilayah Indonesia masih berpotensi menengah hingga tinggi (200-500 mm/bulan). Adapun sebagian besar Papua dan sebagian Sulawesi berpotensi mendapatkan curah hujan bulanan kategori tinggi-sangat tinggi atau lebih dari 500 mm/bulan.
Baca juga: BMKG Beberkan Penyebab Cuaca Ekstrem di Wilayah Jabodetabek
"Sementara Mei memasuki masa transisi dari musim hujan ke kemarau dan pada Juni-Agustus sebagian besar wilayah seperti Riau, Jambi, Sumsel, Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan dan Papua diprakirakan mendapatkan curah hujan kategori menengah-rendah (20-150 mm/bulan)," katanya.
September diprediksikan juga masih kemarau, sementara Oktober memasuki transisi musim kemarau ke musim hujan dan diprakirakan November kembali memasuki musim hujan.
Herizal menambahkan, musim kemarau diperkirakan lebih basah dibandingkan normalnya karena itu tetap perlu diwaspadai potensi bencana hidrometeorologi hingga April 2021.
Baca juga: Peringatan Dini BMKG, Cuaca Ekstrem Berpotensi Melanda 23 Wilayah Ini
"Musim kemarau tahun ini tidak sekering musim kemarau pada biasanya atau juga dibandingkan musim kemarau 2019," katanya.
Karena itu masih perlu diwaspadai potensi banjir yang berpeluang terjadi pada Maret-April 2021. Potensi curah hujan kategori menengah dan tinggi pada Maret dan April juga perlu dimanfaatkan untuk mengisi waduk, bendungan dan embung sebagai cadangan air untuk mengantisipasi musim kemarau.
(abd)
tulis komentar anda