Pangeran Harry Lepas Lencana Tentara Inggris
A
A
A
Kabar mengejutkan datang dari Tentara Inggris Raya. Serdadu berpangkat tinggi Pangeran Harry memutuskan untuk melepas lencana tentara Blues and Royals setelah satu dekade mengabdi kemarin.
Harry merupakan salah satu letnan kedua Inggris yang berjasa menjaga stabilitas perdamaian di Timur Tengah, terutama Afghanistan. Harry mengaku sulit memantapkan keputusan ini karena meniti karier di dunia militer sudah menjadi impiannya sejak kecil. Apalagi, pengalaman yang dia ukir bersama rekan-rekan serdadu yang lain sulit dilupakan.
Namun, pria berusia 30 tahun itu akan konsisten dan komitmen menyambut tantangan baru. Sebagian besar anggota kerajaan juga hampir tidak percaya dengan keputusan yang diambil Harry, mengingat dedikasinya sangat tinggi. Dia memendam impian menjadi tentara elite Inggris sejak kecil dan bekerja keras untuk mencapainya.
Terlebih lagi, Harry salah satu alumni terbaik akademi militer elite Sandhurst. “Saya mempertimbangkan pilihan yang lain untuk masa depan saya, dan saya sudah tidak sabar dengan kemungkinan yang akan saya hadapi,” ujar Harry dalam siaran pers yang dirilis Kerajaan Kensington, dikutip AFP . “Setelah satu dekade mengabdi, berpindah dari dunia militer ke bidang yang lain sangatlah sulit,” sambungnya.
Pernyataan Harry bukan tanpa alasan. Dunia militer telah menempanya menjadi pria yang lebih mandiri, dewasa, dan gagah. Dia juga pernah bertugas di Helmand, Afghanistan, selama 77 hari pada 2007-2008, sebelum akhirnya ditarik ke Inggris. Pada 2012 dia kembali bertugas ke Afghanistan selama 20 pekan bersama Army Air Corps.
“Pengalaman yang saya miliki selama 10 tahun terakhir akan tetap terkenang di dalam sisa hidup saya. Atas pengalaman itu, saya selalu bersyukur dan bangga. Tak dapat dipungkiri, hal yang paling baik dalam hidup saya akan berakhir mengingat saya sudah berada di persimpangan karier militer saya,” pungkas Harry.
Meski lepas dari tugas militer, Harry tetap sibuk dengan kegiatan yang berbau militer. Pada April dan Mei mendatang, dia akan menjalani masa pengabdian sementara kepada Pasukan Pertahanan Australia (ADF). Setelah itu dia akan berkunjung ke Selandia Baru, dan membantu program pemulihan Kementerian Pertahanan Inggris.
Selain itu, Harry juga dituntut tetap melanjutkan kewajibannya sebagai pewaris kerajaan yang diturunkan neneknya, Ratu Elizabeth II. Dunia baru Harry pasti berbeda meski sama-sama ada “di atas”. Sebelumnya dia menjadi kapten Komisi Household Cavalry.
Tugasnya tak lain menyusun agenda komemoratif tentara. Kepala tentara profesional Inggris Jenderal Nicholas Carter menghormati keputusan Harry. Dia juga memberikan apresiasi positif terhadap kinerja dan capaian Harry selama mengabdi kepada negara di bidang militer. Kemampuan, kepemimpinan, dan profesionalismenya di Afghanistan diakui Carter akan sulit digantikan.
“Dia telah berada di garis depan ketika masih menjadi bagian dari barisan militer. Meski memiliki pangkat, dia bersikeras ingin diperlakukan sama seperti rekan-rekannya yang lain,” ucap Carter. “Dia juga telah membantu membangkitkan rekanrekannya melalui aksi, bukan omongan. Karena itu, mereka mengagumi Harry,” tambahnya.
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Selandia Baru John Key mengatakan senang dengan rencana kunjungan Harry. “Itu akan menjadi kunjungan pertama Pangeran Harry ke Selandia Baru. Kami sangat tertarik untuk menunjukkan sebanyak mungkin apa yang kami miliki di Selandia baru kepadanya,” pungkasnya.
Muh shamil
Harry merupakan salah satu letnan kedua Inggris yang berjasa menjaga stabilitas perdamaian di Timur Tengah, terutama Afghanistan. Harry mengaku sulit memantapkan keputusan ini karena meniti karier di dunia militer sudah menjadi impiannya sejak kecil. Apalagi, pengalaman yang dia ukir bersama rekan-rekan serdadu yang lain sulit dilupakan.
Namun, pria berusia 30 tahun itu akan konsisten dan komitmen menyambut tantangan baru. Sebagian besar anggota kerajaan juga hampir tidak percaya dengan keputusan yang diambil Harry, mengingat dedikasinya sangat tinggi. Dia memendam impian menjadi tentara elite Inggris sejak kecil dan bekerja keras untuk mencapainya.
Terlebih lagi, Harry salah satu alumni terbaik akademi militer elite Sandhurst. “Saya mempertimbangkan pilihan yang lain untuk masa depan saya, dan saya sudah tidak sabar dengan kemungkinan yang akan saya hadapi,” ujar Harry dalam siaran pers yang dirilis Kerajaan Kensington, dikutip AFP . “Setelah satu dekade mengabdi, berpindah dari dunia militer ke bidang yang lain sangatlah sulit,” sambungnya.
Pernyataan Harry bukan tanpa alasan. Dunia militer telah menempanya menjadi pria yang lebih mandiri, dewasa, dan gagah. Dia juga pernah bertugas di Helmand, Afghanistan, selama 77 hari pada 2007-2008, sebelum akhirnya ditarik ke Inggris. Pada 2012 dia kembali bertugas ke Afghanistan selama 20 pekan bersama Army Air Corps.
“Pengalaman yang saya miliki selama 10 tahun terakhir akan tetap terkenang di dalam sisa hidup saya. Atas pengalaman itu, saya selalu bersyukur dan bangga. Tak dapat dipungkiri, hal yang paling baik dalam hidup saya akan berakhir mengingat saya sudah berada di persimpangan karier militer saya,” pungkas Harry.
Meski lepas dari tugas militer, Harry tetap sibuk dengan kegiatan yang berbau militer. Pada April dan Mei mendatang, dia akan menjalani masa pengabdian sementara kepada Pasukan Pertahanan Australia (ADF). Setelah itu dia akan berkunjung ke Selandia Baru, dan membantu program pemulihan Kementerian Pertahanan Inggris.
Selain itu, Harry juga dituntut tetap melanjutkan kewajibannya sebagai pewaris kerajaan yang diturunkan neneknya, Ratu Elizabeth II. Dunia baru Harry pasti berbeda meski sama-sama ada “di atas”. Sebelumnya dia menjadi kapten Komisi Household Cavalry.
Tugasnya tak lain menyusun agenda komemoratif tentara. Kepala tentara profesional Inggris Jenderal Nicholas Carter menghormati keputusan Harry. Dia juga memberikan apresiasi positif terhadap kinerja dan capaian Harry selama mengabdi kepada negara di bidang militer. Kemampuan, kepemimpinan, dan profesionalismenya di Afghanistan diakui Carter akan sulit digantikan.
“Dia telah berada di garis depan ketika masih menjadi bagian dari barisan militer. Meski memiliki pangkat, dia bersikeras ingin diperlakukan sama seperti rekan-rekannya yang lain,” ucap Carter. “Dia juga telah membantu membangkitkan rekanrekannya melalui aksi, bukan omongan. Karena itu, mereka mengagumi Harry,” tambahnya.
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Selandia Baru John Key mengatakan senang dengan rencana kunjungan Harry. “Itu akan menjadi kunjungan pertama Pangeran Harry ke Selandia Baru. Kami sangat tertarik untuk menunjukkan sebanyak mungkin apa yang kami miliki di Selandia baru kepadanya,” pungkasnya.
Muh shamil
(ftr)