Cameron Lanjutkan Pemerintahan

Sabtu, 09 Mei 2015 - 11:29 WIB
Cameron Lanjutkan Pemerintahan
Cameron Lanjutkan Pemerintahan
A A A
LONDON - Perdana Menteri (PM) David Cameron berharap akan memimpin Inggris seiring dengan exit poll BBC yang menyebutkan Partai Konservatif meraih 331 kursi parlemen.

Dengan modal kemenangan pemilu parlemen tersebut, dia akan membentuk pemerintahan mayoritas. Dari exit poll yang digelar BBC,Partai Konservatif meraih 331 kursi, Buruh (232), Liberal Demokrat (8), Partai Nasional Skotlandia (56), Plaid Cymru (3), UKIP (1), Partai Hijau (1), dan partai lainnya (19).

Dalam perhitungan suara populer, Konservatif meraih 37% dan Buruh meraih 31%. ”Ini adalah kemenangan paling manis bagi semua,” ujar Cameron di depan para pendukungnya. Dia mengaku terkejut dengan kemenangan yang tidak diduga tersebut. ”Alasan utama untuk merayakan kemenangan adalah kebanggaan dan kita mendapatkan kesempatan untuk mengabdi bagi negara lagi,” imbuhnya dikutip Reuters.

Cameron, 48, mengungkapkan Partai Konservatif akan membentuk pemerintahan dalam beberapa hari mendatang. Dia juga tetap mempertahankan Satu Bangsa, Satu Inggris. ”Tujuan saya tetap sederhana, memimpin untuk semua orang di Inggris,” kata Cameron dikutip BBC. ”Saya ingin membawa negara ini bersatu, Inggris yang bersatu.

Bukan hanya mengimplementasi dengan cepat (program yang dijanjikan), tetapi kita juga berjanji untuk bersama- sama dengan partai lain membangun Inggris,” ujarnya. Cameron kemarin kembali ke kantor PM di Downing Street bersama istrinya, Samantha. Dia kemarin juga beraudiensi dengan Ratu Elizabeth membahas pemberian mandat untuk membentuk pemerintahan.

Pertemuan itu dilaksanakan di Istana Buckingham. Anggota senior Partai Konservatif George Osborne mengungkapkan, Konservatif diberikan mandat untuk bekerja. ”Kita akan mengikuti ‘instruksi jelas’ publik Inggris,” katanya. Namun, Menteri Pekerja dan Pensiun Duncan Smith mengungkapkan membentuk pemerintahan dengan mayoritas tidak mutlak cukup sulit.

”Kita kini akan membentuk pemerintahan dengan sederhana. Kita tetap fokus dan tetap memegang komitmen terhadap program kita,” kata Smith. Salah satu program yang tidak boleh ditawar lagi, menurut Smith, adalah referendum Uni Eropa (UE). Kemenangan Konservatif itu menjadikan nama Cameron semakin populer.

Apalagi, dia mampu menjadi pemimpin petahana yang mampu meningkatkan perolehan suara dibandingkan pemilu sebelumnya. ”Sejak 1983, kita tidak memiliki pemerintahan petahana yang mampu menjadi mayoritas seperti pemilu kali ini,” kata petinggi Konservatif, Michael Gove. Dia mengungkapkan, pemerintahan Cameron ke depan akan mendapatkan pengakuan.

Dampak paling nyata dengan kemenangan Konservatif adalah masa depan keanggotaan Inggris di UE. Cameron kemarin juga mematikan Inggris akan menggelar referendum keanggotaan Uni Eropa (UE) pada 2017. Salah satu hal yang dituntut Cameron adalah perubahan beberapa prinsip kunci, seperti kebebasan bergerak.

”Saya ingin Inggris tetap berada di UE, tetapi jika ada negosiasi dengan Brussels,” ujarnya. Dengan digelarnya referendum, Inggris mungkin keluar UE. Jean-Claude Juncker, presiden eksekutif Komisi UE, mengucapkan selamat atas kemenangan Cameron. Komisi UE akan mengajukan proposal Inggris dengan objektif dan bersahabat.

”Mengenai prinsip kebebasan dalam traktat UE tidak dapat dinegosiasikan karena itu merupakan esensi UE,” kata Margaritis Schinas, juru bicara Juncker. Gedung Putih mengungkapkan, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengungkapkan kerja sama dengan pemerintahan Cameron akan terus berlanjut.

”Kemenangan Cameron akan memperkuat getaran demokrasi,” kata Juru Bicara Gedung Putih Josh Earnest kepada CNN. Sementara itu, Pemimpin Partai Buruh Ed Miliband kemarin mengumumkan pengunduran dirinya. Dia mengungkapkan Inggris membutuhkan Partai Buruh yang kuat.

”Partai Buruh dapat membangun kembali kekalahan sehingga kita dapat menyusun pemerintahan yang membela rakyat pekerja,” kata Miliband. Miliband mengungkapkan, dia bertanggung jawab atas hasil pemilu adalah urusan saya sendirian. Banyak analis menuding kekalahan itu disebabkan karena Miliband tidak mampu mendekati pemilih kelas pekerja. Publik melihat Miliband tidak kredibel dibandingkan Cameron. ”Saat ini waktunya orang lain memimpin Partai Buruh,” katanya.

Andika hendra m
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0670 seconds (0.1#10.140)