Profil Salim Said, Tokoh Pers yang Juga Dikenal sebagai Pengamat Militer
Minggu, 19 Mei 2024 - 03:53 WIB
JAKARTA - Tokoh pers Salim Said meninggal dunia pada Sabtu (18/5/2024). Mantan Duta Besar RI untuk Republik Ceko itu mengembuskan napas terakhir pukul 19.33 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat.
Jenazah Salim Said disemayamkan di rumah duka, Jalan Redaksi Nomor 149, Kompleks Wartawan PWI Cipinang, Jakarta Timur. Menurut rencana, jenazah Salim Said akan dimakamkan pada Minggu siang di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
Salim Said merupakan seorang sejarawan, pengamat politik, pengamat militer, sekaligus penulis ternama Indonesia. Salim Said juga merupakan Duta Besar RI untuk Republik Ceko (2006-2010). Pria kelahiran Parepare, 10 November 1943 ini juga merupakan Guru Besar Ilmu Politik, seorang penulis, wartawan, dan asisten sutradara.
Hasil karya buku yang ia tulis di antaranya ada Militer Indonesia dan Politik: Dulu, Kini, dan Kelak, Profil Dunia Film Indonesia, dan masih banyak lagi. Salim juga memiliki karya tulisan mengenai sastra yang dimuat dalam Mimbar Indonesia, Bahasa dan Budaya, Horison, Budaya Jaya, dan lain-lain.
Selain itu, Salim juga memiliki ketertarikan dengan tema film. Salah satu bukunya yang membahas soal film bertajuk Profil Dunia Perfilman Indonesia (1982).
Salim Said sempat menempuh pendidikan Jurusan Psikologi di Universitas Indonesia. Sayangnya, pendidikan tersebut tak dilanjutkan olehnya. Salim pun memilih melanjutkan pendidikannya lewat Jurusan Sosiologi di universitas yang sama dan lulus pada tahun 1976.
Selanjutnya, Salim melanjutkan pendidikannya ke Ohio, Amerika Serikat. Ia meraih tiga gelar sekaligus di sana, yakni magister Hubungan Internasional, Ilmu Politik, dan Doktor Ilmu Politik.
Salim pun membangun kariernya di dunia jurnalistik. Ia pernah menjadi redaktur Pelopor Baru,Angkatan Bersenjata dan redaktur majalah Tempo (1971-1987). Salim juga mengajar di Sekolah Ilmu Sosial dan menjadi anggota Dewan Film Nasional.
Menjadi anggota dari Dewan Film Nasional dan Dewan Kesenian Jakarta, Salim sering berpartisipasi dalam diskusi tentang film, sejarah, sosial, dan politik Indonesia dalam tingkat nasional maupun internasional.
Sejumlah tokoh berdukacita atas meninggalnya Salim Said. Di antaranya, anggota DPR Fadli Zon. "Sosok intelektual budayawan yg tajam n berpengetahuan luas. Selamat jalan Excellency Bang Salim," tulis Fadli yang juga mengunggah foto kunjungan terakhir Salim Said ke Fadli Zon Library pada tahun 2023, dikutip dari akun Instagram @fadlizon.
Jenazah Salim Said disemayamkan di rumah duka, Jalan Redaksi Nomor 149, Kompleks Wartawan PWI Cipinang, Jakarta Timur. Menurut rencana, jenazah Salim Said akan dimakamkan pada Minggu siang di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
Salim Said merupakan seorang sejarawan, pengamat politik, pengamat militer, sekaligus penulis ternama Indonesia. Salim Said juga merupakan Duta Besar RI untuk Republik Ceko (2006-2010). Pria kelahiran Parepare, 10 November 1943 ini juga merupakan Guru Besar Ilmu Politik, seorang penulis, wartawan, dan asisten sutradara.
Hasil karya buku yang ia tulis di antaranya ada Militer Indonesia dan Politik: Dulu, Kini, dan Kelak, Profil Dunia Film Indonesia, dan masih banyak lagi. Salim juga memiliki karya tulisan mengenai sastra yang dimuat dalam Mimbar Indonesia, Bahasa dan Budaya, Horison, Budaya Jaya, dan lain-lain.
Selain itu, Salim juga memiliki ketertarikan dengan tema film. Salah satu bukunya yang membahas soal film bertajuk Profil Dunia Perfilman Indonesia (1982).
Salim Said sempat menempuh pendidikan Jurusan Psikologi di Universitas Indonesia. Sayangnya, pendidikan tersebut tak dilanjutkan olehnya. Salim pun memilih melanjutkan pendidikannya lewat Jurusan Sosiologi di universitas yang sama dan lulus pada tahun 1976.
Selanjutnya, Salim melanjutkan pendidikannya ke Ohio, Amerika Serikat. Ia meraih tiga gelar sekaligus di sana, yakni magister Hubungan Internasional, Ilmu Politik, dan Doktor Ilmu Politik.
Salim pun membangun kariernya di dunia jurnalistik. Ia pernah menjadi redaktur Pelopor Baru,Angkatan Bersenjata dan redaktur majalah Tempo (1971-1987). Salim juga mengajar di Sekolah Ilmu Sosial dan menjadi anggota Dewan Film Nasional.
Menjadi anggota dari Dewan Film Nasional dan Dewan Kesenian Jakarta, Salim sering berpartisipasi dalam diskusi tentang film, sejarah, sosial, dan politik Indonesia dalam tingkat nasional maupun internasional.
Sejumlah tokoh berdukacita atas meninggalnya Salim Said. Di antaranya, anggota DPR Fadli Zon. "Sosok intelektual budayawan yg tajam n berpengetahuan luas. Selamat jalan Excellency Bang Salim," tulis Fadli yang juga mengunggah foto kunjungan terakhir Salim Said ke Fadli Zon Library pada tahun 2023, dikutip dari akun Instagram @fadlizon.
(zik)
tulis komentar anda