Pukul Brunei, Garuda Muda Fokus Korsel
A
A
A
JAKARTA - Seusai mengalahkan Brunei Darussalam di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta, kemarin, tim nasional Indonesia U- 23 langsung berkonsentrasi penuh ke Korea Selatan (Korsel).
Garuda Muda segera berbenah karena Korsel akan menjadi lawan terakhir di kualifikasi Piala Asia U-23. Tim dari Asia Timur, yang tadi malam mengalahkan Timor Leste 3-0, itu akan dihadapi Indonesia di SUGBK pada Selasa (31/3). Jika menang, Indonesia akan terbang ke Qatar. Sebaliknya, kekalahan atau hasil imbang akan sangat bergantung pada klasemen akhir di grup lainnya.
Regulasi turnamen menunjukkan produktivitas gol sangat penting. Jumlah memasukkan dan kemasukan akan bisa sangat berpengaruh terhadap tiket Piala Asia U-23. Sebab selain masingmasing juara grup (di fase kualifikasi ada 10 grup), ada lima runner-up terbaik yang akan berada di Qatar pada 12-30 Januari 2016. Saat ini Indonesia memiliki selisih gol 7-0 dan Korsel 8-0.
Melihat kualitas tim berjuluk Taegeuk Warriors itu, pertandingan ketiga Indonesia dipastikan lebih berat. Menanggapi peluang pada pertandingan penentuan, Aji Santoso tidak melihat pertemuan dengan Korsel menjadi sesuatu yang mustahil akan berakhir dengan hasil positif. Mantan pemain timnas era 1990-an itu mengaku baru akan berdiskusi tentang strategi yang akan dimainkan kontra Korsel dalam waktu dekat ini.
“Untuk laga berikutnya, saya masih akan berdiskusi dengan tim pelatih soal strategi. Besok (hari ini) baru akan kami pikirkan. Peluang lolos dari fase grup memang harus melihat hasil dari pertandingan-pertandingan di grup lainnya. Peluang lolos sebesar apa? Yang pasti kami harus kerja keras lebih dulu saat bertemu Korsel,” papar Aji seusai pertandingan.
Tentang laga kontra Brunei, Indonesia sangat pantas berterima kasih kepada gol Ahmad Noviandani dan Muchlis Hadi Ning Syaifulloh. Pasalnya, tim lawan menerapkan strategi superdefensif, “parkir bus”. Tim dari utara Pulau Kalimantan itu menumpuk hampir semua bek dan gelandang di pertahanan untuk membuat para pemain depan Indonesia kesulitan mencetak gol.
“Yang jelas, saya bersyukur karena pada pertandingan kedua kami berhasil menang dan mendapat tiga poin. Laga kedua ini cukup melelahkan karena semua tahu Brunei tidak keluar dari daerah pertahanannya. Mereka menumpuk pemain di zona pertahanan mereka,” ungkap Aji.
Uniknya, sebelum gaya sepak bola negatif dimainkan, tim berjuluk Tebuan itu sempat mengejutkan barisan pertahanan Indonesia saat laga baru berjalan empat menit. Fakta menunjukkan, sepak bola negatif yang dimainkan Brunei membuat Garuda Muda kesulitan.
Lalu, bagaimana komentar kubu Brunei? Seusai laga, nakhoda tim berkostum kuninghitam itu tetap memuji kerja keras para pemainnya. Stephen menilai timnya tampil bagus dalam meredam permainan menyerang Garuda Muda. Dengan dua kekalahan yang sudah didapat, peluang Brunei ke putaran final Piala AFC U-23 tertutup sudah.
Decky irawan jasri
Garuda Muda segera berbenah karena Korsel akan menjadi lawan terakhir di kualifikasi Piala Asia U-23. Tim dari Asia Timur, yang tadi malam mengalahkan Timor Leste 3-0, itu akan dihadapi Indonesia di SUGBK pada Selasa (31/3). Jika menang, Indonesia akan terbang ke Qatar. Sebaliknya, kekalahan atau hasil imbang akan sangat bergantung pada klasemen akhir di grup lainnya.
Regulasi turnamen menunjukkan produktivitas gol sangat penting. Jumlah memasukkan dan kemasukan akan bisa sangat berpengaruh terhadap tiket Piala Asia U-23. Sebab selain masingmasing juara grup (di fase kualifikasi ada 10 grup), ada lima runner-up terbaik yang akan berada di Qatar pada 12-30 Januari 2016. Saat ini Indonesia memiliki selisih gol 7-0 dan Korsel 8-0.
Melihat kualitas tim berjuluk Taegeuk Warriors itu, pertandingan ketiga Indonesia dipastikan lebih berat. Menanggapi peluang pada pertandingan penentuan, Aji Santoso tidak melihat pertemuan dengan Korsel menjadi sesuatu yang mustahil akan berakhir dengan hasil positif. Mantan pemain timnas era 1990-an itu mengaku baru akan berdiskusi tentang strategi yang akan dimainkan kontra Korsel dalam waktu dekat ini.
“Untuk laga berikutnya, saya masih akan berdiskusi dengan tim pelatih soal strategi. Besok (hari ini) baru akan kami pikirkan. Peluang lolos dari fase grup memang harus melihat hasil dari pertandingan-pertandingan di grup lainnya. Peluang lolos sebesar apa? Yang pasti kami harus kerja keras lebih dulu saat bertemu Korsel,” papar Aji seusai pertandingan.
Tentang laga kontra Brunei, Indonesia sangat pantas berterima kasih kepada gol Ahmad Noviandani dan Muchlis Hadi Ning Syaifulloh. Pasalnya, tim lawan menerapkan strategi superdefensif, “parkir bus”. Tim dari utara Pulau Kalimantan itu menumpuk hampir semua bek dan gelandang di pertahanan untuk membuat para pemain depan Indonesia kesulitan mencetak gol.
“Yang jelas, saya bersyukur karena pada pertandingan kedua kami berhasil menang dan mendapat tiga poin. Laga kedua ini cukup melelahkan karena semua tahu Brunei tidak keluar dari daerah pertahanannya. Mereka menumpuk pemain di zona pertahanan mereka,” ungkap Aji.
Uniknya, sebelum gaya sepak bola negatif dimainkan, tim berjuluk Tebuan itu sempat mengejutkan barisan pertahanan Indonesia saat laga baru berjalan empat menit. Fakta menunjukkan, sepak bola negatif yang dimainkan Brunei membuat Garuda Muda kesulitan.
Lalu, bagaimana komentar kubu Brunei? Seusai laga, nakhoda tim berkostum kuninghitam itu tetap memuji kerja keras para pemainnya. Stephen menilai timnya tampil bagus dalam meredam permainan menyerang Garuda Muda. Dengan dua kekalahan yang sudah didapat, peluang Brunei ke putaran final Piala AFC U-23 tertutup sudah.
Decky irawan jasri
(ftr)