Perolehan Suara Partai Pendukung Ganjar-Mahfud Turun, Partai Perindo: Kita Jadi Target Operasi

Kamis, 21 Maret 2024 - 18:33 WIB
Ketua DPP Partai Perindo Bidang Politik, Yusuf Lakaseng merespons tentang turunnya perolehan suara partai pengusung Ganjar Prabowo-Mahfud MD di Pilpres 2024. Foto/Aldhi Chandra/MPI
JAKARTA - Ketua DPP Partai Perindo Bidang Politik, Yusuf Lakaseng merespons tentang turunnya perolehan suara partai pengusung Ganjar Prabowo-Mahfud MD mulai dari PDIP, PPP, Hanura, dan Partai Perindo ini dibandingkan tahun 2019 silam. Turunnya perolehan suara itu sejatinya tak lepas dari kejahatan politik yang terjadi dalam pemilu saat ini.

"Intervensi kekuasaan, pengerahan aparat, penggunaan dana bansos ratusan triliun, ancaman (intimidasi dan manipulasi) sehingga efeknya pada paslon 03 dan semua partai yang mendukung paslon 03," ujarnya pada wartawan, Kamis (21/3/2024).





Dia menerangkan PDIP turun 5% dari 21 ke 16, PPP partai paling bersejarah di republik ini pun terpotong perolehan suaranya dari Senayan, begitu juga Partai Perindo yang nyaris kehilangan suara 50% dari perolehan suara di Pemilu 2019. Semua itu dinilai tak lepas dari politi cawe-cawe yang dilakukan penguasa untuk memenangkan paslon tertentu.

"Karena politik cawe-cawe itulah yang menyebabkan suara terdegradasi secara serius. Makanya, kita simpulan kita juga menjadi bagian dari target operasi karena kita adalah salah satu partai yang tidak tunduk pada kekuasaan untuk pilihan dukungan pilpres," tuturnya.

Dia menambahkan tergerusnya perolehan suara partai pendukung paslon nomor urut 3 itu merupakan harga yang harus dibayar lantaran tak sejalan arah politiknya dengan penguasa. Partai Perindo pun tak terlalu kecewa lantaran masih ada 2 juta masyarakat Indonesia yang mempercayai partai yang dipimpin oleh Hary Tanoesoedibjo itu.

"Itu harga yang harus kami bayar dan tak apa-apa, kami tak kecewa berlebih dan berterima kasih karena di tengah kecurangan masif itu, masih ada sekitar 2 juta masyarakat Indonesia yang percaya pada Partai Perindo," jelasnya.



"Kami akan bangkit lagi, masih ada hari esok bagi kita berbenah, kita menatap ke depan, kita cuma ultimatum kejahatan pemilu ini tak bisa dibiarkan, harus diungkap, harus diusut dan harus diberikan punishment atas kejahatannya, presiden sekalipun, agar mendapatkan pelajaran dari perjalanan bangsa ini," katanya.
(kri)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More