HT Tegaskan Terjun Politik untuk Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Terjunnya Hary Tanoesoedibjo (HT) dalam percaturan politik Indonesia bukan semata-mata mencari keuntungan atau memperkaya diri. Menurutnya, bersama Partai Persatuan Indonesia (Perindo) dirinya hanya ingin mengabdi untuk Indonesia.
"Keterlibatan kami (Perindo) dalam Politik hanya mengabdi, kami ingin bisa berbuat banyak sehingga kedepannya bisa menguntungkan Indonesia," tegas HT, dalam acara penggalangan dana, dalam rangka persiapan sidang raya gereja se-Asia, di hotel Shangrilla, Jakarta Pusat, Sabtu (28/3/2015).
Menurutnya, sejak muda dulu, HT sendiri tidak memiliki cita-cita maupun keinginan untuk masuk dalam dunia politik. Namun, katanya, melihat kondisi Indonesia yang saat ini, membuat dirinya terpanggil untuk membenahi Indonesia.
Kondisi Indonesia, kata pria kelahiran Surabaya, 26 September, 49 tahun lalu, dinilainya cukup memprihatinkan. Selain itu, sebagai seorang pebisnis yang terjun dalam dunia ekonomi, HT melihat, dengan merujuk dari kekayaan Indonesia yang memiliki segalanya. Seharusnya kemajuan ekonomi Indonesia mampu mengungguli China, yang menjadi negara terbesar kedua dalam ekonomi dunia.
Menurut HT, untuk mendukung perkembangan Indonesia, ada empat masalah yang harus dibenahi, yakni sosial, pendidikan melingkupi kesehatan, korupsi, dan penegakan hukum.
Dijabarkannya secara rinci, masalah sosial yang dimaksud yakni, masih tingginya kesenjangan bantuan ekonomi antara kalangan bawah dan kalangan atas.
"Dua tahun terakhir, sosial kita jauh kebelakang, fokus negara ini hanya pada menengah ke atas, sehingga menengah ke bawah tidak dapat," ungkapnya.
Artinya, kata HT, untuk membuat Indonesia maju dikemudian hari, fokus negara ini harus membenahi itu, salah satunya, memberi bantuan kepada pelaku ekonomi kelas menengah ke bawah. "Bahan-bahan aja kita lakukan impor, coba aja kalo kita bantu ekonomi yang menengah ke bawah, seperti Petani dan Nelayan, mungkin impor ngga akan terjadi," bebernya.
Melanjutkan masalah sosial, HT pun kembali menyindir Indonesia yang ia nilai tak mampu memperbaiki masalah pendidikan. Menurutnya, saat ini, masyarakat Indonesia masih banyak yang masih lulusan sekolah dasar (SD). Akibatnya, kondisi itu membuat Sumber Daya Indonesia (SDM) menjadi rendah.
"Ini menjelaskan kenapa ekonomi kita melamban. Kita tidak kompetitif bila melihat persaingan global," tegasnya.
Mengenai soal korupsi dan penegakan hukum, kata CEO MNC group ini, seharusnya Indonesia dapat memberikan contoh mutlak kepada masyarakat, seperti menyamaratakan hukum.
Karenanya, menurutnya korupsi yang sudah menjamur dapat diperbaiki bila kita memiliki ketagasan dalam penanganan, sehingga kedepannya, beban masalah bangsa akan ringan dengan sendirinya.
"Kalo keempat itu bisa kita benahi, maka bukan tak mungkin Cina bisa kita kalahkan dalam waktu kedepan," ungkapnya.
Sementara itu, terkait acara penggalang dana, Ketua Panitia Sidang Raya Gereja se-Asia Raya, Sukur Nababan mengaku berterima kasih dengan sumbangan Rp500 juta yang digelontorkan HT dalam acara itu. Kedepanya, dirinya berharap konfrensi gereja ini berlangsung dengan baik, sekalipun dalam acara ini terdapat bermacam orang berpolitik.
"Kita boleh berbeda, tapi, dalam tuhan kita satu. Ada Gerinda ada Perindo, kita harus tetap satu," ujarnya.
Mengenai konfrensi gereja-gereja se asia, yang direncanakan akan dilangsung pada bulan Mei 2015. Sukur berharap radikalisme tidak akan terjadi.
"Ini bangsa yang pluralisme, kalo sampai sukses, tentu akan sangat luar biasa bagi pesan dunia luar untuk Indonesia," tutupnya.
"Keterlibatan kami (Perindo) dalam Politik hanya mengabdi, kami ingin bisa berbuat banyak sehingga kedepannya bisa menguntungkan Indonesia," tegas HT, dalam acara penggalangan dana, dalam rangka persiapan sidang raya gereja se-Asia, di hotel Shangrilla, Jakarta Pusat, Sabtu (28/3/2015).
Menurutnya, sejak muda dulu, HT sendiri tidak memiliki cita-cita maupun keinginan untuk masuk dalam dunia politik. Namun, katanya, melihat kondisi Indonesia yang saat ini, membuat dirinya terpanggil untuk membenahi Indonesia.
Kondisi Indonesia, kata pria kelahiran Surabaya, 26 September, 49 tahun lalu, dinilainya cukup memprihatinkan. Selain itu, sebagai seorang pebisnis yang terjun dalam dunia ekonomi, HT melihat, dengan merujuk dari kekayaan Indonesia yang memiliki segalanya. Seharusnya kemajuan ekonomi Indonesia mampu mengungguli China, yang menjadi negara terbesar kedua dalam ekonomi dunia.
Menurut HT, untuk mendukung perkembangan Indonesia, ada empat masalah yang harus dibenahi, yakni sosial, pendidikan melingkupi kesehatan, korupsi, dan penegakan hukum.
Dijabarkannya secara rinci, masalah sosial yang dimaksud yakni, masih tingginya kesenjangan bantuan ekonomi antara kalangan bawah dan kalangan atas.
"Dua tahun terakhir, sosial kita jauh kebelakang, fokus negara ini hanya pada menengah ke atas, sehingga menengah ke bawah tidak dapat," ungkapnya.
Artinya, kata HT, untuk membuat Indonesia maju dikemudian hari, fokus negara ini harus membenahi itu, salah satunya, memberi bantuan kepada pelaku ekonomi kelas menengah ke bawah. "Bahan-bahan aja kita lakukan impor, coba aja kalo kita bantu ekonomi yang menengah ke bawah, seperti Petani dan Nelayan, mungkin impor ngga akan terjadi," bebernya.
Melanjutkan masalah sosial, HT pun kembali menyindir Indonesia yang ia nilai tak mampu memperbaiki masalah pendidikan. Menurutnya, saat ini, masyarakat Indonesia masih banyak yang masih lulusan sekolah dasar (SD). Akibatnya, kondisi itu membuat Sumber Daya Indonesia (SDM) menjadi rendah.
"Ini menjelaskan kenapa ekonomi kita melamban. Kita tidak kompetitif bila melihat persaingan global," tegasnya.
Mengenai soal korupsi dan penegakan hukum, kata CEO MNC group ini, seharusnya Indonesia dapat memberikan contoh mutlak kepada masyarakat, seperti menyamaratakan hukum.
Karenanya, menurutnya korupsi yang sudah menjamur dapat diperbaiki bila kita memiliki ketagasan dalam penanganan, sehingga kedepannya, beban masalah bangsa akan ringan dengan sendirinya.
"Kalo keempat itu bisa kita benahi, maka bukan tak mungkin Cina bisa kita kalahkan dalam waktu kedepan," ungkapnya.
Sementara itu, terkait acara penggalang dana, Ketua Panitia Sidang Raya Gereja se-Asia Raya, Sukur Nababan mengaku berterima kasih dengan sumbangan Rp500 juta yang digelontorkan HT dalam acara itu. Kedepanya, dirinya berharap konfrensi gereja ini berlangsung dengan baik, sekalipun dalam acara ini terdapat bermacam orang berpolitik.
"Kita boleh berbeda, tapi, dalam tuhan kita satu. Ada Gerinda ada Perindo, kita harus tetap satu," ujarnya.
Mengenai konfrensi gereja-gereja se asia, yang direncanakan akan dilangsung pada bulan Mei 2015. Sukur berharap radikalisme tidak akan terjadi.
"Ini bangsa yang pluralisme, kalo sampai sukses, tentu akan sangat luar biasa bagi pesan dunia luar untuk Indonesia," tutupnya.
(ysw)