Meski Musim Kemarau, Beberapa Wilayah Masih Berpotensi Hujan hingga 27 Agustus
Selasa, 20 Agustus 2024 - 07:21 WIB
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan wilayah selatan Indonesia, termasuk pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, saat ini masih mengalami musim kemarau dengan cuaca yang cerah hingga berawan. Namun, sejumlah wilayah masih berpotensi mengalami hujan sepekan ke depan atau periode 20 hingga 27 Agustus 2024 mendatang.
"Ini umum terjadi pada bulan Agustus karena wilayah selatan memang berada dalam periode musim kemarau. Meskipun demikian, dalam beberapa hari ke depan, masih ada potensi hujan di sejumlah wilayah Indonesia, terutama di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur,” tulis BMKG dalam keterangan resminya, Selasa (20/8/2024).
BMKG melaporkan wilayah yang berpotensi mengalami hujan meliputi sebagian Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, serta sebagian besar wilayah di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Potensi hujan ini, jelas BMKG, dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu gangguan fenomena gelombang Rossby Ekuatorial dan Madden Jullian Oscillation secara spasial dapat meningkatkan kemungkinan hujan, daerah pertemuan dan perlambatan angin yang mendukung pembentukan awan konvektif, serta labilitas udara yang menciptakan kondisi atmosfer yang tidak stabil.
Analisis dan pantauan BMKG bahwa dalam sepekan terakhir curah hujan di beberapa wilayah di Indonesia bagian utara masih cukup tinggi pada awal hingga pertengahan Agustus 2024. Tercatat hujan dengan intensitas sangat lebat terjadi pada tanggal 13 Agustus di Stasiun Meteorologi Cut Nyak Dien Nagan Raya (101 mm/hari), dan 15 Agustus di Stasiun Meteorologi Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan (105 mm/hari).
Selanjutnya, adanya daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) terpantau memanjang dari Jambi hingga Selat Malaka, Pesisir timur Lampung hingga Perairan timur Kep. Riau, Kalimantan Tengah hingga Pesisir barat Kalimantan Barat, Laut Banda, Perairan utara Papua Barat Daya hingga Maluku Utara, Papua Pegunungan hingga Pesisir selatan Papua Tengah. Daerah konfluensi diprediksi berada di Laut Andaman, Samudra Hindia barat Sumatra Barat, Laut Sulu, Laut Sulawesi, Laut Timor, Laut Halmahera, Teluk Cendrawasih.
"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi atau konfluensi tersebut Peningkatan kecepatan angin hingga mencapai >25 knot, terpantau di Laut Banda, dan Laut Arafuru, yang mampu meningkatkan tinggi gelombang di wilayah sekitar perairan tersebut,” ujar BMKG.
Selanjutnya, BMKG juga mendeteksi adanya labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di Aceh, Sumatera Utara, Sumatra Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Tengah dan Papua Pegunungan.
"Ini umum terjadi pada bulan Agustus karena wilayah selatan memang berada dalam periode musim kemarau. Meskipun demikian, dalam beberapa hari ke depan, masih ada potensi hujan di sejumlah wilayah Indonesia, terutama di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur,” tulis BMKG dalam keterangan resminya, Selasa (20/8/2024).
BMKG melaporkan wilayah yang berpotensi mengalami hujan meliputi sebagian Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, serta sebagian besar wilayah di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Potensi hujan ini, jelas BMKG, dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu gangguan fenomena gelombang Rossby Ekuatorial dan Madden Jullian Oscillation secara spasial dapat meningkatkan kemungkinan hujan, daerah pertemuan dan perlambatan angin yang mendukung pembentukan awan konvektif, serta labilitas udara yang menciptakan kondisi atmosfer yang tidak stabil.
Analisis dan pantauan BMKG bahwa dalam sepekan terakhir curah hujan di beberapa wilayah di Indonesia bagian utara masih cukup tinggi pada awal hingga pertengahan Agustus 2024. Tercatat hujan dengan intensitas sangat lebat terjadi pada tanggal 13 Agustus di Stasiun Meteorologi Cut Nyak Dien Nagan Raya (101 mm/hari), dan 15 Agustus di Stasiun Meteorologi Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan (105 mm/hari).
Selanjutnya, adanya daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) terpantau memanjang dari Jambi hingga Selat Malaka, Pesisir timur Lampung hingga Perairan timur Kep. Riau, Kalimantan Tengah hingga Pesisir barat Kalimantan Barat, Laut Banda, Perairan utara Papua Barat Daya hingga Maluku Utara, Papua Pegunungan hingga Pesisir selatan Papua Tengah. Daerah konfluensi diprediksi berada di Laut Andaman, Samudra Hindia barat Sumatra Barat, Laut Sulu, Laut Sulawesi, Laut Timor, Laut Halmahera, Teluk Cendrawasih.
"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi atau konfluensi tersebut Peningkatan kecepatan angin hingga mencapai >25 knot, terpantau di Laut Banda, dan Laut Arafuru, yang mampu meningkatkan tinggi gelombang di wilayah sekitar perairan tersebut,” ujar BMKG.
Selanjutnya, BMKG juga mendeteksi adanya labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di Aceh, Sumatera Utara, Sumatra Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Tengah dan Papua Pegunungan.
tulis komentar anda