Tak Ingin Masyarakat Bergantung pada Beras, Mbak Ita Gencarkan Pisang Legi
Minggu, 12 November 2023 - 20:39 WIB
SEMARANG - Lebih dari 300 stand peserta memeriahkan festival pangan pendamping beras bertajuk Promosi Pangan Lokal Enak dan Bergizi (Pisang Legi). Cooking Vaganza dan program "Pisang Legi" digelar di Bundaran Simpang Lima Semarang bersamaan dengan kegiatan CFD (Car Free Day), Minggu (12/11/).
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, festival ini merupakan upaya untuk mengajak dan menggelorakan semangat kepada masyarakat untuk mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi beras.
"Kegiatan ini adalah upaya terus menerus untuk menggelorakan, memberikan semangat, dan mengajak masyarakat, bahwa kenyang ini tidak harus pakai nasi, beras. Ada pilihan alternatif makanan lain sebagai pengganti karbohidrat nasi," kata Mbak Ita, sapaan akrabnya.
Dengan program Pisang Legi ini juga, masyarakat didorong untuk memanfaatkan pangan lokal pendamping beras sebagai makanan enak dan bergizi dalam menu sehari-hari.
"Ini festival pendamping beras kedua, setelah Oktober lalu dengan 114 stand. Kini berkembang jadi lebih dari 300 stand yang terdiri dari rumah sakit, Puskesmas, sekolah, hotel, bahkan jajaran OPD Pemkot Semarang," lanjutnya.
Tak hanya itu, dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) juga memberikan support dalam festival pendamping beras 'Pisang Legi' kali ini.
"Alhamdulillah hari ini dari Bapanas memberikan support. Bapanas membagikan ratusan pisang, minuman olahan yang semuanya merupakan pangan lokal," ujarnya.
Kegiatan festival pangan pendamping beras "Pisang Legi" merupakan kampanye mengenai pentingnya pola konsumsi pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA). Dalam Festival Pisang Legi, beraneka ragam makanan dan kudapan berbahan baku non beras dan non terigu tersaji.
Pemkot Semarang menggandeng lebih banyak peserta, mulai dari OPD, organisasi wanita, PHRI, PPJI camat se-Kota Semarang, Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) serta instansi yang bergerak di sektor kesehatan. Masing-masing peserta stand membuat minimal 50 porsi untuk kemudian dibagikan secara gratis kepada masyarakat di area Car Free Day (CFD) Simpanglima Semarang.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, festival ini merupakan upaya untuk mengajak dan menggelorakan semangat kepada masyarakat untuk mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi beras.
"Kegiatan ini adalah upaya terus menerus untuk menggelorakan, memberikan semangat, dan mengajak masyarakat, bahwa kenyang ini tidak harus pakai nasi, beras. Ada pilihan alternatif makanan lain sebagai pengganti karbohidrat nasi," kata Mbak Ita, sapaan akrabnya.
Dengan program Pisang Legi ini juga, masyarakat didorong untuk memanfaatkan pangan lokal pendamping beras sebagai makanan enak dan bergizi dalam menu sehari-hari.
"Ini festival pendamping beras kedua, setelah Oktober lalu dengan 114 stand. Kini berkembang jadi lebih dari 300 stand yang terdiri dari rumah sakit, Puskesmas, sekolah, hotel, bahkan jajaran OPD Pemkot Semarang," lanjutnya.
Tak hanya itu, dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) juga memberikan support dalam festival pendamping beras 'Pisang Legi' kali ini.
"Alhamdulillah hari ini dari Bapanas memberikan support. Bapanas membagikan ratusan pisang, minuman olahan yang semuanya merupakan pangan lokal," ujarnya.
Kegiatan festival pangan pendamping beras "Pisang Legi" merupakan kampanye mengenai pentingnya pola konsumsi pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA). Dalam Festival Pisang Legi, beraneka ragam makanan dan kudapan berbahan baku non beras dan non terigu tersaji.
Pemkot Semarang menggandeng lebih banyak peserta, mulai dari OPD, organisasi wanita, PHRI, PPJI camat se-Kota Semarang, Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) serta instansi yang bergerak di sektor kesehatan. Masing-masing peserta stand membuat minimal 50 porsi untuk kemudian dibagikan secara gratis kepada masyarakat di area Car Free Day (CFD) Simpanglima Semarang.
tulis komentar anda