Rumah Persembahan Cinta sang Istri

Minggu, 15 Maret 2015 - 10:54 WIB
Rumah Persembahan Cinta sang Istri
Rumah Persembahan Cinta sang Istri
A A A
Hunian minimalis Rizal Ramli sungguh terasa asri. Rumah putih itu dikelilingi berbagai macam tumbuhan hijau, salah satunya pohon mangga madu yang menghiasi bagian depan rumah.

Dengan kehangatannya, Rizal menyambut kedatangan KORAN SINDO di Senin pagi yang cerah.

Doktor ekonomi lulusan Boston University ini menceritakan bagaimana awal rumahnya berdiri, yakni atas dasar cinta yang dipersembahkan sang istri, Hera Ramli, sebelum pergi untuk selamanya.

Hunian yang memiliki luas tanah kurang lebih 1.000 m2 ini didesain oleh almarhumah Hera, seorang arsitek yang turut memperkenalkan konsep hunian bergaya minimalis sekitar tahun 2000 dan sudah memiliki berbagai macam karya desain arsitektur, salah satunya kawasan Mega Kuningan. Rizal mengatakan, awalnya rumah ini berdiri berdasarkan ide Hera.

Beberapa tahun sebelum kepergiannya, Hera memang memiliki keinginan membangun sebuah rumah yang khusus dipersembahkan untuk Rizal. “Hera bersikeras ingin membuatkan rumah yang sesuai dengan karakter saya. Sebab, Hera merasa selama ini sudah banyak membuat desain rumah untuk orang lain. Tetapi, tidak untuk keluarganya sendiri,” ungkap Rizal. Sekitar tahun 2004 Rizal mulai menempati rumah yang berada di kawasan Jakarta Selatan ini.

Rizal mengaku, rumah ini akhirnya benarbenar terealisasi sesuai dengan karakter dirinya. Walaupun, setelah dua tahun menetap bersama di rumah itu, Hera meninggal dunia karena penyakit kanker. “Saya merasa, rumah ini sudah memiliki roh Hera. Saya pun senang, dia bisa mewujudkan keinginannya dan rumah ini tercipta sesuai dengan kepribadian saya,” kata Rizal, yang kini aktif sebagai penasihat ekonomi PBB.

Salah satu hal yang membuat Rizal nyaman dan senang dengan rumah ini adalah adanya sirkulasi udara yang baik di setiap ruangan. Selain itu, salah satu ciri khas rumah yang Hera bangun juga terdapat pada rumah Rizal. “Rumah ini lebih tinggi dari rata-rata rumah normal lain. Itu memberikan kesan agar rumah lebih luas. Belum lagi, selalu mementingkan sirkulasi udara dan sirkulasi cahaya,” ujarnya.

Rumah Rizal memang penuh dengan jendela dan kaca besar, sehingga langsung mendapatkan sinar dari luar. Tidak perlu penerangan dari banyak lampu. Setiap sisi rumah juga selalu terhubung dengan ruang luar agar memberi kesan lebar. Itu terlihat dari ruang kerja Rizal yang langsung menghadap taman depan rumah, kemudian kamar tidur utama yang langsung terhubung dengan halaman belakang rumah.

Begitu pula dengan ruangan lain seperti kamar tidur di lantai 2, setiap sudut kamar dihubungkan dengan ruang luar agar mendapatkan udara yang segar. Interior serta perabotan rumah seperti meja dan lemari, hampir semua dibuat sendiri. “Hera sangat tahu kalau saya suka dengan buku, jadi banyak meja dan rak buku yang dibuat sendiri. Semua multifungsi. Di bawah tempat duduk atau sofa ruang tamu dimanfaatkan sebagai tempat menaruh paper,” tuturnya.

Rumah minimalis ini dulu terdiri atas beberapa rumah tua, kemudian Rizal beli dan akhirnya di renovasi dari awal lagi. Detail rumah juga diperlihatkan Hera dari tekstur dinding dan lantai yang digunakan, sampai pintu pun didesain sendiri. “Hera lebih peduli pada detail yang terdapat di dalam rumah. Dia mempunyai prinsip dalam membangun rumah, bahwa indoor dan outdoor tidak dapat dipisahkan, semua saling melengkapi,” ungkap Rizal.

Rizal menambahkan, setiap arsitek pasti memiliki ciri khas masing-masing dalam menghasilkan karya dan rumah ini sangat menggambarkan bagaimana ciri khas bangunan karya Hera. Hobi Rizal adalah membaca, sehingga tidak heran hampir di seluruh ruangan terdapat rak buku. Bahkan, sudah tidak terhitung berapa jumlah koleksi buku mantan Menteri Keuangan Republik Indonesia tahun 2001 ini.

Selain buku, Rizal dan Hera suka dengan karya seni seperti lukisan. Banyak lukisan bertema nasionalisme terpampang di dinding rumah Rizal. Lukisannya pun beragam, ada yang bertemakan tokoh bahkan lukisan tentang tarian Bali. Bukan hanya itu, terdapat pula foto-foto kebersamaan keluarga yang terpasang rapi di dinding rumah. Ruang favorit Rizal adalah ruang kerja dan kamar tidur. Sebab, di sanalah ia dapat menghabiskan waktu dan hobi sekaligus.

Ruang kerja sengaja dibuat bersebelahan dengan kamar tidur Rizal. Selain kamar tidur utama dan ruang kerja, di lantai bawah rumah juga terdapat ruang makan, ruang kerja asisten, dan dapur. Ruangan itu semakin cantik karena terdapat piano yang biasanya digunakan Hera dan anak perempuannya. Tidak ketinggalan, terdapat kolam renang yang mempercantik halaman belakang rumah Rizal.

Sedangkan di lantai atas hanya diisi oleh ruang kumpul keluarga dan beberapa kamar tidur anak-anak. Lagi-lagi, tidak terhitung berapa jumlah lukisan dan buku yang terdapat di lantai ini. Unsur kayu dan kaca cukup dominan digunakan di rumah ini. Rumah minimalis ini memiliki konsep terbuka dengan alam, yang bagi Rizal itu menandakan bagaimana jiwa sang pemilik rumah, yaitu bebas.

“Berarti jiwanya tidak merasa takut pada apa pun dan terbuka,” tandasanya. Makna rumah bagi Rizal adalah, harus bisa menjadi tempat agar diri merasa relaks dan nyaman. Rumah juga menjadi tempat untuk mengenang memori yang terjadi di sana. “Rumah bisa mengingatkan kita pada kejadian yang mungkin kita rindukan,” tutupnya.

Dina angelina
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6924 seconds (0.1#10.140)