Mengembalikan Kepemimpinan Kaum Muda

Rabu, 29 April 2015 - 09:11 WIB
Mengembalikan Kepemimpinan...
Mengembalikan Kepemimpinan Kaum Muda
A A A
SAAT terpilih menjadi ketua umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) pada 1 Maret 2015, satu tekad dicanangkan Muhammad Rifai Darus, 38.

Melalui KNPI, dia ingin menumbuhkan kembali kepercayaan terhadap kepemimpinan pemuda yang dinilai mulai luntur. Rifai ingin KNPI tetap menjadi garda terdepan dalam proses kaderisasi dan laboratorium kepemimpinan nasional. Kepada KORAN SINDO, pria kelahiran Jayapura, Papua, 8 Juni 1976 ini memaparkan tentang potret pemuda dan arah kepemimpinannya hingga tiga tahun ke depan. Berikut petikannya.

Bagaimana Anda melihat kepemimpinan pemuda saat ini?

Kepemimpinan kita saat ini sudah mulai hilang rasa kepercayaannya. Pusat sudah kurang percaya kepada daerah, provinsi kurang percaya kepada kabupaten. Nah , kita harus timbulkan kembali rasa kepercayaan itu. Untuk menumbuhkan kembali sebuah kepercayaan, harus dimulai dari organisasi kepemudaan.

Apa yang Anda lakukan mengembalikan kepercayaan itu?

Dalam kepemimpinan di KNPI, saya mengusung tema besar yaitu Trust for Harmony. Inti dari tema ini adalah memberikan kepercayaan kepada para pemuda sebagai generasi penerus pembangunan bangsa. Dalam konteks KNPI, DPP harus percaya dengan DPD sampai tingkat kecamatan. Dengan adanya kepercayaan maka akan terbangun sebuah harmonisasi dalam sebuah gerakan program dan dalam menerjemahkan semua kegiatan-kegiatan yang bersifat nasional maupun lokal.

Jadi, pemimpin harus memberikan teladan untuk menumbuhkan kepercayaan itu. Bila kepercayaan itu terwujud, KNPI kembali kepada khitah 1973 di mana KNPI merupakan wadah berhimpun bagi semua kelompok organisasi pemuda maupun potensi pemuda lainnya yang mempunyai karakter untuk bersama-sama membangun bangsa.

Seperti apa Anda melihat potret pemuda Indonesia saat ini?

Saya percayapemuda Indonesia memiliki potensi besar. Hanya, saya mengimbau kepada seluruh pemuda yang mengenyam dunia pendidikan di perguruan tinggi untuk mengubah mindset. Misalnya banyak dari mereka masih ingin menjadi pegawai negeri sipil. Pola pikir seperti itu harus diubah menjadi kemandirian dengan jiwa entrepreneur, sebabbanyaksekali lapangan pekerjaan yang saat ini bisa diciptakan oleh pemuda.

Apa yang menjadi fokus Anda dalam memimpin KNPI?

Untuk memberdayakan potensi pemuda, saya akan fokus pada peningkatan sumber daya manusia (SDM). Selain itu, mengusung semangat gender mengingat lebih dari 50% penduduk Indonesia adalah kaum perempuan. Mereka ini tidak boleh dimarjinalkan, tetapi harus diposisikan sebagai kelompok pemuda yang sangat potensial.

Apa tantangan terberat Anda?

Saya harus membuktikan kepada seluruh organisasi kepemudaan yang berhimpun di KNPI bahwa organisasi ini mampu menjadi garda terdepan bangsa. Nah, tantangan yang paling berat adalah itu tadi, menumbuhkan kepercayaan dari pemuda dan rakyat Indonesia kepada KNPI. Kalau ini sudah bisa dilewati dalam satu fase maka langkah berikutnya akan lebih mudah.

Anda seorang politikus, bagaimana menjamin netralitas KNPI?

Saya optimistis KNPI tidak akan masuk gerakan-gerakan untuk mendukung partai politik tertentu. Itu sudah saya buktikan saat menjabat ketua KNPI Papua dan wakil ketua umum KNPI. Gerakan KNPI adalah netral aktif.

Anda putra Papua yang sukses memimpin KNPI. Seperti apa pengalaman organisasi Anda?

Saya dulu Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) Irian Jaya, kemudian ketua umum PKC PMII Irian Jaya sampai menjadi wasekjen PB PMII di Jakarta. Setelah itu, ketua KNPI Papua, kemudian menjabat waketum DPP KNPI, sebelum akhirnya terpilih sebagai ketua umum DPP KNPI untuk periode 2015-2018.

Jadi sangat berproses dan berjenjang. Selama kuliah di Fakultas Hukum, Universitas Cenderawasih, Papua, saya sudah aktif di organisasi sehingga saya pernah beberapa kali dipercaya memimpin organisasi. Nah, perjalanan inilah yang mengantar saya menjadi matang dalam berorganisasi sampai tingkat nasional.

Sucipto
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1435 seconds (0.1#10.140)