Mengagumkan, Nenek di Thailand Jadi Sarjana di Usia 91 Tahun

Kamis, 10 Agustus 2017 - 11:44 WIB
Mengagumkan, Nenek di Thailand Jadi Sarjana di Usia 91 Tahun
Mengagumkan, Nenek di Thailand Jadi Sarjana di Usia 91 Tahun
A A A
BANGKOK - Seorang wanita berusia 91 tahun di Thailand benar-benar menjalankan petuah bijak yang berbunyi tidak pernah terlambat untuk belajar. Ia berhasil mendapatkan gelar sarjana setelah lebih dari 10 tahun berusaha untuk mendapatkannya.

Kimlan Jinakul mempunyai keinginan untuk kuliah, tapi ia tidak mempunyai kesempatan untuk itu di saat muda. Namun, semua berubah setelah ia melihat anak sendiri lulus dari universitas. Ia pun memutuskan untuk mendaftar dan pada Rabu kemarin ia berhasil mendapatkan gelar sarjananya.

Kimlan awalnya berasal dari provinsi Lampang di utara Thailand. Dia adalah murid yang cerdas dan pergi ke salah satu sekolah terbaik di provinsinya. Tapi melanjutkan ke universitas bukanlah pilihan saat itu. Setelah keluarganya pindah ke Bangkok, ia menikah dan harus meninggalkan mimpinya untuk belajar lebih jauh.

"Saya selalu, bagaimanapun juga, ingin anak-anak saya dapat belajar, jadi saya mendorong dan mendukung mereka ketika mereka ingin kuliah ke universitas," katanya seperti dikutip dari BBC, Kamis (10/8/2017).

Empat dari lima anaknya mendapat gelar magister dan satu anaknya bahkan melanjutkan untuk mendapatkan gelar PhD di Amerika Serikat (AS). Dan pengalaman akademis anak-anaknyalah yang akhirnya membawanya untuk mendaftarkan diri.

Ketika salah satu putrinya - yang sudah bekerja di rumah sakit - mengikuti kursus di Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat, Kimlan memutuskan untuk ikut mendaftar juga.

Dia berusia 72 saat pertama kali mendaftar. Tapi kematian salah satu putrinya membuat ia berhenti kuliah selama beberapa tahun.

Ketika berusia 85 tahun, dia kembali melanjutkan keinginannya dan mendaftarkan diri di bidang Ekologi Manusia - sebuah program yang dia katakan akan mengajarkan kepadanya bagaimana menjalani kehidupan yang baik dan bahagia.

"Setelah pulih dari kehilangan dan kesedihan, saya mendorong diri untuk menyelesaikan program ini. Saya berharap jiwa anak perempuan saya akan senang melihat ini," katanya.

Selama tahun-tahun belajarnya, rutinitas hariannya adalah bangun pagi dan memberi sedekah kepada biksu Buddha, lalu mengunjungi kuil di lingkungan sekitar dan akhirnya duduk dan belajar.

"Tidak ada kata terlambat, pikiran saya selalu sadar dan tajam untuk belajar," kata Kimlan.

"Dunia ini tidak pernah berhenti, selalu ada masalah baru yang harus kita selesaikan. Jika tidak ada ilmu baru, dunia akan berhenti makmur," katanya.

Ditanya tentang rahasia sukses, dia mengatakan tekad dan ambisi yang membuatnya bisa sejauh ini.

"Ketika saya mengatakan kepada diri sendiri untuk menyelesaikan satu bab, saya akan mencoba yang terbaik untuk melakukannya. Saya menggarisbawahi semua poin penting yang perlu saya hafalkan, dan itulah yang membantu saya selama masa studi saya," tuturnya.

"Saya senang saat saya melewatinya dan sedih saat gagal. Jadi saya kembali mengikuti ujian sampai saya melewatinya," dia tertawa.

Jadi bagaimana rencananya sekarang setelah mendapatkan gelar? "Saya tidak berpikir ada orang yang mau mempekerjakan saya jika saya mencari pekerjaan," dia bercanda.

"Saya hanya akan terus merawat cucu-cucu saya," tukasnya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3119 seconds (0.1#10.140)