Ruki Klaim Plt dan Pemimpin KPK Kini Lebih Padu
A
A
A
JAKARTA - Pelaksana tugas (Plt) Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Taufiequrrahman Ruki mengakui ketika dirinya bersama dua orang plt lainnya masuk ke KPK diisi dengan banyak persoalan.
Namun begitu, dia memastikan bahwa masalah itu kini berangsur-angsur bisa diatasi. Mereka pun dengan pemimpin KPK lainnya memiliki langkah-langkah kecil tetapi strategis untuk pembangunan KPK ke depan.
Pertama, pemimpin lembaga antikorupsi itu saat ini tidak ada lagi yang mengatasi satu bidang tertentu, akan tetapi semuanya dikerjakan bersama.
"Tidak ada lagi yang membidangi, kalau ada masalah yang dilaporkan kepada kepala pelaksana, maka satgas atau fungsional senior bersama dengan Direktur dan Deputi-nya menghadap kepada pimpinan berlima," kata Ruki di Kantor KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (18/3/2015).
Tujuannya ialah untuk mendengarkan, menganalisa hingga memberi petunjuk kepada pelaksana teknis tersebut. Hal ini pun, kata Ruki, membuat pemimpin KPK lebih padu. Selain itu membuat deputi dan direktur KPK lebih maksimal.
"Itu kecil memang, tetapi strategis dan pimpinan menjadi lebih padu," terangnya.
Selain itu, mereka juga kerap menggelar perkara antara penyidik dengan pemimpin KPK. Tujuannya ialah agar mereka lebih kuat ketika menghadapi persidangan atas satu kasus tersebut.
"Teman-teman di penyidikan mulai mikir keras ketika menggelar perkara oleh Indriyanto (Indriyanto Seno Adji, plt pemimpin KPK) di-challenge pengacara praktik dan pakar hukum, enggak bisa jawab (bisa) klepek-klepek. Artinya kalau kasus berhadapan dengan hakim dan pengacara firm, kalau di challange pimpinan itu untuk memperkuat."
"Teman-teman di penindakan saya saksikan beberapa malam ini naik ke lantai 8,7,5 full concentration untuk selesaikan masalah, artinya situasi kejiwaan mereka sudah mulai pulih dan fokus ke pekerjaan," pungkasnya.
Namun begitu, dia memastikan bahwa masalah itu kini berangsur-angsur bisa diatasi. Mereka pun dengan pemimpin KPK lainnya memiliki langkah-langkah kecil tetapi strategis untuk pembangunan KPK ke depan.
Pertama, pemimpin lembaga antikorupsi itu saat ini tidak ada lagi yang mengatasi satu bidang tertentu, akan tetapi semuanya dikerjakan bersama.
"Tidak ada lagi yang membidangi, kalau ada masalah yang dilaporkan kepada kepala pelaksana, maka satgas atau fungsional senior bersama dengan Direktur dan Deputi-nya menghadap kepada pimpinan berlima," kata Ruki di Kantor KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (18/3/2015).
Tujuannya ialah untuk mendengarkan, menganalisa hingga memberi petunjuk kepada pelaksana teknis tersebut. Hal ini pun, kata Ruki, membuat pemimpin KPK lebih padu. Selain itu membuat deputi dan direktur KPK lebih maksimal.
"Itu kecil memang, tetapi strategis dan pimpinan menjadi lebih padu," terangnya.
Selain itu, mereka juga kerap menggelar perkara antara penyidik dengan pemimpin KPK. Tujuannya ialah agar mereka lebih kuat ketika menghadapi persidangan atas satu kasus tersebut.
"Teman-teman di penyidikan mulai mikir keras ketika menggelar perkara oleh Indriyanto (Indriyanto Seno Adji, plt pemimpin KPK) di-challenge pengacara praktik dan pakar hukum, enggak bisa jawab (bisa) klepek-klepek. Artinya kalau kasus berhadapan dengan hakim dan pengacara firm, kalau di challange pimpinan itu untuk memperkuat."
"Teman-teman di penindakan saya saksikan beberapa malam ini naik ke lantai 8,7,5 full concentration untuk selesaikan masalah, artinya situasi kejiwaan mereka sudah mulai pulih dan fokus ke pekerjaan," pungkasnya.
(kri)