Memotret Perayaan Keagamaan

Minggu, 22 Maret 2015 - 10:10 WIB
Memotret Perayaan Keagamaan
Memotret Perayaan Keagamaan
A A A
Banyak peristiwa yang bisa diabadikan menjadi foto menarik, salah satunya tradisi kultural dan perayaan keagamaan.Pakaian khas dengan ornamen dan pernik- pernik tradisional yang menghiasi perayaan keagamaan tak pelak mengundang banyak peminat fotografi hadir untuk mengabadikan peristiwa tersebut.

Misalnya jemaat saat memanjatkan doa dalam barisan yang teratur juga menjadi daya tarik indah dalam foto. Namun untuk mengabadikan perayaan keagamaan ini, tentu ada beberapa batasan yang harus diperhatikan agar kita tidak mengganggu para jemaat yang tengah melaksanakan ibadah.

Pertama, pahami jalannya perayaan. Memahami jalannya upacara keagamaan akan membuat kita tahu tempat mana yang patut kita jadikan lokasi memotret dan tempat mana yang harus kita hindari.

Contoh bisa dilihat pada upacara Tawur Agung Kesanga umat Hindu menyambut Nyepi yang diadakan Jumat lalu (20/3) di Kompleks Candi Prambanan, Yogyakarta, karya fotografer KORAN SINDO Novan Jemmi Andrea.

Perhatikan posisi pengambilan foto tersebut, yaitu dari sisi samping, dan bukan dari depan umat yang tengah melaksanakan prosesi perayaan. Penempatan posisi ini memberikan banyak faktor positif dalam komposisi foto. Latar belakang candi yang terlihat jelas serta panjangnya iring-iringan jemaat terlihat jelas dalam komposisi.

Selain keuntungan estetika komposisi, penempatan posisi memotret dari sisi samping juga baik dari sisi etika karena tidak mengganggu kekhusukan para jemaat saat melaksanakan prosesi tersebut. Posisi ini sepatutnya juga kita terapkan saat memotret prosesi keagamaan lainnya.

Kemudian dari pemahaman ini kita juga mengetahui peralatan yang harus kita bawa untuk menjangkau objek utama dalam foto. Kedua, menjaga jarak dengan jemaat. Para jemaat mendatangi lokasi perayaan atau melaksanakan ritual upacara dalam rangka ibadah sehingga sudah sepatutnya kita menghormati mereka.

Hindari memotret terlalu dekat dengan objek, terutama jemaat yang tengah khusuk memanjatkan doa. Bunyi rana saat memotret dan pergerakan kita mencari sudut pemotretan terbaik dipastikan akan mengganggu mereka. Foto yang baik tak harus selalu diabadikan dengan jarak yang dekat dengan objek.

Lihatlah sekeliling, padukan objek utama dengan objek-objek pendukung agar tercipta komposisi foto harmonis. Penggunaan lensa tele sangatlah membantu jika ingin mendapatkan nuansa khidmat tanpa mengganggu jalannya upacara. Ketiga, cari momen lain di luar prosesi.

Banyak momen di luar prosesi yang mempunyai nilai tinggi sebagai objek foto. Contohnya umat Islam dengan pakaian ibadah menaiki sampan menuju lokasi pelaksanaan salat Id di Pelabuhan Sunda Kelapa.

Momen saat jemaat membubarkan diri seusai salat juga bisa dijadikan alternatif objek yang menarik. Nilai human interes dari kedua momen tersebut sangatlah kuat dan tak kalah dari foto salat Id itu sendiri.

Arie yudhistira
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4202 seconds (0.1#10.140)