Parpol Berburu Tokoh Populer
A
A
A
JAKARTA - Partai politik (parpol) mulai menyiapkan strategi menghadapi pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak. Tiga bulan menjelang pendaftaran calon, yakni pada 26–28 Juli, parpol mulai gencar mencari tokoh populer yang layak diusung.
Parpol yang mulai intens menyiapkan strategi pilkada antara lain Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golkar, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Salah satu tahapan yang dilakukan parpol ini adalah menggelar survei untuk mengetahui figur yang memiliki popularitas dan elektabilitas tinggi.
”Survei internal sedang kami lakukan, baik itu untuk mengukur kekuatan partai maupun menjaring tokoh yang berpotensi diusung,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani di Jakarta kemarin. Gerindra menyadari popularitas calon yang diusung sangat menentukan keterpilihan saat pilkada digelar Desember 2015.
Untuk itu, Gerindra membuka ruang yang luas, termasuk untuk tokoh dari kalangan artis. Nama musisi Ahmad Dhani termasuk yang diwacanakan untuk diusung pada pemilihan wali kota Surabaya. ”Di lingkup internal Gerindra memang ada suara seperti itu,” ujarnya.
Namun ketokohan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini juga tetap diperhitungkan Gerindra. Muzani mengatakan, ada pula aspirasi internal untuk membangun koalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Nantinya Risma akan diduetkan dengan calon wakil wali kota yang berasal dari Gerindra.
Menurut Muzani, pilkada serentak 2015 merupakan momentum yang sangat penting karena akan menjadi ajang konsolidasi menujuPemilu2019. Jikasebuah pilkada bisa dimenangi, itu akan berpengaruh besar terhadap perolehan suara partai pada pemilu empat tahun mendatang.
Mengenai arah koalisi, Muzani menjelaskan Gerindra akan membuka peluang dengan parpol mana saja, termasuk dari luar Koalisi Merah Putih (KMP). Dengan fakta jumlah kursi ratarata Gerindra di daerah di bawah 20%, koalisi adalah hal yang mutlak dilakukan. ”Gerindra tidak pernah alergi dengan partai mana pun, tidak pernah melarang Gerindra cabang mana pun untuk menjalin hubungan dengan partai lain,” jelasnya.
Ketua DPP PAN Yandri Susanto berujar, saat ini PAN tengah bekerja sama dengan berbagai lembaga survei untuk mengetahui tingkat popularitas dan elektabilitas sejumlah figur yang dinilai potensial diusung. Tidak hanya tokoh internal PAN, melainkan juga tokoh di luar partai. ”Tapi yang kami prioritaskan adalah kader sendiri, tentu yang berpotensi untuk memimpin daerah,” kata anggota Komisi II DPR itu di Jakarta kemarin.
Menurut Yandri, figur incaran yang tingkat popularitas dan elektabilitasnya di daerah termasuk tinggi, antara lain Bupati Tanjung Jabung Timur, Jambi, Zumi Zola. Nama lain adalah musisi Pasha ”Ungu” yang populer di Palu dan Dessy Ratnasari yang popularitasnya tinggi di Sukabumi. ”Tapi apakah mereka akan diusung itu akan diputuskan nanti. Termasuk Dessy, kami belum tahu apa mau maju atau tidak di Sukabumi ,” ujar Sekretaris Fraksi PAN itu.
Yandri menjelaskan, rapat kerja nasional (rakernas) pada 6–7 Mei 2015 akan menjadi ajang konsolidasi sekaligus membahas kader internal maupun eksternal yang bisa diusung. Adapun arah koalisi, PAN yang tergabung di KMP juga lebih fleksibel, tidak akan terkungkung dengan peta koalisi di pusat.
PAN akan membebaskan DPW dan DPD untuk berkomunikasi dengan partai lain untuk menentukan pasangan terbaik. ”Kondisi daerah satu dengan yang lain pasti beda. Komitmen di KMP tidak memaksa arah koalisi di daerah,” ujarnya.
Sementara itu, meskipun masih dilanda konflik akibat dualisme kepengurusan, Partai Golkar, khususnya kubu Munas Bali pimpinan Aburizal Bakrie (ARB), juga makin mematangkan persiapan jelang pilkada. Sekjen DPP Partai Golkar versi Munas Bali, Idrus Marham, mengatakan konsolidasi di daerah terus berjalan, termasuk melakukan serangkaian survei terhadap tokoh-tokoh unggulan.
Mengenai arah koalisi, Idrus mengakui tetap terbuka peluang berkoalisi dengan parpol mana pun. Meski KMP telah membentuk koalisi di daerah dalam menghadapi pilkada, situasi menjelang pendaftaran nanti akan lebih cair sehingga tetap terbuka kemungkinan bekerja sama dengan parpol yang tergabung di Koalisi Indonesia Hebat (KIH). ”Ada realitas politik di daerah yang tidak bisa dinafikan,” ujarnya.
Ketua DPP PKS Hidayat Nur Wahid mengatakan, saat ini sudah terbentuk deskpilkada yang akan merumuskan kebijakan dan strategi menghadapi pilkada. PKS, menurut Hidayat, memberi kesempatan kepada seluruh kader yang ingin mencalonkan diri untuk bersosialisasi menjelang pendaftaran.
Setelah itu nanti akan dilakukan survei untuk mengukur siapa yang paling layak diusung. ”Di pilkada juga tidak menutup kemungkinan kami mengusung nonkader,” ujarnya.
Kiswondari/ Mula akmal
Parpol yang mulai intens menyiapkan strategi pilkada antara lain Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golkar, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Salah satu tahapan yang dilakukan parpol ini adalah menggelar survei untuk mengetahui figur yang memiliki popularitas dan elektabilitas tinggi.
”Survei internal sedang kami lakukan, baik itu untuk mengukur kekuatan partai maupun menjaring tokoh yang berpotensi diusung,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani di Jakarta kemarin. Gerindra menyadari popularitas calon yang diusung sangat menentukan keterpilihan saat pilkada digelar Desember 2015.
Untuk itu, Gerindra membuka ruang yang luas, termasuk untuk tokoh dari kalangan artis. Nama musisi Ahmad Dhani termasuk yang diwacanakan untuk diusung pada pemilihan wali kota Surabaya. ”Di lingkup internal Gerindra memang ada suara seperti itu,” ujarnya.
Namun ketokohan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini juga tetap diperhitungkan Gerindra. Muzani mengatakan, ada pula aspirasi internal untuk membangun koalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Nantinya Risma akan diduetkan dengan calon wakil wali kota yang berasal dari Gerindra.
Menurut Muzani, pilkada serentak 2015 merupakan momentum yang sangat penting karena akan menjadi ajang konsolidasi menujuPemilu2019. Jikasebuah pilkada bisa dimenangi, itu akan berpengaruh besar terhadap perolehan suara partai pada pemilu empat tahun mendatang.
Mengenai arah koalisi, Muzani menjelaskan Gerindra akan membuka peluang dengan parpol mana saja, termasuk dari luar Koalisi Merah Putih (KMP). Dengan fakta jumlah kursi ratarata Gerindra di daerah di bawah 20%, koalisi adalah hal yang mutlak dilakukan. ”Gerindra tidak pernah alergi dengan partai mana pun, tidak pernah melarang Gerindra cabang mana pun untuk menjalin hubungan dengan partai lain,” jelasnya.
Ketua DPP PAN Yandri Susanto berujar, saat ini PAN tengah bekerja sama dengan berbagai lembaga survei untuk mengetahui tingkat popularitas dan elektabilitas sejumlah figur yang dinilai potensial diusung. Tidak hanya tokoh internal PAN, melainkan juga tokoh di luar partai. ”Tapi yang kami prioritaskan adalah kader sendiri, tentu yang berpotensi untuk memimpin daerah,” kata anggota Komisi II DPR itu di Jakarta kemarin.
Menurut Yandri, figur incaran yang tingkat popularitas dan elektabilitasnya di daerah termasuk tinggi, antara lain Bupati Tanjung Jabung Timur, Jambi, Zumi Zola. Nama lain adalah musisi Pasha ”Ungu” yang populer di Palu dan Dessy Ratnasari yang popularitasnya tinggi di Sukabumi. ”Tapi apakah mereka akan diusung itu akan diputuskan nanti. Termasuk Dessy, kami belum tahu apa mau maju atau tidak di Sukabumi ,” ujar Sekretaris Fraksi PAN itu.
Yandri menjelaskan, rapat kerja nasional (rakernas) pada 6–7 Mei 2015 akan menjadi ajang konsolidasi sekaligus membahas kader internal maupun eksternal yang bisa diusung. Adapun arah koalisi, PAN yang tergabung di KMP juga lebih fleksibel, tidak akan terkungkung dengan peta koalisi di pusat.
PAN akan membebaskan DPW dan DPD untuk berkomunikasi dengan partai lain untuk menentukan pasangan terbaik. ”Kondisi daerah satu dengan yang lain pasti beda. Komitmen di KMP tidak memaksa arah koalisi di daerah,” ujarnya.
Sementara itu, meskipun masih dilanda konflik akibat dualisme kepengurusan, Partai Golkar, khususnya kubu Munas Bali pimpinan Aburizal Bakrie (ARB), juga makin mematangkan persiapan jelang pilkada. Sekjen DPP Partai Golkar versi Munas Bali, Idrus Marham, mengatakan konsolidasi di daerah terus berjalan, termasuk melakukan serangkaian survei terhadap tokoh-tokoh unggulan.
Mengenai arah koalisi, Idrus mengakui tetap terbuka peluang berkoalisi dengan parpol mana pun. Meski KMP telah membentuk koalisi di daerah dalam menghadapi pilkada, situasi menjelang pendaftaran nanti akan lebih cair sehingga tetap terbuka kemungkinan bekerja sama dengan parpol yang tergabung di Koalisi Indonesia Hebat (KIH). ”Ada realitas politik di daerah yang tidak bisa dinafikan,” ujarnya.
Ketua DPP PKS Hidayat Nur Wahid mengatakan, saat ini sudah terbentuk deskpilkada yang akan merumuskan kebijakan dan strategi menghadapi pilkada. PKS, menurut Hidayat, memberi kesempatan kepada seluruh kader yang ingin mencalonkan diri untuk bersosialisasi menjelang pendaftaran.
Setelah itu nanti akan dilakukan survei untuk mengukur siapa yang paling layak diusung. ”Di pilkada juga tidak menutup kemungkinan kami mengusung nonkader,” ujarnya.
Kiswondari/ Mula akmal
(ftr)