Tim Emergency Human Initiative Bantu Korban Banjir Bandang Luwu Utara
Kamis, 16 Juli 2020 - 00:12 WIB
JAKARTA - Perjuangan panjang dijalani Tim Emergency Response Human Initiative cabang Makassar, ketika hendak menyambangi lokasi banjir bandang, Luwu Utara, Sulawesi Selatan . Tim yang diperkuat lima orang ini, harus menempuh 18 jam perjalanan untuk bisa sampai di lokasi.
Seperti diketahui, bencana Hidrometeorologi kembali melanda wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, pada Senin, 13 Juli 2020. Sehingga menyebabkan banjir bandang yang menerjang enam kecamatan di Kabupaten Luwu Utara. Berdasarkan laporan BPBD setempat, sebanyak 156 KK atau sekitar 655 jiwa mengungsi dan 4.202 KK yakni sebanyak 15.994 jiwa menjadi korban banjir bandang tersebut. (Baca juga: Begini Analisa Awal Penyebab Banjir Bandang di Masamba)
Sedangkan kerugian material akibat peristiwa itu tercatat 4.930 unit rumah terendam, 10 unit rumah hanyut, 213 unit rumah tertimbun pasir bercampur lumpur, 1 Kantor Koramil 1403-11 terendam air dan lumpur ketinggian 1 m, jembatan antar desa terputus dan jalan lintas provinsi tertimbun lumpur setinggi 1 hingga 4 meter.
Kepala Cabang Human Initiative Sulawesi Selatan Indra Budi Legowo mengatakan, mendapat informasi kejadian tersebut, Tim Emergency Response Human Initiative Sulawesi Selatan langsung turun ke lokasi banjir bandang. “Kami menempuh 18 jam perjalanan menuju lokasi. Kami berangkat Senin 13 Juli 2020 malam pukul 22.00 WITA sampai lokasi keesokan harinya pukul 18.00 WITA," ujarnya. (Baca juga: Banjir Bandang di Lutra Renggut 16 Nyawa, 23 Orang Masih Dicari)
Menurut dia, jalan lintas provinsi tertimbun material lumpur sehingga menutup akses menuju pos komando utama dan lokasi terdampak. Akibatnya, tim harus memutar sejauh 10 km demi bisa mengakses lokasi terdampak. "Seusai menembus wilayah yang terisolir, kami langsung mendistribusikan air mineral untuk warga di sekitar yang terdampak", sambungnya.
Setibanya di lokasi, Human Initiative juga langsung melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Setempat, BPBD dan BNPB. Selanjutnya, tim Emergency Response melakukan proses evakuasi. ”Tim juga membawa mobil 4WD dilengkapi alat evakuasi, genset, logistik air minum, makanan siap santap, dan tak lupa mendirikan dapur air untuk warga terdampak,” paparnya.
Seperti diketahui, bencana Hidrometeorologi kembali melanda wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, pada Senin, 13 Juli 2020. Sehingga menyebabkan banjir bandang yang menerjang enam kecamatan di Kabupaten Luwu Utara. Berdasarkan laporan BPBD setempat, sebanyak 156 KK atau sekitar 655 jiwa mengungsi dan 4.202 KK yakni sebanyak 15.994 jiwa menjadi korban banjir bandang tersebut. (Baca juga: Begini Analisa Awal Penyebab Banjir Bandang di Masamba)
Sedangkan kerugian material akibat peristiwa itu tercatat 4.930 unit rumah terendam, 10 unit rumah hanyut, 213 unit rumah tertimbun pasir bercampur lumpur, 1 Kantor Koramil 1403-11 terendam air dan lumpur ketinggian 1 m, jembatan antar desa terputus dan jalan lintas provinsi tertimbun lumpur setinggi 1 hingga 4 meter.
Kepala Cabang Human Initiative Sulawesi Selatan Indra Budi Legowo mengatakan, mendapat informasi kejadian tersebut, Tim Emergency Response Human Initiative Sulawesi Selatan langsung turun ke lokasi banjir bandang. “Kami menempuh 18 jam perjalanan menuju lokasi. Kami berangkat Senin 13 Juli 2020 malam pukul 22.00 WITA sampai lokasi keesokan harinya pukul 18.00 WITA," ujarnya. (Baca juga: Banjir Bandang di Lutra Renggut 16 Nyawa, 23 Orang Masih Dicari)
Menurut dia, jalan lintas provinsi tertimbun material lumpur sehingga menutup akses menuju pos komando utama dan lokasi terdampak. Akibatnya, tim harus memutar sejauh 10 km demi bisa mengakses lokasi terdampak. "Seusai menembus wilayah yang terisolir, kami langsung mendistribusikan air mineral untuk warga di sekitar yang terdampak", sambungnya.
Setibanya di lokasi, Human Initiative juga langsung melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Setempat, BPBD dan BNPB. Selanjutnya, tim Emergency Response melakukan proses evakuasi. ”Tim juga membawa mobil 4WD dilengkapi alat evakuasi, genset, logistik air minum, makanan siap santap, dan tak lupa mendirikan dapur air untuk warga terdampak,” paparnya.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda