Ciptakan Alat Pembayaran TransJakarta Berbasis Gantungan Kunci, 3 Siswa Ini Raih Emas di KLESF Malaysia
Rabu, 13 November 2024 - 10:19 WIB
JAKARTA - Tim siswa kelas 9 dari Mentari Intercultural School Jakarta (MISJ) berhasil meraih juara pertama di ajang Kuala Lumpur Engineering Science Fair (KLESF) 2024 yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia. Tim yang terdiri dari Daris Hanifta Teguh, Habilla Zaira Madjid, dan Ennoia Aidan Prarthana Pangganjar berhasil mengalahkan 366 tim dari tujuh negara, membawa pulang medali emas dengan inovasi mereka yang berjudul Revolutionizing the Indonesian TransJakarta Fare System with ScanGo.
Karya ini berfokus pada solusi untuk sistem pembayaran transportasi publik di Jakarta, khususnya untuk layanan TransJakarta. Mengusung tema "Sustainability Cities and Communities" (SDG 11), tim ini menciptakan sebuah alat pembayaran berbasis gantungan kunci yang memanfaatkan teknologi deteksi otomatis. Gantungan kunci ini memungkinkan penumpang melakukan transaksi pembayaran dalam waktu hanya 1-2 detik, dengan jarak deteksi hingga 1,5 meter, membuat proses pembayaran menjadi lebih cepat dan efisien.
Menurut Habilla Zaira Madjid, gagasan ini berawal dari pengalaman pribadi mereka menggunakan TransJakarta. "Kami merasa perlu ada inovasi dalam sistem pembayaran transportasi publik agar lebih praktis dan nyaman. Proyek ini adalah cara kami memberikan solusi untuk permasalahan yang sering kami temui sebagai pengguna," ujarnya.
Dengan teknologi yang dikembangkan, penumpang dapat melakukan transaksi secara otomatis, mengurangi antrian dan meningkatkan kenyamanan saat menggunakan layanan transportasi publik. "Kami berharap ide ini dapat mengurangi kemacetan di Jakarta dan mempermudah aksesibilitas bagi semua orang," tambah Ennoia Aidan Prarthana.
Pencapaian tim ini mendapat apresiasi tinggi dari para pendamping, yakni Otami Hia dan Prita Elriza Saputri, yang juga merupakan guru di MISJ. Otami Hia menyampaikan bahwa ketiga siswa ini memang layak meraih peringkat pertama dan medali emas, mengingat pengalaman mereka dalam mengikuti berbagai kompetisi tingkat nasional dan internasional.
"Zaira, Daris, dan Ennoia adalah siswa yang sudah berprestasi dan memiliki pengalaman dalam berbagai kompetisi. Saya percaya mereka mampu membawa karya yang bisa menyelesaikan masalah nyata di masyarakat, sesuai dengan tema KLESF tahun ini," ungkap Otami.
Lebih dari sekadar mengejar gelar juara, Otami menekankan bahwa tujuan utama mereka mengikutkan siswa dalam kompetisi ini adalah untuk memberikan pengalaman yang dapat memperkaya proses pembelajaran dan mempersiapkan mereka menghadapi tantangan di dunia industri dan teknologi di masa depan. "Kompetisi seperti ini sangat penting untuk menumbuhkan minat siswa di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics), yang semakin relevan dengan perkembangan industri dan teknologi global," lanjutnya.
Ajang KLESF 2024 ini berlangsung dari 8 hingga 10 November, diikuti oleh 366 peserta dari tujuh negara, dan didukung oleh berbagai lembaga terkemuka, termasuk The Associated Chinese Chambers of Commerce and Industry Malaysia (ACCCIM), Academy of Sciences Malaysia (ASM), serta Ministry of Education Malaysia (MOE).
Karya ini berfokus pada solusi untuk sistem pembayaran transportasi publik di Jakarta, khususnya untuk layanan TransJakarta. Mengusung tema "Sustainability Cities and Communities" (SDG 11), tim ini menciptakan sebuah alat pembayaran berbasis gantungan kunci yang memanfaatkan teknologi deteksi otomatis. Gantungan kunci ini memungkinkan penumpang melakukan transaksi pembayaran dalam waktu hanya 1-2 detik, dengan jarak deteksi hingga 1,5 meter, membuat proses pembayaran menjadi lebih cepat dan efisien.
Menurut Habilla Zaira Madjid, gagasan ini berawal dari pengalaman pribadi mereka menggunakan TransJakarta. "Kami merasa perlu ada inovasi dalam sistem pembayaran transportasi publik agar lebih praktis dan nyaman. Proyek ini adalah cara kami memberikan solusi untuk permasalahan yang sering kami temui sebagai pengguna," ujarnya.
Dengan teknologi yang dikembangkan, penumpang dapat melakukan transaksi secara otomatis, mengurangi antrian dan meningkatkan kenyamanan saat menggunakan layanan transportasi publik. "Kami berharap ide ini dapat mengurangi kemacetan di Jakarta dan mempermudah aksesibilitas bagi semua orang," tambah Ennoia Aidan Prarthana.
Pencapaian tim ini mendapat apresiasi tinggi dari para pendamping, yakni Otami Hia dan Prita Elriza Saputri, yang juga merupakan guru di MISJ. Otami Hia menyampaikan bahwa ketiga siswa ini memang layak meraih peringkat pertama dan medali emas, mengingat pengalaman mereka dalam mengikuti berbagai kompetisi tingkat nasional dan internasional.
"Zaira, Daris, dan Ennoia adalah siswa yang sudah berprestasi dan memiliki pengalaman dalam berbagai kompetisi. Saya percaya mereka mampu membawa karya yang bisa menyelesaikan masalah nyata di masyarakat, sesuai dengan tema KLESF tahun ini," ungkap Otami.
Lebih dari sekadar mengejar gelar juara, Otami menekankan bahwa tujuan utama mereka mengikutkan siswa dalam kompetisi ini adalah untuk memberikan pengalaman yang dapat memperkaya proses pembelajaran dan mempersiapkan mereka menghadapi tantangan di dunia industri dan teknologi di masa depan. "Kompetisi seperti ini sangat penting untuk menumbuhkan minat siswa di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics), yang semakin relevan dengan perkembangan industri dan teknologi global," lanjutnya.
Ajang KLESF 2024 ini berlangsung dari 8 hingga 10 November, diikuti oleh 366 peserta dari tujuh negara, dan didukung oleh berbagai lembaga terkemuka, termasuk The Associated Chinese Chambers of Commerce and Industry Malaysia (ACCCIM), Academy of Sciences Malaysia (ASM), serta Ministry of Education Malaysia (MOE).
(abd)
tulis komentar anda