Medvedev Pererat Hubungan dengan Thailand

Rabu, 08 April 2015 - 10:47 WIB
Medvedev Pererat Hubungan...
Medvedev Pererat Hubungan dengan Thailand
A A A
BANGKOK - Perdana Menteri (PM) Rusia Dmitry Medvedev bertekad untuk mempererat hubungan dengan Thailand dengan berkunjung ke Negeri Gajah Putih kemarin.

Kunjungan ini juga sebagai upaya untuk memperluas perdagangan dan militer. Medvedev akan berada di Thailand selama dua hari dan bertemu dengan PM Thailand Jenderal Prayuth Chan-ocha. Mantan Presiden Rusia ini juga diagendakan mengunjungi Grand Palace dan Kuil Emerald Buddha di Bangkok.

Kehadiran Medvedev akan menjadi kunjungan resmi pertama PM Rusia ke Thailand dalam 25 tahun terakhir, sebelum perpecahan Uni Soviet. Kunjungan ini bertepatan dengan upaya pemerintah militer Thailand yang sedang mencari dukungan internasional setelah kudeta militer tahun lalu. Negara yang dijuluki Seribu Pagoda ini khawatir industri pariwisata Thailand akan terpuruk pascakudeta.

Sebagai catatan, pada 2014 lalu kunjungan wisatawan Rusia ke Thailand hanya mencapai hanya 1,6 juta orang atau turun 8,6% dari tahun sebelumnya. Thailand berharap bisa menarik lebih banyak turis asal Rusia ke tempat wisata mereka seperti Kuil Emerald Buddha, pantai, dan bar.

Thailand juga telah meningkatkan keterlibatan China dan Rusia dalam menanggapi hubungan dingin dengan sekutu lama Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya terkait terganggunya sistem demokrasi dan pembatasan beberapa hak asasi manusia. Thailand menuduh AS campur tangan dalam urusan politik Negeri Gajah Putih.

Seorang juru bicara Pemerintah Thailand, Yongyuth Mayalarp, mengatakan, Rusia dan Thailand akan menandatangani lima nota kesepahaman pada Rabu (8/4) untuk meningkatkan kerja sama di bidang energi, investasi, pariwisata, budaya, serta menekan peredaran narkoba. Sebagai bagian dari rencana keamanan energi jangka panjang, Pemerintah Thailand telah menyatakan minatnya untuk menggunakan teknologi nuklir Rusia.

Sementara, Rusia juga ingin memperluas perdagangan di Asia, menyusul sanksi ekonomi oleh AS dan Uni Eropa setelah aneksasi atas Krimea pada 2014 silam. Ekspansi perdagangan diperkirakan akan mendominasi pembicaraan antara Medvedev dan Prayut, mengingat Rusia dan Thailand melakukan perdagangan dua arah dengan nilai USD150 miliar pada tahun lalu.

Thailand telah mengekspor beras, mobil, makanan olahan, komponen elektronik. Terbaru, Rusia berminat untuk membeli hasil produk pertanian yakni karet. Rusia juga mengekspor senjata lebih banyak untuk Thailand agar militer mereka semakin berkembang.

Sebagai politikus yang berlatar belakang pengusaha, Medvedev paham betul dengan situasi ekonomi. Gaya kebijakan ekonomi Medvedev disebutnya liberalisme terkontrol. Baginya, negara bisa dilibatkan hanya dalam kasus yang sangat besar atau kasus yang terlalu tinggi taruhannya bagi perusahaan swasta untuk bisa berhasil.

Pria berusia 49 tahun ini merupakan PM kesepuluh Rusia yang menjabat sejak 2012 silam. Sebelumnya Medvedev menjabat sebagai presiden ketiga Rusia sejak 2008-2012 ketika usianya baru 42 tahun. Saat itu dia tercatat sebagai presiden termuda Rusia.

Ananda nararya
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6035 seconds (0.1#10.140)