Kemendes PDTT Dinilai Mampu Gerakkan Desa untuk Tuntaskan Masalah Sampah di Indonesia
Rabu, 22 Maret 2023 - 02:13 WIB
JAKARTA - Permasalahan sampah merupakan hak yang serius dapat menimbulkan dampak yang luar biasa terhadap lingkungan hingga tantangan global, termasuk Indonesia. Selain pencemaran lingkungan , sampah juga menyebabkan timbulnya berbagai jenis penyakit.
Direktur Eksekutif Youth Climatree Indonesia (YCI) Dr Robert E Sudarwan mengatakan, sampah yang tidak terkelola menyebabkan kerusakan air tanah, memicu terjadinya banjir, merusak biota laut, dan tentunya berkontribusi pada laju perubahan iklim. Maka itu, kata dia, pihaknya sangat menaruh perhatian pada isu sampah yang menjadi masalah bagi lingkungan.
“Tentu hal ini selain harus menjadi tanggung jawab setiap individu, lebih ditekankan peran kelembagaan pemerintah untuk dapat bersinergi dengan berbagai pihak dalam upaya menekan produksi sampah dan melakukan penanganan secara efektif,” kata Robert pada Workshop Potensi Pengelolaan Sampah Perkuat Perekonomian Desa di Kementerian Desa PDTT, Jakarta, Selasa 21 Maret 2023.
Lebih lanjut, dalam hal masalah sampah, terdapat dua pokok yang menjadi objek penanganan yakni; menekan produksi sampah dan melakukan pengelolaan atas sampah yang dihasilkan. Dalam hal ini, Robert menilai, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kementerian Desa PDTT) memiliki kemampuan untuk menggerak struktur sosial dalam mengatasi masalah sampah.
"Pertama memang butuh penyadaran bagi masyarakat agar peduli masalah sampah. Kemudian, pada dasarnya sampah memiliki nilai ekonomi sirkular, hanya saja perlu dukungan lebih dari kelembagaan untuk menggerakkan struktur sosial dalam hal berinovasi dengan menjadikan sampah sebagai bahan baku dan diolah menjadi produk yang bernilai ekonomis. Dalam hal ini Kemendes memiliki posisi strategis untuk melakukan akselerasi atas penangan sampah sekaligus peningkatan perekonomian desa," kata Robert.
Kemudian, kata dia, pemerintah juga perlu membantu membuka dan melakukan stimulus pangsa pasar untuk penyerapan produk yang dihasilkan dari pengolahan sampah. Menurutnya, akan lebih akseleratif dalam menyelesaikan masalah sampah jika digerakkan mulai dari struktur sosial pada tingkat desa.
“Jadi desa menjadi ujung tombaknya. Karena itu Kemendes PDTT harus memainkan peran strategisnya, mulai dari pembinaan, dukungan fasilitas hingga menghasilkan produk dengan serapan demand yang baik. Bisa juga Kemendes PDTT memberi apresiasi pada desa yang mampu melakukan pengelolaan sampah secara mandiri, ini akan memotivasi mereka," tutupnya.
Untuk diketahui, workshop ini dihadiri oleh Dirjen Pengembangan Ekonomi dan Investasi Kemendes PDTT, Harlina Sulistyorini sebagai keynote speaker dengan pembicara lainnya yaitu Direktur Pelayanan Investasi Kemendes PDTT, Supriyadi, Asdep Kewirausahaan Pemuda Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora RI, Ing Hendro Wicaksono, pelaku usaha, Syamsunar, dan Direktur Eksekutif Youth Climatree Indonesia Robert E Sudarwan.
Kemudian hadir juga utusan dari Mabes TNI AD, Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD), Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren), Afara, Humindo Mega Pratama, Gitindo Livina Tama, dan GreatEdu.
Direktur Eksekutif Youth Climatree Indonesia (YCI) Dr Robert E Sudarwan mengatakan, sampah yang tidak terkelola menyebabkan kerusakan air tanah, memicu terjadinya banjir, merusak biota laut, dan tentunya berkontribusi pada laju perubahan iklim. Maka itu, kata dia, pihaknya sangat menaruh perhatian pada isu sampah yang menjadi masalah bagi lingkungan.
“Tentu hal ini selain harus menjadi tanggung jawab setiap individu, lebih ditekankan peran kelembagaan pemerintah untuk dapat bersinergi dengan berbagai pihak dalam upaya menekan produksi sampah dan melakukan penanganan secara efektif,” kata Robert pada Workshop Potensi Pengelolaan Sampah Perkuat Perekonomian Desa di Kementerian Desa PDTT, Jakarta, Selasa 21 Maret 2023.
Lebih lanjut, dalam hal masalah sampah, terdapat dua pokok yang menjadi objek penanganan yakni; menekan produksi sampah dan melakukan pengelolaan atas sampah yang dihasilkan. Dalam hal ini, Robert menilai, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kementerian Desa PDTT) memiliki kemampuan untuk menggerak struktur sosial dalam mengatasi masalah sampah.
"Pertama memang butuh penyadaran bagi masyarakat agar peduli masalah sampah. Kemudian, pada dasarnya sampah memiliki nilai ekonomi sirkular, hanya saja perlu dukungan lebih dari kelembagaan untuk menggerakkan struktur sosial dalam hal berinovasi dengan menjadikan sampah sebagai bahan baku dan diolah menjadi produk yang bernilai ekonomis. Dalam hal ini Kemendes memiliki posisi strategis untuk melakukan akselerasi atas penangan sampah sekaligus peningkatan perekonomian desa," kata Robert.
Kemudian, kata dia, pemerintah juga perlu membantu membuka dan melakukan stimulus pangsa pasar untuk penyerapan produk yang dihasilkan dari pengolahan sampah. Menurutnya, akan lebih akseleratif dalam menyelesaikan masalah sampah jika digerakkan mulai dari struktur sosial pada tingkat desa.
“Jadi desa menjadi ujung tombaknya. Karena itu Kemendes PDTT harus memainkan peran strategisnya, mulai dari pembinaan, dukungan fasilitas hingga menghasilkan produk dengan serapan demand yang baik. Bisa juga Kemendes PDTT memberi apresiasi pada desa yang mampu melakukan pengelolaan sampah secara mandiri, ini akan memotivasi mereka," tutupnya.
Untuk diketahui, workshop ini dihadiri oleh Dirjen Pengembangan Ekonomi dan Investasi Kemendes PDTT, Harlina Sulistyorini sebagai keynote speaker dengan pembicara lainnya yaitu Direktur Pelayanan Investasi Kemendes PDTT, Supriyadi, Asdep Kewirausahaan Pemuda Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora RI, Ing Hendro Wicaksono, pelaku usaha, Syamsunar, dan Direktur Eksekutif Youth Climatree Indonesia Robert E Sudarwan.
Kemudian hadir juga utusan dari Mabes TNI AD, Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD), Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren), Afara, Humindo Mega Pratama, Gitindo Livina Tama, dan GreatEdu.
(mhd)
tulis komentar anda