Pengamat Nilai Pertemuan Megawati dan Prabowo Masih Terbuka Lebar
Rabu, 08 Mei 2024 - 09:12 WIB
JAKARTA - Pertemuan antara Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto disebut-sebut segera terjadi. Pertemuan itu mulai santer dibicarakan setelah KPU menetapkan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu 2024.
Menanggapi hal ini, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menilai pertemuan kedua tokoh itu masih sangat terbuka lebar. "Soal peluang pertemuan Prabowo dan Mega masih terbuka lebar," kata Adi saat dimintai tanggapan, Rabu (8/5/2024).
Menurutnya, pertemuan Megawati dan Prabowo akan tetap diupayakan dari kedua belah pihak. Terealisasinya pertemuan antara keduanya, kata dia, juga tidak berkaitan dengan apakah PDIP berada di dalam pemerintahan ataupun di luar pemerintah. "Sekali pun ada indikasi PDIP ingin jadi oposisi bukan berarti pertemuan kedua tokoh tak diupayakan," ujarnya.
Adi menjelaskan pertemuan antara Megawati dan Prabowo bisa diartikan sebagai pertemuan dua elite politik. Terealisasinya pertemuan itu pun diyakinkan dapat mencairkan suasana.
"Pertemuan Prabowo dan Mega tak mesti melulu urusan koalisi atau oposisi. Intinya elite saling bertemu bisa mencairkan suasana yang ada," ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman meyakini bahwa ide presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk Presidential Club sudah didengar Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Presidential Club merupakan wadah mantan presiden untuk bertemu dan berdiskusi tentang masalah-masalah strategis kebangsaan.
"Saya pikir secara langsung atau tidak langsung sudah sampai ide ini kepada Ibu Mega," kata Habiburokhman di Ruang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/5/2024).
Keyakinannya itu didasarkan sejumlah kader PDIP telah menyambut baik ide dan gagasan Prabowo untuk membentuk Presidential Club. Ia melihat tidak ada resistensi yang ditunjukkan sejumlah kader partai berlambang kepala banteng bermoncong putih tersebut.
Menanggapi hal ini, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menilai pertemuan kedua tokoh itu masih sangat terbuka lebar. "Soal peluang pertemuan Prabowo dan Mega masih terbuka lebar," kata Adi saat dimintai tanggapan, Rabu (8/5/2024).
Menurutnya, pertemuan Megawati dan Prabowo akan tetap diupayakan dari kedua belah pihak. Terealisasinya pertemuan antara keduanya, kata dia, juga tidak berkaitan dengan apakah PDIP berada di dalam pemerintahan ataupun di luar pemerintah. "Sekali pun ada indikasi PDIP ingin jadi oposisi bukan berarti pertemuan kedua tokoh tak diupayakan," ujarnya.
Adi menjelaskan pertemuan antara Megawati dan Prabowo bisa diartikan sebagai pertemuan dua elite politik. Terealisasinya pertemuan itu pun diyakinkan dapat mencairkan suasana.
"Pertemuan Prabowo dan Mega tak mesti melulu urusan koalisi atau oposisi. Intinya elite saling bertemu bisa mencairkan suasana yang ada," ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman meyakini bahwa ide presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk Presidential Club sudah didengar Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Presidential Club merupakan wadah mantan presiden untuk bertemu dan berdiskusi tentang masalah-masalah strategis kebangsaan.
"Saya pikir secara langsung atau tidak langsung sudah sampai ide ini kepada Ibu Mega," kata Habiburokhman di Ruang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/5/2024).
Keyakinannya itu didasarkan sejumlah kader PDIP telah menyambut baik ide dan gagasan Prabowo untuk membentuk Presidential Club. Ia melihat tidak ada resistensi yang ditunjukkan sejumlah kader partai berlambang kepala banteng bermoncong putih tersebut.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda