Milisi Syiah Tinggalkan Tikrit
A
A
A
BAGHDAD - Sebagian besar milisi Syiah meninggalkan Kota Tikrit, Irak, setelah militer berhasil merebut kota itu dari kekuasaan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Warga kota mengeluhkan sikap milisi Syiah yang menjarah berbagai toko dan pusat pemerintahan sebelum melarikan diri. ”Sebagian milisi Syiah telah meninggalkan kota (Tikrit),” kata Ahmed al-Kraim, kepala Dewan Kota Tikrit, Provinsi Salahuddin, dikutip Reuters .
Penjarahan dan pencurian dimulai sejak Rabu (1/4) selepas Pemerintah Irak mendeklarasikan militer mengalahkan ISIS setelah pertempuran selama satu bulan lamanya. ISIS menguasai Tikrit sejak akhir Juni lalu. Para pejabat pemerintahan lokal mengungkapkan penjarahan itu dilakukan terhadap ratusan rumah dan toko.
Selain dijarah, para milisi Syiah juga membakar rumah penduduk. Aksi milisi itu mencoreng upaya perebutan Kota Tikrit, tempat kelahiran mendiang diktator Saddam Hussein. Menurut politisi Sunni, penjarahan dan pembakaran yang dilakukan milisi Syiah dapat dihentikan pada Sabtu (4/4) setelah polisi lokal dan federal menghentikan aksi itu.
Untuk meredam kemarahan warga Tikrit, Perdana Menteri (PM) Irak Haidar al-Abadi yang juga politisi Syiah bertemu para pejabat pemerintahan Salahuddin. Dia juga membenarkan milisi Syiah memang harus meninggalkan Kota Tikrit. ”Perundingan dengan Abadi sangat positif,” kata Kraim.
Dalam pertemuan itu, Abadi mengungkapkan pemerintahannya tidak akan memberikan toleransi terhadap pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam perang melawan ISIS. Abadi meminta pasukan keamanan menangkap siapa pun yang melanggar hukum. ”Itu sebagai pesan yang jelas bagi semua orang. Meski situasi sangat genting, PM tetap sebagai pemimpin tertinggi,” kata Rafid Jaboori, juru bicara PM Abadi.
Juru bicara milisi Syiah, Karim al-Noori, membenarkan 80% gerilyawan Syiah telah meninggalkan Tikrit. Aksi itu dilakukan untuk menghindari ketegangan dengan warga Tikrit. Tanpa kehadiran milisi Syiah di Tikrit, situasi kota itu relatif tenang. Kota itu dihuni warga mayoritas Sunni.
Di Damaskus, Suriah, ISIS menguasai 90% kamp pengungsi Palestina di Yarmouk. Kamp itu dihuni sekitar 18.000 warga sipil yang menderita akibat pertempuran di Suriah. Dengan menguasai Yarmouk, ISIS hanya tinggal beberapa kilometer dari wilayah kekuasaan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan perlindungan bagi warga Suriah dan Palestina yang berada di kamp tersebut. Warga sipil yang terjebak di sana menderita akibat pengepungan yang dilakukan pemerintah dan gerilyawan.
Andika hendra m
Warga kota mengeluhkan sikap milisi Syiah yang menjarah berbagai toko dan pusat pemerintahan sebelum melarikan diri. ”Sebagian milisi Syiah telah meninggalkan kota (Tikrit),” kata Ahmed al-Kraim, kepala Dewan Kota Tikrit, Provinsi Salahuddin, dikutip Reuters .
Penjarahan dan pencurian dimulai sejak Rabu (1/4) selepas Pemerintah Irak mendeklarasikan militer mengalahkan ISIS setelah pertempuran selama satu bulan lamanya. ISIS menguasai Tikrit sejak akhir Juni lalu. Para pejabat pemerintahan lokal mengungkapkan penjarahan itu dilakukan terhadap ratusan rumah dan toko.
Selain dijarah, para milisi Syiah juga membakar rumah penduduk. Aksi milisi itu mencoreng upaya perebutan Kota Tikrit, tempat kelahiran mendiang diktator Saddam Hussein. Menurut politisi Sunni, penjarahan dan pembakaran yang dilakukan milisi Syiah dapat dihentikan pada Sabtu (4/4) setelah polisi lokal dan federal menghentikan aksi itu.
Untuk meredam kemarahan warga Tikrit, Perdana Menteri (PM) Irak Haidar al-Abadi yang juga politisi Syiah bertemu para pejabat pemerintahan Salahuddin. Dia juga membenarkan milisi Syiah memang harus meninggalkan Kota Tikrit. ”Perundingan dengan Abadi sangat positif,” kata Kraim.
Dalam pertemuan itu, Abadi mengungkapkan pemerintahannya tidak akan memberikan toleransi terhadap pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam perang melawan ISIS. Abadi meminta pasukan keamanan menangkap siapa pun yang melanggar hukum. ”Itu sebagai pesan yang jelas bagi semua orang. Meski situasi sangat genting, PM tetap sebagai pemimpin tertinggi,” kata Rafid Jaboori, juru bicara PM Abadi.
Juru bicara milisi Syiah, Karim al-Noori, membenarkan 80% gerilyawan Syiah telah meninggalkan Tikrit. Aksi itu dilakukan untuk menghindari ketegangan dengan warga Tikrit. Tanpa kehadiran milisi Syiah di Tikrit, situasi kota itu relatif tenang. Kota itu dihuni warga mayoritas Sunni.
Di Damaskus, Suriah, ISIS menguasai 90% kamp pengungsi Palestina di Yarmouk. Kamp itu dihuni sekitar 18.000 warga sipil yang menderita akibat pertempuran di Suriah. Dengan menguasai Yarmouk, ISIS hanya tinggal beberapa kilometer dari wilayah kekuasaan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan perlindungan bagi warga Suriah dan Palestina yang berada di kamp tersebut. Warga sipil yang terjebak di sana menderita akibat pengepungan yang dilakukan pemerintah dan gerilyawan.
Andika hendra m
(ftr)