Nuansa Antik Memberi Sentuhan Rumahan

Minggu, 22 Maret 2015 - 10:01 WIB
Nuansa Antik Memberi Sentuhan Rumahan
Nuansa Antik Memberi Sentuhan Rumahan
A A A
Desain interior bangunan Rumah Makan Sunda Pare Anyar cukup unik. Di berbagai sudut tampak barang barang antik dan bernuansa antik, mulai perabotan seperti lemari, meja, kursi, pintu dari kayu jati hingga pajangan dan pernak-pernik lain bahkan pesawat radio dan keramik.

Keberadaan barangbarang ini mendukung suasana di dalam rumah makan menjadi lebih terasa bak berada di kampung. “Saya ingin tamu-tamu yang ke sini merasa sedang makan di rumah mertua di kampung. Penuh kehangatan, kesederhanaan,” tutur Linda.

Barang-barang antik itu merupakan koleksi pribadi Linda. Dia memang hobi mengoleksi barang antik, baik pemberian orang tua, mertua, hingga hasil “berburu” ke sejumlah tempat. Menurut Linda, hobinya mengoleksi barang-barang antik seolah tidak terbendung lagi. Sudah tak terhitung berapa banyak koleksi barang antik miliknya.

“Dulu suami saya ngomel melihat hobi saya ini, tetapi lama kelamaan suami juga ikut senang dan menikmati,” katanya. Istri dari Ahmad Syarifudin ini mengakui, tidak mudah menjadi pengusaha. Ada beberapa poin yang dibutuhkan yaitu keseriusan, tekun, disiplin, dan jujur. “Semua itu harus dijalankan bersamaan. Jika hilang satu, tidak akan bisa,” tegasnya.

Anak pertama dari lima bersaudara ini mengungkapkan, seorang pengusaha kuliner harus memiliki produk yang khas dan berbeda dari produk sejenis lainnya. Yang tak kalah penting adalah terus melakukan inovasi supaya tak kehilangan pelanggan setia dan terus meningkatkan jumlah konsumen. “Ini bisnis kreatif. Ciri khasnya adalah masakan Sunda. Lebih khas lagi, masakan Sunda asli Cianjur. Tapi, jangan biasa-biasa saja menyajikan dan menampilkannya,” kata Linda.

Pilihan menu yang disajikan antara lain berdasarkan pengalaman semasa Linda kanak-kanak. “Makanan yang saya ingat langsung saya masak. Banyak ide muncul dari kisah saat kanak-kanak. Misalnya, saya ingat ketika makan cilok (aci dicolok/ditusuk). Kemudian saya berusaha membuatnya sendiri,” ungkapnya.

Linda dan suami juga pecinta kuliner. Hingga kini mereka masih terus melakukan “penjelajahan” kuliner berjenis jajanan pasar maupun masakan berat, etnis maupun modern. Selain senang makan, jelajah kuliner memberi referensi baginya untuk mengembangkan menu dan bisnis.

Ibu dua anak ini pun akan terus konsisten menjalankan usaha di bidang kuliner. “Saya belum tertarik menyentuh bisnis lain, saya mau mengembangkan bisnis kuliner ini dahulu. Apalagi, saya juga masih bantu usaha suami,” katanya.

Selain mengurus rumah tangga, saat ini Linda juga aktif di Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) dan Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia (APJI). “Kadang saya berada di Puncak untuk mengontrol bisnis atau pada waktu tertentu saya ke Jakarta jika ada kegiatan organisasi.

Selebihnya saya mengurus anak. Jika anak meminta saya pulang(keCianjur), ya saya pulang,” katanya. Kini, Pare Anyar sudah memiliki 40 karyawan. Rumah makan ini beroperasi 12 jam sehari, mulai pukul 10.00 WIB.

Dina angelina
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6102 seconds (0.1#10.140)