Kutukan dan Anugerah Hillary

Senin, 20 April 2015 - 09:38 WIB
Kutukan dan Anugerah Hillary
Kutukan dan Anugerah Hillary
A A A
Hillary Clinton menjadi kandidat presiden yang paling lengkap baik dari segi pengalaman maupun berbagai program yang diunggulkan pada pemilu 2016 mendatang. Namun, Hillary, 67, harus berhati-hati dengan banyaknya pengalaman yang dimilikinya. Pasalnya, pengalaman dapat menjadi kutukan atau anugerah bagi Hillary.

Pengalaman itu memang layak dijual, namun Hillary harus tetap mengutamakan citranya sebagai kandidat presiden yang menarik dan segar. Banyaknya pengalaman akan mengidentikkan Hillary sebagai kandidat usang yang tak memberikan warna baru ketika dalam kampanye nanti. Menjabat menteri luar negeri selama satu periode dalam kepemimpinan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama.

Tugas utama adalah memperbaiki citra AS yang suram dengan diplomasi yang lebih berperikemanusiaan. Dia juga pernah menjabat senator mewakili New York dengan program andalannya, yakni perlindungan terhadap perempuan. Sebelumnya, dia menjadi ibu negara mendampingi Bill Clinton selama dua periode di Gedung Putih.

Selama menjadi ibu negara, Hillary tidak hanya menjadi simbol perempuan AS, tetapi juga perempuan yang aktif dan energik dengan berbagai program kewanitaannya. Jika melihat biodata yang dimiliki Hillary, siapa pun yang melihatnya akan kagum. Dia memiliki jam terbang yang sangat tinggi dan daya jelajah yang sangat luas.

Semua isi biodatanya itu memang telah dipersiapkan Hillary dengan matang, jauh sebelum dia mencalonkan diri sebagai kandidat presiden pada 2008 yang dikalahkan Barack Obama pada pemilu pendahuluan Partai Demokrat. Selepas itu pula, Hillary memperkuat biodata pribadinya dengan mengkhususkan kemampuannya dalam hubungan luar negeri.

Dia tahu publik AS akan memiliki presiden yang memiliki kemampuan diplomasi unggul. Senator asal California Diane Feinstein mengungkapkan, Hillary merupakan kandidat presiden yang sempurna. Dia memiliki paket yang lengkap sebagai seorang calon presiden. ”Jika mau dihitung pengalaman Hillary, selama bertahun-tahun dia telah menyusunnya,” puji Diane, politikus Partai Demokrat.

Hal terpenting yang melekat pada sosok Hillary adalah pengalaman yang tidak dimiliki kandidat presiden dari Partai Republik. Selain pengalaman, Diane memaparkan Hillary juga telah mempersiapkan dirinya sebagai calon presiden sejak lama. Bukan dalam hitungan tahun, tetapi dalam hitungan dekade.

Diane mengatakan, Hillary telah mengorbankan seluruh waktu dalam kehidupannya untuk mengejar mimpinya memimpin rakyat AS. ”Walaupun sebenarnya dia tidak butuh (menjadi presiden), dia menginginkannya (agar sejarah mengenang namanya),” ujarnya kepada CNN. Alasan utama yang inginkan Partai Demokrat untuk memenangkan Hillary adalah sejarah.

Menurut Diane, Demokrat tidak membutuhkan Hillary sebagai pemimpin perempuan tertinggi militer AS pertama. Hillary sendiri juga tak membutuhkan itu. ”Saya pikir dia (Hillary) yang membawa sebab (kenapa AS membutuhkan presiden seperti dia),” kata Diane. ”Dan jika seorang perempuan berkualitas mampu menjabat sebagai pemimpin tertinggi militer dan menjalankannya dengan baik, itu akan menjadi hal besar,” tambahnya.

Selain pengalaman, Hillary memiliki popularitas yang tinggi. Hampir sebagian besar rakyat AS di berbagai penjuru negara itu, pasti mengenalnya. Hampir tidak ada kandidat calon presiden lainnya yang mampu menyaingi popularitas Hillary. Untuk mencapai popularitas Hillary saat ini, dia mewujudkannya itu secara pelan-pelan dan selalu berhati-hati.

Apalagi, sebagian besar media AS juga terlalu mengagung-agungkan Hillary selama beberapa bulan terakhir. Padahal, pemilu presiden terbilang cukup lama. Namun, suara Hillary yang terus bergaung. Ada banyak cerita yang menunjukkan bahwa Hillary memang mendominasi proses nominasi calon presiden. Apalagi dalam berbagai jajak pendapat, Hillary juga selalu mengungguli kandidat lainnya.

Banyak yang memprediksi bahwa pemilu presiden AS sudah memiliki pemenangnya sejak Hillary mengumumkan diri sebagai calon presiden. ”Saya pikir terlalu banyak orang yang mengenal satu nama, Hillary,” ujar Gubernur Virginia Terry McAuliffe dari Partai Demokrat. ”Dibandingkan dengan Madonna, hanya sebagian orang yang mengenalnya. Tapi semua orang mengenal Hillary,” imbuhnya.

Dengan popularitas itu, beban Hillary semakin berat. Bagaimanapun, dia harus tetap berkampanye lagi. Dia harusmenggalidukunganlagi. Tentunya ada kemungkinan dia akan menemui kegagalan. Dia mungkin tidak berhasil pada pemilu pendahuluan. Jika lolos pemilu pendahuluan, mungkin saja Hillary gagal pada pemilu presiden 2016.

Mungkin gagal lagi! Tidak ada yang tidak mungkin dalam perpolitikan AS. Untuk mengantisipasi kekalahan, Hillary menyiapkan senjata lainnya. Dia akan menggunakan jaringan yang sangat luas yang telah dibangunnya selama bertahun-tahun. Bukan hanya jaringan di AS semata yang sudah dirakitnya, melainkan juga jaringan internasional yang telah didekati selama menjadi menteri luar negeri.

Dia juga mendapatkan tambahan amunisi jaringan dari suaminya, Bill Clinton. Jaringan itu sangat diperlukan untuk menarik donasi menjadi anugerah besar bagi Hillary. Biaya untuk mengikuti pemilu AS tergolong mahal. Bukan jutaan dolar, melainkan miliaran dolar. Mulai iklan media massa hingga kampanye mewah. Penyewaan pesawat pribadi hingga menyewa gedung untuk berkampanye.

Tanpa jaringan yang kuat, sangat mustahil seorang kandidat presiden akan mampu memenangkan kontes politik itu. Hillary juga membentuk tim kampanye yang solid. Tim itu dipimpin John Podesta, pakar politik yang memiliki pemikiran liberal. Dipilihnya Podesta tidak lain karena dia adalah mantan kepala staf Gedung Putih pada kepemimpinan Bill Clinton.

Podesta juga pernah menjadi penasihat tertinggi pada masakampanye danpemerintahan Obama. Keahlian Podesta adalah berbicara kebenaran untuk menggapai kekuasaan. Itu diakui bukan hanya kubu Demokrat, melainkan juga Republik. Pengalaman Podesta dalam membawa Clinton dan Obama ke tampuk kekuasaan tertinggi di AS diprediksi akan terulang pada Hillary.

Bukan hanya jago dalam bidang kampanye, Podesta juga ahli dalam menyusun berbagai kebijakan yang populer dan menarik perhatian publik. Hillary dipastikan akan meniru gaya kampanye Obama, termasuk tidak menjual pengalaman selama kampanyenya nanti. Hillary akan banyak belajar dengan apa yang dilakukan Obama pada kesuksesan pemilu 2008 lalu.

Pada 2008, Obama menjadikan pengalaman Hillary sebagai senator dan ibu negara menjadi kekurangannya. Saat itu Hillary sangat mengandalkan kandidat berpengalaman akan memenangkan nominasi.

Ternyata fakta itu berbalik menyerang Hillary. Pelajaran pada 2008 itu ternyata tertanam pada benak Hillary. Kini dia sadar. Dia tidak lagi mengandalkan pengalamannya karena khawatir pengalamannya justru akan menjadi kutukan baginya.

Ketika banyak wartawan bertanya kepada Hillary tentang pengalamannya, ternyata dia membuang jauh-jauh hal itu. ”Saya menganggap seluruh hidupku adalah pengalaman,” kata Hillary dikutip CNN. Pernyataan itu ternyata pernah diungkapkan Obama saat berpidato pada 2002.

Andika hendra m
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3355 seconds (0.1#10.140)