Le Pen Mundur dari Pemilu Regional

Selasa, 14 April 2015 - 09:53 WIB
Le Pen Mundur dari Pemilu Regional
Le Pen Mundur dari Pemilu Regional
A A A
PARIS - Pendiri partai ekstrem kanan Prancis, Partai Front Nasional (FN), Jean-Marie le Pen mendadak mundur dari pemilihan regional yang akan digelar pada Desember mendatang setelah berselisih dengan putrinya, Marine le Pen.

Padahal baru empat hari lalu, politikus berusia 86 tahun itu di akun Twitter -nya berkicau bahwa dirinya tidak akan mundur dari pencalonan. Jean-Marie le Pen juga mengklaim dirinya adalah kandidat terbaik. Marine le Pen yang kini memimpin FN mengkritik ayahnya yang baru-baru ini menyatakan bahwa Nazi hanya bagian dari sejarah. Jajak pendapat baru-baru ini memprediksi Marine le Pen mungkin akan masuk putaran kedua pemilihan presiden 2017, tapi dia diprediksi tidak akan menang.

Cara dia menangani hubungan dengan ayahnya akan menjadi salah satu faktor kunci bagaimana pemilih melihat dia pada Pemilihan Presiden Prancis 2017 mendatang. Pekan lalu, dalam sebuah wawancara televisi, Le Pen menceritakan deskripsi tentang Holocaust dalam Perang Dunia II. Sebelumnya, Marine le Pen telah membujuk ayahnya yang pernah dihukum karena menghasut kebencian rasial untuk meninggalkan percaturan politik.

“Walau saya merasa menjadi kandidat terbaik untuk Front Nasional, yang pantas menggantikan saya adalah cucu saya, Marion Marechalle Pen,” ucapnya kepada surat kabar Figaro . “Jika Marion bersedia, dia akan masuk dalam daftar kandidatyanghebat. Diayangterbaik saat ini. Saya tidak mengatakan terbaik setelah saya, tapi dia memang yang terbaik,” tuturnya. Le Pen, yang merupakan presiden kehormatan partai, tidak menjelaskan apakah dia akan mencarikan tempat untuk cucunya d al am daftar kandidat untuk Provinsi Alpes- Cote d’Azur.

“Jika saya harus membuat pengorbanan bagi masadepangerakan, saya tidakakan menjadi orang yang menyebabkan kerusakan,” kata mantan penerjun payung yang mengaku akan mempertahankan kursinya di Parlemen Eropa ini. Jean-Marie le Pen memimpin FN sejak 1972 hingga 2011. Cukup lama berkecimpung di politikdanlimakalimencalonkan diri menjadi presiden Prancis membuatnya menjadi salah satu tokoh utama dalam percaturan politik Prancis.

Le Penkerapfokus pada isu-isu yang berkaitan dengan imigran, budaya tradisional, hukum dan ketertiban serta tingginya pengangguran di Prancis. Dia menganjurkan pembatasan imigran, hukuman mati, meningkatkan insentif bagi ibu rumah tangga. Dia sangat menentang pernikahan sejenis, eutanasia , dan aborsi.

Ananda nararya
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8987 seconds (0.1#10.140)