Pengiriman Suvenir KAA Dikawal VVIP
A
A
A
GARUT - Pengiriman ratusan keping batu akik liontin untuk cenderamata peserta Konferensi Asia-Afrika (KAA) 2015 mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian. Standar pengamanannya bahkan bersifat VVIP.
”Barang-barang tersebut sifatnya VVIP karena itu masuk kategori barang kenegaraan. Jangan sampai hilang satu pun,” kata Kasat Lantas Polres Garut AKP Firman Syafrul kemarin. Menurut Firman, delapan polisi dari Polres Garut, Jawa Barat, ditugaskan menjaga ratusan batu pancawarna ini selama dalam perjalanan. Pengawalan dipimpin langsung Kapolres Garut AKBP Arif Rachman.
”Bahkan Pak Dandim 0611 Garut Letkol Bungkus Hadisuseno juga ikut serta dalam pengawalan pengiriman batubatu akik tersebut,” ujarnya. Ratusan keping batu mulia itu akan dibagikan gratis sebagai kenang-kenangan bagi ibu negara peserta konferensi. Liontin tersebut berdiameter 3,5 cm dengan ketebalan 8 mm.
Masing-masing batu akik diikat oleh logam titanium berukir. Corak pancawarnanya bergambar mirip pemandangan di pantai, pegunungan dan awan, corak batang kayu, hingga lukisan abstrak. ”Liontin batu akik ini juga dilengkapi dengan sertifikat yang dikeluarkan langsung oleh ahli geologi dari Bandung, Ir Sujatmiko. Dalam sertifikat itu akan disebutkan mengenai asal usul batu liontin,” kata Ketua Paguyuban Lasminingrat Gemstone Yudi Nugraha.
Yudi menyebut proses pembuatan liontin batu akik pancawarna untuk suvenir KAA memakan waktu 10 hari yang dimulai dari proses bongkahan batu seberat 60 kg hingga selesai menjadi 120 keping. ”Tahapan pembuatannya dimulai dari pembelahan, pemotongan, pengepingan, pembentukan, dan gosok poles hingga mengkristal. Jadi, prosesnya kurang lebih 10 hari sejak masih berupa bongkahan batu hingga diikat dengan titanium,” ungkapnya.
Fani ferdiansyah
”Barang-barang tersebut sifatnya VVIP karena itu masuk kategori barang kenegaraan. Jangan sampai hilang satu pun,” kata Kasat Lantas Polres Garut AKP Firman Syafrul kemarin. Menurut Firman, delapan polisi dari Polres Garut, Jawa Barat, ditugaskan menjaga ratusan batu pancawarna ini selama dalam perjalanan. Pengawalan dipimpin langsung Kapolres Garut AKBP Arif Rachman.
”Bahkan Pak Dandim 0611 Garut Letkol Bungkus Hadisuseno juga ikut serta dalam pengawalan pengiriman batubatu akik tersebut,” ujarnya. Ratusan keping batu mulia itu akan dibagikan gratis sebagai kenang-kenangan bagi ibu negara peserta konferensi. Liontin tersebut berdiameter 3,5 cm dengan ketebalan 8 mm.
Masing-masing batu akik diikat oleh logam titanium berukir. Corak pancawarnanya bergambar mirip pemandangan di pantai, pegunungan dan awan, corak batang kayu, hingga lukisan abstrak. ”Liontin batu akik ini juga dilengkapi dengan sertifikat yang dikeluarkan langsung oleh ahli geologi dari Bandung, Ir Sujatmiko. Dalam sertifikat itu akan disebutkan mengenai asal usul batu liontin,” kata Ketua Paguyuban Lasminingrat Gemstone Yudi Nugraha.
Yudi menyebut proses pembuatan liontin batu akik pancawarna untuk suvenir KAA memakan waktu 10 hari yang dimulai dari proses bongkahan batu seberat 60 kg hingga selesai menjadi 120 keping. ”Tahapan pembuatannya dimulai dari pembelahan, pemotongan, pengepingan, pembentukan, dan gosok poles hingga mengkristal. Jadi, prosesnya kurang lebih 10 hari sejak masih berupa bongkahan batu hingga diikat dengan titanium,” ungkapnya.
Fani ferdiansyah
(bbg)